Pemain PSMS pro-kontra sikapi hasil JC

Senin, 24 September 2012 - 17:23 WIB
Pemain PSMS pro-kontra sikapi hasil JC
Pemain PSMS pro-kontra sikapi hasil JC
A A A
Sindonews.com - Hasil rapat Joint Committee (JC) dan AFC untuk melegalkan dua kompetisi Indonesian Premier League (IPL) dan Indonesia Super League (ISL) hingga 2014, menjadikan lapangan pekerjaan pesepakbola lebih besar. Namun, tidak bagi pemain yang ingin membela PSMS Medan. Dualisme kompetisi menjadi pemulus dualisme kepengurusan.

"Kalau menurut saya pribadi, hasil JC itu masih kurang memuaskan. Karena, bagaimanapun, pemain seperti saya menginginkan satu kompetisi," ujar Donny Fernando Siregar, eks Kapten PSIS yang kini sedang menanti realisasi tawaran PSMS versi ketua umum Indra Sakti Harahap.

PSMS bakal sulit disatukan, karena masing-masing kepengurusan seakan punya wadah untuk menempatkan PSMS di masing-masing liga, baik PT Liga Indonesia dan PT LPIS yang akan bermain di kasta ke II, Divisi utama. PSMS versi ketua umum Indra Sakti sudah memberikan sinyal akan ikut dengan KPSI.

Lewat Sekumnya Martius Latuperissa, PSMS versi RULB Hotel Candi itu menjelaskan, pihaknya cenderung ke KPSI dan akan membahas hal tersebut dalam waktu dekat ini. Sedangkan, kepengurusan versi pengurus harian yang baru akan menentukan ketua umum akhir September, PSMS diyakini punya haluan ke PSSI, atau LPIS.

Ini lantaran, bakal calon ketua umum adalah Freddy Hutabarat, CEO PSMS IPL yang juga adik ipar ketua umum Djohar Arifin Husin. Jika terpilih, Freddy kemungkinan besar akan mengarahkan PSMS ke PT LPIS, kendati tetap berharap PSMS bisa satu.

Sebagai pemain, Donny berharap sebelum rapat JC selesai, ada keputusan yang final tentang penyatuan liga musim ini. "Harapan saya itu, IPL dan ISL menyatu tahun ini, supaya kompetisi bisa lebih berbobot dan sponsorpun mau mendanai tim. Kondisi sekarang memang, dua-duanya legal. Tapi nanti ketika PSMS punya tim dua lagi, itu yang menjadi tanda tanya," beber pemain yang juga ditawar Pro Duta FC, klub yang musim ini promosi ke IPL.

Mantan pemain PSMS ini mengaku punya impian PSMS bersatu, meski hasil JC masih melegalkan dua kompetisi."PSMS satu saja susah berjaya, apalagi dua kan? Penyakit lama akan tetap seperti musim lalu, tunggakan gaji, sponsor minim, dan lain-lain," tegasnya.

Sedangkan, Jecky Pasarela yang musim lalu mengenakan kostum PSMS IPL, mencoba berpikir obyektif. Menurutnya, dua kompetisi yang dilegalkan bisa menguntungkan pemain. "Kalau sebagai pemain memang menguntungkan, karena tidak langsung menambah banyak lapangan kerja. Kami kan main bola ini sudah seperti kerjaan," ucapnya.

Namun, mantan pemain PSM Makassar ini punya keinginan agar meski dua liga tapi PSSI tetap satu. Ini menurutnya, agar pemain-pemain ada tempat perlindungan. "Karena kami berkaca pada persoalan liga musim kemaren. Banyak tim permasalahannya finansial. Ya enggak usah jauh-jauh, PSMS keduanya (IPL dan ISL) sama-sama punya masalah gaji. Jadi pemain tahu mau mengadukan nasibnya ke mana dan bisa langsung ditindaklanjuti," ungkapnya.

Pemain PSMS IPL hanya menerima dua bulan gaji dari empat bulan gaji pertandingan berjalan dan tidak sesuai habis kontrak yang diteken. Sementara itu, pemain PSMS ISL hingga saat ini belum menerima haknya enam bulan gaji dan sisa sepuluh persen kontrak.

Jecky mengatakan, musim depan, sebaiknya tiap tim di kompetisi yang manapun memiliki perencanaan finansial yang baik, dan bukan hanya sekadar membentuk tim lalu bermasalah di tengah jalan. "Kalau bisa, tiap tim sudah punya deposit untuk pembayaran gaji pemain," timpalnya.

"Enggak usah muluk-muluk mau bayar kontrak pemain dengan nilai yang besar, jika akhirnya enggak terbayar. Walaupun kecil, kalau dibayar semua juga lebih baik," tukasnya.

Sementara itu, eks kiper PSMS ISL, Eddy Kurnia tidak banyak komentar dengan hasil JC, dia masih menanti haknya dibayarkan manajemen PSMS ISL. "Kalau saya, bagaimanapun bentuk kompetisi nanti, semoga ke depan bisa membuat semuanya lebih baik lagi, jangan seperti yang sudah-sudah (persoalan tunggakan gaji)," ujarnya.

Eddy mengaku saat ini belum memutuskan akan bermain di klub mana. Eddy masih terus berusaha membangun usaha sampingannya yang bergerak di bidang perlengkapan sepakbola, sepatu, kaos, dan lainnya. "Masih di rumah saja saat ini. Saya berharap semua lebih baik di persepakbolaan Indonesia. Dan sebagai pemain, saya masih punya hak (gaji) di PSMS, berdoa semoga ada jalan keluar terbaik," pungkas kiper pertama PSMS musim lalu, pengganti Markus Haris Maulana yang hijrah ke PSMS IPL.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7544 seconds (0.1#10.140)