Jadwal tidak pasti picu masalah
A
A
A
Sindonews.com - Jadwal kompetisi yang tidak pasti kembali menjadi tradisi di sepak bola Indonesia. Baik Indonesian Premier League (IPL) dan Indonesia Super League (ISL) sama-sama belum menentukan jadwal pasti kompetisi musim 2012-2013.
Ini menjadi problem bagi klub yang telah berinisiatif melakukan persiapan sejak dini. Mereka terpaksa harus melakukan perubahan program persiapan karena belum pastinya jadwal liga. Persegres Gresik menjadi salah satu yang melakukan perombakan.
Pelatih Persegres Suharno mengungkapkan, semula dirinya memproyeksikan tim sudah siap bertarung pada November 2012. Sebab rencana semula PT Liga Indonesia (LI) sebagai operator ISL berkeinginan memulai liga pada bulan tersebut.
Sayang rencana PT LI berubah dan kemungkinan ISL start berbarengan dengan IPL, yakni Januari 2013. ''Kacau jadinya. Saya sudah menyusun program agar tim siap dalam dua bulan ke depan, ternyata jadwal kompetisi berubah lagi,” tutur Suharno, Kamis (27/9).
Terpaksa dirinya merombak program tim dan mengubahnya dengan program baru. Program seperti training centre (TC) hingga uji coba yang tersusun rapi, terpaksa berantakan dan butuh penataan lagi. ''Jadinya sekarang lebih santai saja,” cetusnya.
Bagi klub lain yang belum memulai persiapan, jadwal kompetisi yang masih terlampau jauh juga memunculkan permasalahan. Situasi ini membuat klub enggan melakukan persiapan, padahal kontrak pemain sudah habis. Terpaksa klub hanya mengandalkan loyalitas pemain.
Persela Lamongan misalnya, kontrak semua pemain berakhir Oktober dan hingga kini belum melakukan rencana apa pun. Akibatnya, karena tidak cepat mengikat pemain, sejumlah pemain utama musim lalu memilih gabung klub lain, seperti Taufik Kasrun, I Gede Sukadana, dan terakhir Aris Alfiansyah yang menuju Persebaya Surabaya.
''Ya beginilah kondisinya. Mengontrak pemain juga harus disesuaikan kapan dimulainya liga. Jika kami cepat mengontrak pemain sedangkan liga masih jauh, kami khawatir kontrak pemain nantinya selesai saat liga masih di tengah jalan,” ucap Asisten Manajer Persela Lamongan Yuhronur Efendi.
Persela harus rela melihat sejumlah pemain memilih gabung klub yang terlebih dulu menawarkan kepastian. ''Risikonya memang begitu. Kalau kami terburu-buru malah membawa konsekuensi besar pada biaya untuk kebutuhan klub,” tambahnya.
Ibaratnya, langkah cepat atau lambat dalam mempersiapkan tim tetap membawa konsekuensi negatif. Berangkat lebih cepat bakal memakan biaya operasional, sedangkan jika terlambat bakal menanggung risiko kehilangan pemain.
Jika benar IPL dan ISL baru diawali Januari 2013, maka klub maupun pemain akan menganggur selama tiga bulan ke depan. Sedangkan pada Oktober nanti nyaris semua kontrak pemain di IPL dan ISL sudah kedaluwarsa.
Ini menjadi problem bagi klub yang telah berinisiatif melakukan persiapan sejak dini. Mereka terpaksa harus melakukan perubahan program persiapan karena belum pastinya jadwal liga. Persegres Gresik menjadi salah satu yang melakukan perombakan.
Pelatih Persegres Suharno mengungkapkan, semula dirinya memproyeksikan tim sudah siap bertarung pada November 2012. Sebab rencana semula PT Liga Indonesia (LI) sebagai operator ISL berkeinginan memulai liga pada bulan tersebut.
Sayang rencana PT LI berubah dan kemungkinan ISL start berbarengan dengan IPL, yakni Januari 2013. ''Kacau jadinya. Saya sudah menyusun program agar tim siap dalam dua bulan ke depan, ternyata jadwal kompetisi berubah lagi,” tutur Suharno, Kamis (27/9).
Terpaksa dirinya merombak program tim dan mengubahnya dengan program baru. Program seperti training centre (TC) hingga uji coba yang tersusun rapi, terpaksa berantakan dan butuh penataan lagi. ''Jadinya sekarang lebih santai saja,” cetusnya.
Bagi klub lain yang belum memulai persiapan, jadwal kompetisi yang masih terlampau jauh juga memunculkan permasalahan. Situasi ini membuat klub enggan melakukan persiapan, padahal kontrak pemain sudah habis. Terpaksa klub hanya mengandalkan loyalitas pemain.
Persela Lamongan misalnya, kontrak semua pemain berakhir Oktober dan hingga kini belum melakukan rencana apa pun. Akibatnya, karena tidak cepat mengikat pemain, sejumlah pemain utama musim lalu memilih gabung klub lain, seperti Taufik Kasrun, I Gede Sukadana, dan terakhir Aris Alfiansyah yang menuju Persebaya Surabaya.
''Ya beginilah kondisinya. Mengontrak pemain juga harus disesuaikan kapan dimulainya liga. Jika kami cepat mengontrak pemain sedangkan liga masih jauh, kami khawatir kontrak pemain nantinya selesai saat liga masih di tengah jalan,” ucap Asisten Manajer Persela Lamongan Yuhronur Efendi.
Persela harus rela melihat sejumlah pemain memilih gabung klub yang terlebih dulu menawarkan kepastian. ''Risikonya memang begitu. Kalau kami terburu-buru malah membawa konsekuensi besar pada biaya untuk kebutuhan klub,” tambahnya.
Ibaratnya, langkah cepat atau lambat dalam mempersiapkan tim tetap membawa konsekuensi negatif. Berangkat lebih cepat bakal memakan biaya operasional, sedangkan jika terlambat bakal menanggung risiko kehilangan pemain.
Jika benar IPL dan ISL baru diawali Januari 2013, maka klub maupun pemain akan menganggur selama tiga bulan ke depan. Sedangkan pada Oktober nanti nyaris semua kontrak pemain di IPL dan ISL sudah kedaluwarsa.
(aww)