Tes Kesehatan, Vonis Awal?
A
A
A
Sindonews.com —Setelah menggelar seleksi pemain tahap pertama dan kedua, Persebaya Surabaya bakal memasuki tes kesehatan. Pertengahan pekan ini pemain bakal digiring ke Universitas Negeri Surabaya (Unesa) untuk menjalani tes fisik atau kesehatan secara menyeluruh.
Tes kesehatan sama sekali tidak terhubung dengan urusan teknis atau kemampuan pemain di atas rumput. Maka tak heran jika tes kesehatan bisa menjadi ‘vonis awal’ bagi pemain yang kondisinya tidak prima. Lolos dalam seleksi kemampuan, tak menjamin lolos tahap ini.
Jika berpegangan pada aturan profesional, pemain dengan hasil tes kesehatan rendah tidak akan lolos walau memiliki kemampuan mumpuni. Persebaya Surabaya setidaknya pernah batal mengontrak pemain karena gagal tes kesehatan.
“Ada pemain yang bisa gugur di tahap ini. Kebetulan semua pemain akan mengikuti tes kesehatan, tak hanya pemain baru. Jadi jika kondisinya tidak bagus atau hasil tes sangat rendah, klub tidak akan memakainya,” jelas Pelatih Persebaya Ibnu Grahan.
Ibnu mengungkit kembali nasib striker Ibrahima Iyane Thiam yang batal gabung Persebaya pada Maret 2012 silam. Persebaya yang sedang mencari striker jempolan, seperti menemukan berlian ketika pemain ini mengikuti seleksi.
Selama tahap seleksi, dia membuat pelatih Divaldo Alves kepincut. Dari postur maupun kemampuan individu, pemain ini sangat menjanjikan. Namun hasil tes VO2 Max ternyata sangat rendah hingga dia batal bermain di Gelora 10 November.
“Itu gambaran logisnya. Tidak ada yang bisa menjamin pemain lolos dengan mudah di tahap ini. Mungkin kalau ada kelemahan yang bisa diperbaiki, pemain masih diberi waktu untuk melakukan perbaikan. Sejauh perbaikannya tak membutuhkan waktu terlalu panjang,” jelasnya.
Untuk pemain lama, diakui Ibnu lebih berpeluang karena selama ini sudah diketahui kondisinya. Jika ada penurunan fisik atau stamina, bisa dilakukan pembenahan dalam latihan rutin. Yang manjadi pertanyaan adalah pemain baru, baik asing atau lokal.
Mereka rata-rata belum diketahui secara pasti kondisi fisiknya ketika memperkuat klub lama. “Bagi semua pemain, khususnya pemain baru, sebaiknya menjaga kondisi sebelum tes kesehatan. Karena hasilnya akan sangat menentukan,” tandas Ibnu Grahan.
Untuk pemain baru, Persebaya memilik Eric Bayemi dan Alain N’Kong. Dari keduanya, yang menjadi tanda tanya adalah N’Kong karena selama memperkuat Arema FC versi Indonesia Super League (ISL) lalu kerap diganggu cedera.
Selain itu tes kesehatan bisa menjadi referensi pelatih terkait kekurangan pada pemain yang perlu dibenahi di pra musim. Misalnya jika ada pemain yang kelebihan berat badan, maka bisa menjadi perhatian pelatih untuk memantau diet pemain.
Tes kesehatan sama sekali tidak terhubung dengan urusan teknis atau kemampuan pemain di atas rumput. Maka tak heran jika tes kesehatan bisa menjadi ‘vonis awal’ bagi pemain yang kondisinya tidak prima. Lolos dalam seleksi kemampuan, tak menjamin lolos tahap ini.
Jika berpegangan pada aturan profesional, pemain dengan hasil tes kesehatan rendah tidak akan lolos walau memiliki kemampuan mumpuni. Persebaya Surabaya setidaknya pernah batal mengontrak pemain karena gagal tes kesehatan.
“Ada pemain yang bisa gugur di tahap ini. Kebetulan semua pemain akan mengikuti tes kesehatan, tak hanya pemain baru. Jadi jika kondisinya tidak bagus atau hasil tes sangat rendah, klub tidak akan memakainya,” jelas Pelatih Persebaya Ibnu Grahan.
Ibnu mengungkit kembali nasib striker Ibrahima Iyane Thiam yang batal gabung Persebaya pada Maret 2012 silam. Persebaya yang sedang mencari striker jempolan, seperti menemukan berlian ketika pemain ini mengikuti seleksi.
Selama tahap seleksi, dia membuat pelatih Divaldo Alves kepincut. Dari postur maupun kemampuan individu, pemain ini sangat menjanjikan. Namun hasil tes VO2 Max ternyata sangat rendah hingga dia batal bermain di Gelora 10 November.
“Itu gambaran logisnya. Tidak ada yang bisa menjamin pemain lolos dengan mudah di tahap ini. Mungkin kalau ada kelemahan yang bisa diperbaiki, pemain masih diberi waktu untuk melakukan perbaikan. Sejauh perbaikannya tak membutuhkan waktu terlalu panjang,” jelasnya.
Untuk pemain lama, diakui Ibnu lebih berpeluang karena selama ini sudah diketahui kondisinya. Jika ada penurunan fisik atau stamina, bisa dilakukan pembenahan dalam latihan rutin. Yang manjadi pertanyaan adalah pemain baru, baik asing atau lokal.
Mereka rata-rata belum diketahui secara pasti kondisi fisiknya ketika memperkuat klub lama. “Bagi semua pemain, khususnya pemain baru, sebaiknya menjaga kondisi sebelum tes kesehatan. Karena hasilnya akan sangat menentukan,” tandas Ibnu Grahan.
Untuk pemain baru, Persebaya memilik Eric Bayemi dan Alain N’Kong. Dari keduanya, yang menjadi tanda tanya adalah N’Kong karena selama memperkuat Arema FC versi Indonesia Super League (ISL) lalu kerap diganggu cedera.
Selain itu tes kesehatan bisa menjadi referensi pelatih terkait kekurangan pada pemain yang perlu dibenahi di pra musim. Misalnya jika ada pemain yang kelebihan berat badan, maka bisa menjadi perhatian pelatih untuk memantau diet pemain.
(wbs)