Persibo Bojonegoro penyumbang pemain terbaik
Senin, 03 September 2012 - 13:22 WIB

Persibo Bojonegoro penyumbang pemain terbaik
A
A
A
Sindonews.com - Persibo Bojonegoro rupanya tak hanya menjadi tim terbaik di ajang Piala Indonesia 2012 lalu. Setelah meraih gelar bergengsi untuk pertama kalinya dalam sejarah klub, kini Persibo kembali layak mendapat gelar baru yakni 'Klub Suplier Terbaik'.
Gelar itu pantas diberikan untuk Persibo karena kapasitasnya menjadi tim penyuplai pemain terlaris untuk klub-klub besar. Dibandingkan klub mana pun di Indonesia saat ini, klub berjuluk Laskar Angling Dharma paling menjadi rekomendasi untuk mencari pemain.
Fakta itu mengacu pada banyaknya pemain yang bergabung klub elit, baik yang bertarung di kompetisi Indonesian Premier League (IPL) maupun Indonesian Super League (ISL). Hingga naskah ini ditulis, hampir semua kekuatan utama Persibo musim lalu digerogoti klub lain.
Di lini belakang ada Aang Suparman yang bakal berganti kostum Persib Bandung. Hary Syahputra jauh sebelumnya juga telah menerima tawaran kontrak dari klub Thailand. Sigit Meiko yang kini menjadi bagian dari rim nasional (timnas) juga didekati sejumlah klub ISL.
Di lini tengah, Dian Irawan telah menyeberang ke Persisam Samarinda. Klub yang sama juga meminati kiper Fauzi Toldo yang bermain impresif di Stadion Letjen H Soedirman musim lalu. Sayap kiri Novan Setya dan gelandang bertahan Jajang Paliama pun tengah bernegosiasi dengan Semen Padang.
Di lini depan, Samsul Arif sudah menyatakan keinginannya berganti klub setelah berstatus free transfer Juli lalu. Pendatang terbaik Nur Iskandar juga tengah dalam tahap pembicaraan dengan Semen Padang. Selesai? Belum. Pelatih Paulo Camargo juga enggan memperpanjang kerjanya di Bojonegoro. Habis sudah kekuatan utama Persibo musim lalu.
Melihat peta transfer di atas, seluruh kekuatan utama tim Oranye laris manis, kecuali empat pemain asing, Leke Anderson, Gustavo Ortiz, Mekan Nashirov dan Jairon Feliciano. Jika transfer di atas semuanya sukses, Persibo memegang rekor sebagai tim yang kehilangan seluruh pemain utamanya musim lalu setelah mengangkat trofi.
Ironisnya, itu terjadi setelah Persibo menggapai era terbaik sepanjang perjalanan klub di kompetisi Indonesia. Kenyataan yang pahit walau klub kebanggaan Kota Ledre masih bisa berkilah mempunyai bakat-bakat muda potensial seperti Wahyu Teguh, Syahroni, atau Bijahil Chalwa.
Bagaimana reaksi manajemen? Tidak bisa berbuat apa-apa. Kosongnya kas klub membuat Persibo tak mempunyai daya menahan mereka. "Begitulah kenyataannya. Kami tidak mampunyai kekuatan apa-apa karena kontrak para pemain juga sudah selesai pada Juli dan Agustus lalu," keluh Manajer Persibo Nur Yahya.
Tak seperti klub-klub Eropa yang rekeningnya gemuk setelah menjual para pemain, Persibo justru nelangsa. Pemain pergi dengan status bebas transfer karena memang 'budaya' di klub Indonesia mengontrak pemain hanya berdurasi satu musim. Ketika klub mengalami defisit di akhir musim, maka dipastikan berat menahan pemain dengan kontrak baru yang jelas membutuhkan dana.
