Persema kian malang

Selasa, 24 Juli 2012 - 17:12 WIB
Persema kian malang
Persema kian malang
A A A
Sindonews.com - Persema Malang di ambang kebangkrutan setelah kucuran dana dari Konsorsium LPI tidak kunjung turun. Jika dana tersebut tidak akan pernah turun, maka nasib Persema kian malang, bisa terancam gulung tikar alias bangkrut. Persema kini masih menanggung hutang yang tak sedikit.

Seretnya aliran dana dari konsorsium sejak Maret silam membuat Persema menanggung hutang hampir Rp4 miliar. Hutang tersebut untuk pembayaran gaji, pemain, pelatih, manajemen, serta untuk keperluan operasional tim. Hingga kini belum ada kepastian dana itu bakal dibayarkan.

Masa depan Persema pantas diragukan karena petinggi konsorsium sendiri terkesan tidak mau tahu. Bos Medco Arifin Panigoro ketika datang ke Malang untuk menyaksikan pertandingan Persema Malang menjamu Persebaya Surabaya, 22 April 2-12, tidak memberikan jawaban jelas.

Bukannya menganjurkan konsorsium melunasi pembayaran, Arifin malah menyuruh klub-klub mencari solusi sendiri terkait krisis keuangan, salah satunya mencari sponsor. Dari situ Persema sebenarnya sudah mulai tidak nyaman dengan terlalu lamanya keterlambatan dana.

“Klub seperti Persema di ambang bangkrut jika tidak ada pembayaran (dari konsorsium). Kami menanggung tunggakan Rp3,6 miliar, belum termasuk dana yang ditalangi manajemen. Hidup Persema hanya tergantung konsorsium,” ungkap Sekretaris Persema Malang Eka Ananta Sidharta.

Persoalannya, lanjut Eka, bukan hanya pada pelunasan tunggakan yang sedemikian besar. Namun juga proyeksi untuk musim depan. Dengan kondisi masih mempunyai tunggakan, sangat tidak mungkin tim berjuluk Laskar Ken Arok menyusun konsep yang jelas.

Jujur diakuinya Persema sedikit pesimistis dengan itikad baik konsorsium menutup kebutuhan klub yang belum terbayar. Sebab hampir semua klub di Indonesian Premier League (IPL) maupun Divisi Utama mengalami persoalan sama, terutama klub yang sahamnya dikuasai konsorsium.

KOnsorsium LPI sendiri sebenarnya mempunyai proyek berjangka lima tahun untuk klub-klub anggotanya. Dalam lima tahun, diharapkan klub bisa mandiri secara finansial, termasuk mencari sponsor hingga memanfaatkan receipt gate alias tiket penonton.

Persoalannya, sebagian besar klub yang sahamnya diambilalih Konsorsium LPI bukanlah tim dengan daya jual tinggi. Persema misalnya, selain tidak pernah disambangi banyak penonton, juga tidak menarik bagi sponsor karena kalah pamor dengan tim sekota Arema FC.

“Kesulitan dana ini mulai kami rasakan di tahun kedua atau musim ini. Sebelumnya ketika masih bertanding di Liga Primer Indonesia (LPI), kami tidak pernah mengalami tunggakan gaji atau kesulitan dana operasional. Baru sekarang semuanya seret,” aku Eka.

Persema sendiri pantas linglung karena pengelolaan di bawah Konsorsium LPI masih bakal berlanjut hingga akhir 2014 nanti. Persema mulai dikelola konsorsium pada Desember 2010 setelah klub-klub professional tidak boleh memakai dana APBD berdasar Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pendanaan Klub Sepak Bola Profesional.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7277 seconds (0.1#10.140)