16 gol tercipta dari sundulan kepala
A
A
A
Sindonews.com – Fenomena unik terjadi di Piala Eropa 2012. Dari 46 gol yang sudah dicetak di 16 pertandingan, sebanyak 14 di antaranya tercipta menggunakan kepala (30,4%).
Angka ini sangat tinggi dibanding turnamen sebelumnya. Sebagai perbandingan, rekor gol kepala di Piala Eropa adalah 17 gol. Itu dicatat pada Piala Eropa di Portugal 2004 (22%). Dengan hanya tertinggal tiga angka, maka hampir pasti jumlah gol tandukan di Piala Eropa akan pecah pada turnamen di Polandia-Ukraina. Sebab, masih ada 15 laga tersisa, termasuk dua partai Grup A yang berlangsung kemarin.
Tanda-tanda banyaknya gol kepala pada Piala Eropa kali ini sudah tampak pada laga pembuka kompetisi antara Polandia melawan Yunani di National Stadium,Warsawa, Jumat (8/6). Gol perdana oleh Robert Lewandowski diciptakannya melalui tandukan. Setelah itu, giliran Mario Gomez yang menentukan kemenangan Jerman atas Portugal di Grup B. Gol kepala terakhir ditorehkan bek Swedia Olof Mellberg yang sempat membawa timnya memimpin 2-1 melawan Inggris, Jumat (15/6).
Merambahnya gol tandukan ini juga terlihat pada kemampuan seorang pemain merobek gawang lawan lebih dari sekali menggunakan metode tersebut. Punggawa Kroasia Mario Mandzukic melakukannya di duel versus Republik Irlandia, Minggu (10/6). Capaiannya kemudian diteruskan striker Ukraina Andriy Shevchenko pada partai kontra Swedia, Senin (11/6).Teranyar bomber Denmark Nicklas Bendtner membukukannya pada pertarungan melawan Portugal, Rabu (13/6).
Beberapa ahli coba menganalisis mengapa jumlah gol kepala pada kompetisi tahun ini. Pertama adalah Tango 12. Bola resmi turnamen ini tidak melenting seperti Jabulani (Piala Dunia 2010). Pemain jadi mudah mengirimkan umpan lambung pada rekanrekannya. Karena itu, pemain bisa menanduknya untuk menaklukkan kiper musuh. Alasan kedua adalah kehadiran ofisial di belakang gawang. Keberadaan pembantu wasit ini membuat pemain tim yang sedang bertahan ”menahan diri” ketika berusaha meredam serangan musuh.
Mereka tidak lagi menarik kaus atau memblok lawannya. Akibatnya, pemain yang sedang menyerang makin leluasa mencetak gol, termasuk melalui kepala. Alasan terakhir adalah pola lini belakang. Peserta Piala Eropa 2012 cenderung menumpuk pemainnya di tengah lapangan. Alhasil, lawan memilih rute alternatif untuk menyerang mereka, yakni lewat sisi lapangan. Dari situ, mereka kemudian mengirimkan umpan silang, yang otomatis memperbesar peluang terciptanya gol tandukan.
“Fenomena ini cukup mengejutkan. Pada era sekarang, tim sepak bola semestinya meniru permainan Barcelona yang mengedepankan umpan pendek dan cepat. Namun, justru striker jangkung yang berjaya di Piala Eropa,” tulis editorial Independent.
Angka ini sangat tinggi dibanding turnamen sebelumnya. Sebagai perbandingan, rekor gol kepala di Piala Eropa adalah 17 gol. Itu dicatat pada Piala Eropa di Portugal 2004 (22%). Dengan hanya tertinggal tiga angka, maka hampir pasti jumlah gol tandukan di Piala Eropa akan pecah pada turnamen di Polandia-Ukraina. Sebab, masih ada 15 laga tersisa, termasuk dua partai Grup A yang berlangsung kemarin.
Tanda-tanda banyaknya gol kepala pada Piala Eropa kali ini sudah tampak pada laga pembuka kompetisi antara Polandia melawan Yunani di National Stadium,Warsawa, Jumat (8/6). Gol perdana oleh Robert Lewandowski diciptakannya melalui tandukan. Setelah itu, giliran Mario Gomez yang menentukan kemenangan Jerman atas Portugal di Grup B. Gol kepala terakhir ditorehkan bek Swedia Olof Mellberg yang sempat membawa timnya memimpin 2-1 melawan Inggris, Jumat (15/6).
Merambahnya gol tandukan ini juga terlihat pada kemampuan seorang pemain merobek gawang lawan lebih dari sekali menggunakan metode tersebut. Punggawa Kroasia Mario Mandzukic melakukannya di duel versus Republik Irlandia, Minggu (10/6). Capaiannya kemudian diteruskan striker Ukraina Andriy Shevchenko pada partai kontra Swedia, Senin (11/6).Teranyar bomber Denmark Nicklas Bendtner membukukannya pada pertarungan melawan Portugal, Rabu (13/6).
Beberapa ahli coba menganalisis mengapa jumlah gol kepala pada kompetisi tahun ini. Pertama adalah Tango 12. Bola resmi turnamen ini tidak melenting seperti Jabulani (Piala Dunia 2010). Pemain jadi mudah mengirimkan umpan lambung pada rekanrekannya. Karena itu, pemain bisa menanduknya untuk menaklukkan kiper musuh. Alasan kedua adalah kehadiran ofisial di belakang gawang. Keberadaan pembantu wasit ini membuat pemain tim yang sedang bertahan ”menahan diri” ketika berusaha meredam serangan musuh.
Mereka tidak lagi menarik kaus atau memblok lawannya. Akibatnya, pemain yang sedang menyerang makin leluasa mencetak gol, termasuk melalui kepala. Alasan terakhir adalah pola lini belakang. Peserta Piala Eropa 2012 cenderung menumpuk pemainnya di tengah lapangan. Alhasil, lawan memilih rute alternatif untuk menyerang mereka, yakni lewat sisi lapangan. Dari situ, mereka kemudian mengirimkan umpan silang, yang otomatis memperbesar peluang terciptanya gol tandukan.
“Fenomena ini cukup mengejutkan. Pada era sekarang, tim sepak bola semestinya meniru permainan Barcelona yang mengedepankan umpan pendek dan cepat. Namun, justru striker jangkung yang berjaya di Piala Eropa,” tulis editorial Independent.
(wbs)