Ditahan Laos, Skuad Garuda cetak sejarah buruk
Minggu, 25 November 2012 - 22:49 WIB

Ditahan Laos, Skuad Garuda cetak sejarah buruk
A
A
A
Sindonews.com – Drama terjadi di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, tadi malam. Untuk kali pertama, tim nasional (timnas) Indonesia ditahan imbang Laos, 2-2, sepanjang pergelaran AFF Suzuki Cup. Hasil ini pun membuat Bambang ‘Bepe’ Pamungkas dkk harus lebih bekerja keras di dua laga terakhir Grup B.
Ditahan imbang Thim Xad, julukan timnas Laos, memang jadi rekor buruk timnas Garuda sepajang pergelaran Piala AFF (Dahulu, Piala Tiger). Dari empat kali pertemuan sebelumnya, timnas Garuda selalu menang telak, 5-1 (Tahun 1996), 6-0 (2004), 3-1 (2007), dan dua tahun silam Laos digunduli enam gol tanpa balas.
Kondisi tersebut membuat posisi timnas Garuda terjepit. Karena hanya mengantongi satu poin di laga perdana, timnas Garuda dituntut untuk bisa memenangkan dua pertandingan sisa saat berjumpa Singapura, Rabu (28/11), dan tim tuan rumah Malaysia, Sabtu (1/12).
“Seharusnya kita harus tetap bangga kepada pemain-pemain yang ada. Mereka adalah tim yang kami miliki dari keterbatasan yang ada. Kami harusnya menyeleksi sekitar 50 pemain, tapi kami hanya diberi pilihan seperti itu. Kami tidak bisa berbuat banyak,” ungkap pelatih timnas Indonesia, Nilmaizar, seusai jalannya pertandingan.
“Tapi kami tetap bangga kepada para pemain, karena saya tetap melihat semangat dan kerja keras mereka sepanjang pertandingan tadi. Para pemain mau terus berjuang sampai menit-menit akhir jalannya pertandingan. Itu harus diapresiasi,” sambung mantan pelatih Semen Padang (SP) tersebut.
Tensi tinggi langsung terlihat diparuh pertama jalannya pertandingan. Timnas Garuda mampu mampu tampil menekan dan melahirkan beberapa peluang emas. Duet Bambang ‘Bepe’ Pamungkas dan Irfan Bachdim yang dipercaya Nil menjadi juru gedor timnas Garuda, kerap membuat barisan belakang Laos kewalahan.
Setelah asik menyerang, drama pun dimulai saat jalannya pertandingan berjalan 25 menit. Serangan balik cepat Laos lewat pergerakan Vilayout Sayyabounsou memaksa Endra Prasetya melakukan pelanggaran keras di dalam kotak penalti. Tanpa ampun wasit asal Hong Kong Ng Kai Lam mengeluarkan kartu merah.
Mendapat hadiah penalti, Khampheng Sayavutthi yang diberikan kepercayaan tidak menyia-nyiakan kesempatan tesebut. Laos pun membuka keunggulan, 1-0, pada menit ke- 29. Adapun timna Garuda, terancam menyisakan satu orang penjaga gawang sampai babak penyisihan grup selesai.
“Soal penjaga gawang Indonesia yang tinggal satu setelah Endra di kartu merah, saya meminta media officer untuk memproses hal tersebut. Karena dari 22 pemain yang kami bawa, kami hanya membawa dua penjaga gawang. Kami pun sudah meminta penambahan penjaga gawang kepada panitia dan sekarang menunggu jawabannya,” papar Nil.
Setelah gol tersebut, tensi pertandingan masih belangsung panas. Kali ini giliran pemain Laos yang dihadiahi kartu merah oleh wasit. Pelanggaran keras Sopha Saysana kepada Andik Vermansyah, membuat gelandang dengan ciri kuncir rambut tersebut harus meninggalkan lapangan pada menit ke- 33.
Setelah bermain dengan jumlah pemain yang sama, timnas Garuda pun mampu memanfaatkan hal tersebut. Raphael Maitimo akhirnya mampu membuat kedudukan imbang lewat sundulan terukur pada menit ke- 42.
