Manajemen bermasalah
A
A
A
Sindonew.com - Klub-klub Indonesian Premier League (IPL) hampir semuanya bermasalah dalam mempertahankan pemain. Krisis finansial membuat sejumlah klub tidak sanggup mempertahankan pemainnya yang sudah habis kontrak. Arema FC ternyata juga mengalami hal serupa, walau tidak persis sama.
Arema IPL belakangan bermasalah mempertahankan soliditas di manajemen dengan hengkangnya beberapa sosok di posisi penting. Setelah Media Officer Noor Ramadhan tak lagi terlibat di klub berjuluk Singo Edan, kini giliran Manajer Arema IPL Brillyanes Sanawiri yang mundur dari klub.
Pengunduran diri itu terkait status yang tidak jelas karena nyaris semua pengurus di klub berjuluk Singo Edan dinon-aktifkan sejak usainya IPL lalu. Keputusan non-aktif itu berhubungan langsung dengan upaya efisiensi yang dilakukan Ancora, investor yang mendanai Arema IPL.
Keputusan non-aktif tidak hanya berlaku di pengurus level bawah, namun juga di level manajer, salah satunya posisi Brilly. Langkah yang diambil Ancora tersebut terbukti membawa konsekuensi negatif karena membuat orangt-orang di manajemen tidak nyaman.
“Saya tidak mempunyai status yang jelas karena non-aktif. Itu sebuah keputusan yang bagi saya membingungkan dan mengecewakan. Karena itulah mulai awal pekan depan saya mengajukan pengunduran diri. Semoga Arema jauh lebih baik di masa mendatang,” tutur Brillyanes.
Dosen di Universitas Brawijaya ini juga menegaskan dirinya tidak akan kembali masuk ke manajemen Arema IPL jika diminta lagi. Baginya keputusan mundur berlaku seterusnya walaupun informasinya keputusan non-aktif di manajemen hanya berlaku sementara waktu.
Hingga kini belum diketahui siapa nantinya pengganti posisi manajer di klub yang bermarkas di Stadion Gajayana. Pihak Ancora sejauh ini belum bisa dikonfirmasi. Padahal dalam waktu dekat posisi manajer dibutuhkan karena Singo Edan masih bertarung di AFC Cup.
Selama menjabat sebagai manajer Arema IPL sejak April, Brilly menjalankan tugasnya tanpa cacat. Minimal tak terlihat persoalan krusial yang terjadi di tim setelah di awal musim lalu sempat diwarnai konflik yang pelik. Dia juga mengawal Arema lolos ke perempatfinal AFC Cup.
“Saya berharap Arema bisa melanjutkan hasil terbaik di AFC Cup mendatang. Melihat hasil pertandingan-pertandingan sebelumnya, Arema mempunyai potensi untuk mengalahkan Al Ettifaq. Pelatih Dejan Antonic pelatih bagus yang didukung dengan pemain yang memiliki kerja keras,” demikian dukungan Brilly untuk Arema.
Sebelumnya Noor Ramadhan terlebih dulu ingin berhenti dari posisinya sebagai Manajer Media Officer. Setelah IPL tuntas, informasi yang diterima Sindonews, Noor langsung berbicara dengan pendiri klub Arema Lucky Adrianda Zaenal terkait rencana pengunduran dirinya dari manajemen Singo Edan.
Namun, kepada Lucky Zaenal, Noor kala itu mengatakan masih bersedia membantu Arema walau tidak lagi mempunyai posisi pasti. Sekarang, dengan mundurnya Brilly, maka semua tugas akan terfokus sepenuhnya kepada CEO Arema IPL Fanda Soesilo yang sekaligus perwakilan Ancora.
Arema IPL belakangan bermasalah mempertahankan soliditas di manajemen dengan hengkangnya beberapa sosok di posisi penting. Setelah Media Officer Noor Ramadhan tak lagi terlibat di klub berjuluk Singo Edan, kini giliran Manajer Arema IPL Brillyanes Sanawiri yang mundur dari klub.
Pengunduran diri itu terkait status yang tidak jelas karena nyaris semua pengurus di klub berjuluk Singo Edan dinon-aktifkan sejak usainya IPL lalu. Keputusan non-aktif itu berhubungan langsung dengan upaya efisiensi yang dilakukan Ancora, investor yang mendanai Arema IPL.
Keputusan non-aktif tidak hanya berlaku di pengurus level bawah, namun juga di level manajer, salah satunya posisi Brilly. Langkah yang diambil Ancora tersebut terbukti membawa konsekuensi negatif karena membuat orangt-orang di manajemen tidak nyaman.
“Saya tidak mempunyai status yang jelas karena non-aktif. Itu sebuah keputusan yang bagi saya membingungkan dan mengecewakan. Karena itulah mulai awal pekan depan saya mengajukan pengunduran diri. Semoga Arema jauh lebih baik di masa mendatang,” tutur Brillyanes.
Dosen di Universitas Brawijaya ini juga menegaskan dirinya tidak akan kembali masuk ke manajemen Arema IPL jika diminta lagi. Baginya keputusan mundur berlaku seterusnya walaupun informasinya keputusan non-aktif di manajemen hanya berlaku sementara waktu.
Hingga kini belum diketahui siapa nantinya pengganti posisi manajer di klub yang bermarkas di Stadion Gajayana. Pihak Ancora sejauh ini belum bisa dikonfirmasi. Padahal dalam waktu dekat posisi manajer dibutuhkan karena Singo Edan masih bertarung di AFC Cup.
Selama menjabat sebagai manajer Arema IPL sejak April, Brilly menjalankan tugasnya tanpa cacat. Minimal tak terlihat persoalan krusial yang terjadi di tim setelah di awal musim lalu sempat diwarnai konflik yang pelik. Dia juga mengawal Arema lolos ke perempatfinal AFC Cup.
“Saya berharap Arema bisa melanjutkan hasil terbaik di AFC Cup mendatang. Melihat hasil pertandingan-pertandingan sebelumnya, Arema mempunyai potensi untuk mengalahkan Al Ettifaq. Pelatih Dejan Antonic pelatih bagus yang didukung dengan pemain yang memiliki kerja keras,” demikian dukungan Brilly untuk Arema.
Sebelumnya Noor Ramadhan terlebih dulu ingin berhenti dari posisinya sebagai Manajer Media Officer. Setelah IPL tuntas, informasi yang diterima Sindonews, Noor langsung berbicara dengan pendiri klub Arema Lucky Adrianda Zaenal terkait rencana pengunduran dirinya dari manajemen Singo Edan.
Namun, kepada Lucky Zaenal, Noor kala itu mengatakan masih bersedia membantu Arema walau tidak lagi mempunyai posisi pasti. Sekarang, dengan mundurnya Brilly, maka semua tugas akan terfokus sepenuhnya kepada CEO Arema IPL Fanda Soesilo yang sekaligus perwakilan Ancora.
(wbs)