Persibo pertahankan aset lokal
A
A
A
Sindonews.com - Keberhasilan Persibo Bojonegoro meraih gelar juara Piala Indonesia mendapat apresiasi dari Bupati Bojonegoro Suyoto. Orang nomor satu di Kabuaten Bojonegoro ini sempat ikut hadir dalam arakan trofi Piala Indonesia yang terpusat di Stadion Letjen H Soedirman, Rabu (18/7) malam lalu.
Pada kesempatan itu, Suyoto mengaku bangga dengan prestasi Persibo mendatangkan trofi bergengsi selama berkiprah di liga nasional. Sekaligus, dia meminta kepada manajemen untuk meneruskan tradisi memakai bakat-bakat lokal di tim Persibo. Maklum, hampir sebagian tim Persibo diperkuat pemain asli Bojonegoro.
Sejumlah nama asli Kota Ledre yang berada di tim inti diantaranya Samsul Arif, Wahyu Teguh, Bijahil Chalwa, Sigit Meiko, dan beberapa pemain muda lainnya. Suyoto meminta agar aset lokal Laskar Angling Dharma itu dipertahankan pada kompetisi musim depan.
“Ada banyak pemain asli Persibo Bojonegoro dan itu sangat menggembirakan. Kalau bisa manajemen maupun pelatih memakai lebih banyak pemain asli daerah. Itu akan membuat pembinaan sepakbola di Bojonegoro lebih berkembang,” ujar Suyoto yang cukup perhatian terhadap dunia sepakbola Bojonegoro.
Dia sekaligus mengacungi jempol untuk Pelatih Persibo Paulo Camargo yang membawa perubahan besar pada tim Oranye. Suyoto melihat ada tiga faktor penting yang membuat Camargo sangat berpengaruh. Paling utama adalah memberi gelar juara Piala Indonesia untuk pertamakalinya bagi Persibo.
Kedua, keberaniannya memercayai bakat-bakat lokal di tim utama musim ini. Ketiga, Camargo berhasil membawa sejumlah pemain mewarnai tim nasional (timnas) musim ini, yakni Nur Iskandar, Samsul Arif, Jajang Paliama, Sigit Meiko, hingga Novan Setya Sasongko.
“Saya harus memberikan apresiasi untuk Paulo Camargo, karena memberi perubahan besar di sepakbola Bojonegoro. Saya tidak tahu apakah manajemen akan memperpanjang kontraknya, tapi bagaimana pun langkahnya selama ini cukup membanggakan,” ucap Suyoto.
Walau Persibo bukan lagi klub milik Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Suyoto cukup perhatian kepada Laskar Angling Dharma. Dia sempat menggelar penggalangan dana untuk membantu pemain yang kesulitan keuangan, saat klub mengalami krisis keuangan dan nyaris tak bisa berangkat ke laga away kontra Persebaya Surabaya di laga putaran kedua IPL lalu.
Kembali ke aset lokal, Suyoto berharap bibit-bibit muda pesepakbola di Bojonegoro lebih tertantang dengan luasnya kesempatan ke tim utama. “Semoga Persibo bukan sekadar tim yang sibuk mengejar prestasi tapi lupa pada proses pengembangan pemain-pemain muda,” tandasnya.
Sementara, pada perayaan juara Piala Indonesia pada Rabu (18/7) malam, ribuan Boromania terlibat dalam arakan trofi. Boromania sudah menyambut kedatangan tim dari Medan di wilayah timur Bojonegoro dan langsung mengarak tim ke Stadion Letjen H Soedirman.
Ini merupakan pesta sepakbola terbesar di Bojonegoro. Bahkan lebih besar dibanding saat Persibo menjuarai kompetisi Divisi Utama dua musim lalu. Ironisnya, saat seluruh elemen tim dan supporter berpesta, masih ada persoalan pelik yakni belum terbayarnya gaji pemain sejak Maret silam.
Pada kesempatan itu, Suyoto mengaku bangga dengan prestasi Persibo mendatangkan trofi bergengsi selama berkiprah di liga nasional. Sekaligus, dia meminta kepada manajemen untuk meneruskan tradisi memakai bakat-bakat lokal di tim Persibo. Maklum, hampir sebagian tim Persibo diperkuat pemain asli Bojonegoro.
Sejumlah nama asli Kota Ledre yang berada di tim inti diantaranya Samsul Arif, Wahyu Teguh, Bijahil Chalwa, Sigit Meiko, dan beberapa pemain muda lainnya. Suyoto meminta agar aset lokal Laskar Angling Dharma itu dipertahankan pada kompetisi musim depan.
“Ada banyak pemain asli Persibo Bojonegoro dan itu sangat menggembirakan. Kalau bisa manajemen maupun pelatih memakai lebih banyak pemain asli daerah. Itu akan membuat pembinaan sepakbola di Bojonegoro lebih berkembang,” ujar Suyoto yang cukup perhatian terhadap dunia sepakbola Bojonegoro.
Dia sekaligus mengacungi jempol untuk Pelatih Persibo Paulo Camargo yang membawa perubahan besar pada tim Oranye. Suyoto melihat ada tiga faktor penting yang membuat Camargo sangat berpengaruh. Paling utama adalah memberi gelar juara Piala Indonesia untuk pertamakalinya bagi Persibo.
Kedua, keberaniannya memercayai bakat-bakat lokal di tim utama musim ini. Ketiga, Camargo berhasil membawa sejumlah pemain mewarnai tim nasional (timnas) musim ini, yakni Nur Iskandar, Samsul Arif, Jajang Paliama, Sigit Meiko, hingga Novan Setya Sasongko.
“Saya harus memberikan apresiasi untuk Paulo Camargo, karena memberi perubahan besar di sepakbola Bojonegoro. Saya tidak tahu apakah manajemen akan memperpanjang kontraknya, tapi bagaimana pun langkahnya selama ini cukup membanggakan,” ucap Suyoto.
Walau Persibo bukan lagi klub milik Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Suyoto cukup perhatian kepada Laskar Angling Dharma. Dia sempat menggelar penggalangan dana untuk membantu pemain yang kesulitan keuangan, saat klub mengalami krisis keuangan dan nyaris tak bisa berangkat ke laga away kontra Persebaya Surabaya di laga putaran kedua IPL lalu.
Kembali ke aset lokal, Suyoto berharap bibit-bibit muda pesepakbola di Bojonegoro lebih tertantang dengan luasnya kesempatan ke tim utama. “Semoga Persibo bukan sekadar tim yang sibuk mengejar prestasi tapi lupa pada proses pengembangan pemain-pemain muda,” tandasnya.
Sementara, pada perayaan juara Piala Indonesia pada Rabu (18/7) malam, ribuan Boromania terlibat dalam arakan trofi. Boromania sudah menyambut kedatangan tim dari Medan di wilayah timur Bojonegoro dan langsung mengarak tim ke Stadion Letjen H Soedirman.
Ini merupakan pesta sepakbola terbesar di Bojonegoro. Bahkan lebih besar dibanding saat Persibo menjuarai kompetisi Divisi Utama dua musim lalu. Ironisnya, saat seluruh elemen tim dan supporter berpesta, masih ada persoalan pelik yakni belum terbayarnya gaji pemain sejak Maret silam.
(wbs)