Djajang lekat dengan historis Persib
Sabtu, 04 Agustus 2012 - 16:14 WIB

Djajang lekat dengan historis Persib
A
A
A
Sindonews.com – Nama asisten pelatih Rahmad Darmawan di Pelita Jaya Karawang yang juga mantan pemain Persib Bandung Djajang Nurjaman mengakui prioritasnya saat ini adalah melatih 'Maung Bandung' – julukan Persib. Hal itu terkait manajemen klub mengumumkan memprioritaskan pelatih lokal untuk menahkodai Persib pada musim depan.
Menanggapi namanya masuk dalam bursa pelatih Persib, Djajang mengaku bersyukur karena masih dipertimbangkan. “Ini sebuah kehormatan (terpilih sebagai kandidat). Dan kalau memang itu terjadi, saya siap,” ujar Djajang.
Djadjang sendiri tak mau terlalu muluk-muluk jika terpilih sebagai pembesut tim kesayangan 'Bobotoh' di musim depan. Setelah Persib bolak-balik merekrut pelatih asing, Djajang mengaku mempelajari kedinamisan yang ada di tubuh Persib.
Menurut Djajang, Persib pernah merasakan gelar Liga Indonesia edisi pertama pada tahun 1994/1995. Ketika itu, Indra Thohir menjabat sebagai pelatih sedangkan dirinya menjadi asisten bersama Emen Suwarman.
“Selama ini yang pernah bawa Persib juara adalah pelatih lokal dan dari Persib sendiri,” ungkap pria yang pernag menjadi asisten pelatih Persib Arcan Iurie di Liga Indonesia edisi 2007 itu.
Kenangan mengantarkan Persib juara terakhir kali tentu tidak akan dijadikan reuni semata jika kedua orang ini menukangi 'Maung Bandung' nanti. Harapan Bobotoh yang menanti gelar selama 18 tahun harus dibuktikan Djajang yang mengaku selama ini pun dia menjalin hubungan baik dengan Thohir.
Thohir sendiri sudah terlebih dahulu dipastikan bertahan di tim Persib sebagai penasehat teknik. Praktis, 'Maung Bandung' kembali berada dalam lingkaran historis jika musim depan jadi merealisasikan pelatih lokal.
Djadjang sendiri pernah menjadi bagian dari panji klub yang berdiri sejak 1933 ini saat menjuarai Kompetisi Perserikatan 1986, 1989-1990, dan 1993-1994 sebelum akhirnya gantung sepatu dan melanjutkan karir sebagai asisten pelatih Thohir pada Kompetisi Perserikatan 1993/1994 dan Liga Indonesia (LI) I/1994-1995.
Otomatis, Djajang tercatat sebagai sosok yang mampu menyumbangkan gelar baik sebagai pemain maupun pelatih setelah Ade Dana yang membawa Persib kampion 1961 dan sebagai pemain pada 1990.
Histori yang lebih dekat dalam upaya Persib menggunakan jasa pelatih lokal sendiri pernah dilakukan saat kompetisi Indonesia Super League (ISL) edisi pertama pada tahun 2008. Mantan pelatih Persik Kediri, Jaya Hartono, berhasil membawa Persib finis di peringkat ketiga. Catatan prestasi tersebut belum pernah terpecahkan oleh lima pelatih yang silih begrnati
hingga musim 2012 berakhir.
Sementara itu, rekan Djajang sewaktu menjadi asisten pelatih, Emen Suwarman memberikan komentarnya tentang isu hangat pelatih yang akan menukangi 'Maung Bandung' musim depan. Emen mengatakan bahwa siapakah pelatih yang pantas menukangi Persib musim depan ialah pelatih lokal.
“Pelatih lokal bagus. Lebih tahu seluk beluk Persib” ungkap Emen. Menurut pria yang akrab disapa Guru Emen ini, sosok Djajang dinilai punya visi melatih yang baik terutama dalam mengoptimalkan fisik para pemain. “Djajang bagus dalam program fisik. Kalau jadi berduet dengan Thohir akan jadi sebuah perpaduan yang bagus,” sambung Emen.
Menanggapi namanya masuk dalam bursa pelatih Persib, Djajang mengaku bersyukur karena masih dipertimbangkan. “Ini sebuah kehormatan (terpilih sebagai kandidat). Dan kalau memang itu terjadi, saya siap,” ujar Djajang.
Djadjang sendiri tak mau terlalu muluk-muluk jika terpilih sebagai pembesut tim kesayangan 'Bobotoh' di musim depan. Setelah Persib bolak-balik merekrut pelatih asing, Djajang mengaku mempelajari kedinamisan yang ada di tubuh Persib.
Menurut Djajang, Persib pernah merasakan gelar Liga Indonesia edisi pertama pada tahun 1994/1995. Ketika itu, Indra Thohir menjabat sebagai pelatih sedangkan dirinya menjadi asisten bersama Emen Suwarman.
“Selama ini yang pernah bawa Persib juara adalah pelatih lokal dan dari Persib sendiri,” ungkap pria yang pernag menjadi asisten pelatih Persib Arcan Iurie di Liga Indonesia edisi 2007 itu.
Kenangan mengantarkan Persib juara terakhir kali tentu tidak akan dijadikan reuni semata jika kedua orang ini menukangi 'Maung Bandung' nanti. Harapan Bobotoh yang menanti gelar selama 18 tahun harus dibuktikan Djajang yang mengaku selama ini pun dia menjalin hubungan baik dengan Thohir.
Thohir sendiri sudah terlebih dahulu dipastikan bertahan di tim Persib sebagai penasehat teknik. Praktis, 'Maung Bandung' kembali berada dalam lingkaran historis jika musim depan jadi merealisasikan pelatih lokal.
Djadjang sendiri pernah menjadi bagian dari panji klub yang berdiri sejak 1933 ini saat menjuarai Kompetisi Perserikatan 1986, 1989-1990, dan 1993-1994 sebelum akhirnya gantung sepatu dan melanjutkan karir sebagai asisten pelatih Thohir pada Kompetisi Perserikatan 1993/1994 dan Liga Indonesia (LI) I/1994-1995.
Otomatis, Djajang tercatat sebagai sosok yang mampu menyumbangkan gelar baik sebagai pemain maupun pelatih setelah Ade Dana yang membawa Persib kampion 1961 dan sebagai pemain pada 1990.
Histori yang lebih dekat dalam upaya Persib menggunakan jasa pelatih lokal sendiri pernah dilakukan saat kompetisi Indonesia Super League (ISL) edisi pertama pada tahun 2008. Mantan pelatih Persik Kediri, Jaya Hartono, berhasil membawa Persib finis di peringkat ketiga. Catatan prestasi tersebut belum pernah terpecahkan oleh lima pelatih yang silih begrnati
hingga musim 2012 berakhir.
Sementara itu, rekan Djajang sewaktu menjadi asisten pelatih, Emen Suwarman memberikan komentarnya tentang isu hangat pelatih yang akan menukangi 'Maung Bandung' musim depan. Emen mengatakan bahwa siapakah pelatih yang pantas menukangi Persib musim depan ialah pelatih lokal.
“Pelatih lokal bagus. Lebih tahu seluk beluk Persib” ungkap Emen. Menurut pria yang akrab disapa Guru Emen ini, sosok Djajang dinilai punya visi melatih yang baik terutama dalam mengoptimalkan fisik para pemain. “Djajang bagus dalam program fisik. Kalau jadi berduet dengan Thohir akan jadi sebuah perpaduan yang bagus,” sambung Emen.
(wbs)