Idealnya, tim yang baru mengangkat trofi di musim sebelumnya, justru bergerak aktif untuk menahan pemain berkualitas sekaligus menambah pemain baru. Itu tak mampu dilakukan Persibo karena kondisi keuangan dan kebijakan klub tergantung sepenuhnya pada Konsorsium LPI sebagai pemegang saham sekaligus penanggung pendanaan klub.
Gelar itu pantas diberikan untuk Persibo karena kapasitasnya menjadi tim penyuplai pemain terlaris untuk klub-klub besar. Dibandingkan klub mana pun di Indonesia saat ini, klub berjuluk Laskar Angling Dharma paling menjadi rekomendasi untuk mencari pemain.
Fakta itu mengacu pada banyaknya pemain yang bergabung klub elit, baik yang bertarung di kompetisi Indonesian Premier League (IPL) maupun Indonesian Super League (ISL). Hingga naskah ini ditulis, hampir semua kekuatan utama Persibo musim lalu digerogoti klub lain.
Di lini belakang ada Aang Suparman yang bakal berganti kostum Persib Bandung. Hary Syahputra jauh sebelumnya juga telah menerima tawaran kontrak dari klub Thailand. Sigit Meiko yang kini menjadi bagian dari rim nasional (timnas) juga didekati sejumlah klub ISL.
Di lini tengah, Dian Irawan telah menyeberang ke Persisam Samarinda. Klub yang sama juga meminati kiper Fauzi Toldo yang bermain impresif di Stadion Letjen H Soedirman musim lalu. Sayap kiri Novan Setya dan gelandang bertahan Jajang Paliama pun tengah bernegosiasi dengan Semen Padang.
Di lini depan, Samsul Arif sudah menyatakan keinginannya berganti klub setelah berstatus free transfer Juli lalu. Pendatang terbaik Nur Iskandar juga tengah dalam tahap pembicaraan dengan Semen Padang. Selesai? Belum. Pelatih Paulo Camargo juga enggan memperpanjang kerjanya di Bojonegoro. Habis sudah kekuatan utama Persibo musim lalu.
Melihat peta transfer di atas, seluruh kekuatan utama tim Oranye laris manis, kecuali empat pemain asing, Leke Anderson, Gustavo Ortiz, Mekan Nashirov dan Jairon Feliciano. Jika transfer di atas semuanya sukses, Persibo memegang rekor sebagai tim yang kehilangan seluruh pemain utamanya musim lalu setelah mengangkat trofi.
Ironisnya, itu terjadi setelah Persibo menggapai era terbaik sepanjang perjalanan klub di kompetisi Indonesia. Kenyataan yang pahit walau klub kebanggaan Kota Ledre masih bisa berkilah mempunyai bakat-bakat muda potensial seperti Wahyu Teguh, Syahroni, atau Bijahil Chalwa.
Bagaimana reaksi manajemen? Tidak bisa berbuat apa-apa. Kosongnya kas klub membuat Persibo tak mempunyai daya menahan mereka. "Begitulah kenyataannya. Kami tidak mampunyai kekuatan apa-apa karena kontrak para pemain juga sudah selesai pada Juli dan Agustus lalu," keluh Manajer Persibo Nur Yahya.
Tak seperti klub-klub Eropa yang rekeningnya gemuk setelah menjual para pemain, Persibo justru nelangsa. Pemain pergi dengan status bebas transfer karena memang 'budaya' di klub Indonesia mengontrak pemain hanya berdurasi satu musim. Ketika klub mengalami defisit di akhir musim, maka dipastikan berat menahan pemain dengan kontrak baru yang jelas membutuhkan dana.
Idealnya, tim yang baru mengangkat trofi di musim sebelumnya, justru bergerak aktif untuk menahan pemain berkualitas sekaligus menambah pemain baru. Itu tak mampu dilakukan Persibo karena kondisi keuangan dan kebijakan klub tergantung sepenuhnya pada Konsorsium LPI sebagai pemegang saham sekaligus penanggung pendanaan klub.
(wbs)