Memasuki jalannya babak kedua, berbagai pergantian dilakukan kedua tim baik Nil dan Kokichi Kimura dari pihak Laos. Sayang dibabak kedua, lini pertahanan timnas Garuda terutama di sektor kiri terlihat lemah. Melihat hal tersebut, Laos pun berusaha semaksimal mungkin membongkar pertahanan Indonesia.
Benar saja, pada menit ke- 81 Laos berhasil memanfaatkan celah yang ada lewat sepakan keras Keoviengpheth Lithideth. Gelandang bernomor punggung delapan tersebut berhasil menyisir sisi kanan pertahanan timnas Garuda, dengan mengelabui Novan Setya dan Fachrudin.
Tertinggal, timnas Garuda berusaha bangkit disisa waktu yang ada. Timnas Garuda pun akhirnya tertolong dengan lahirnya gol penyeimbang kedudukan melalui Mofu pada menit ke- 89. Gelandang asal Papua tersebut, berhasil memaksimalkan bola muntah sepakan Andik.
“Banyak pemain baru di skuad timnas. Banyak yang masih gugup. Ini menjadi laga yang sulit, tapi kami harus melupakan ini karena harus maju dan menatap dua laga tersisa. Kami sendiri melihat hasil imbang tidak seburuk itu, karena kami berjanji untuk mencoba bangkit di partai selanjutnya,” ungkap Bepe.
Sementara itu, Kimura melihat hasil imbang yang didapatkan anak-anak asuhnya berkat keberhasilan memaksimalkan strategi yang ada. Memainkan pola bertahan dan melakukan serangan balik secara cepat, memang jadi kunci keberhasilan Thim Xad menahan imbang timnas Garuda.
“Sebenarnya tidak banyak informasi tentang kekuatan timnas Indonesia, saya hanya saksikan satu pertandingan dari televisi. Dalam pertandingan ini saya hanya menegaskan kepada pemain untuk bertahan yang bagus dan melakukan serangan balik yang cepat. Sejauh ini itu berhasil,” jelas Kimura.
Ditahan imbang Thim Xad, julukan timnas Laos, memang jadi rekor buruk timnas Garuda sepajang pergelaran Piala AFF (Dahulu, Piala Tiger). Dari empat kali pertemuan sebelumnya, timnas Garuda selalu menang telak, 5-1 (Tahun 1996), 6-0 (2004), 3-1 (2007), dan dua tahun silam Laos digunduli enam gol tanpa balas.
Kondisi tersebut membuat posisi timnas Garuda terjepit. Karena hanya mengantongi satu poin di laga perdana, timnas Garuda dituntut untuk bisa memenangkan dua pertandingan sisa saat berjumpa Singapura, Rabu (28/11), dan tim tuan rumah Malaysia, Sabtu (1/12).
“Seharusnya kita harus tetap bangga kepada pemain-pemain yang ada. Mereka adalah tim yang kami miliki dari keterbatasan yang ada. Kami harusnya menyeleksi sekitar 50 pemain, tapi kami hanya diberi pilihan seperti itu. Kami tidak bisa berbuat banyak,” ungkap pelatih timnas Indonesia, Nilmaizar, seusai jalannya pertandingan.
“Tapi kami tetap bangga kepada para pemain, karena saya tetap melihat semangat dan kerja keras mereka sepanjang pertandingan tadi. Para pemain mau terus berjuang sampai menit-menit akhir jalannya pertandingan. Itu harus diapresiasi,” sambung mantan pelatih Semen Padang (SP) tersebut.
Tensi tinggi langsung terlihat diparuh pertama jalannya pertandingan. Timnas Garuda mampu mampu tampil menekan dan melahirkan beberapa peluang emas. Duet Bambang ‘Bepe’ Pamungkas dan Irfan Bachdim yang dipercaya Nil menjadi juru gedor timnas Garuda, kerap membuat barisan belakang Laos kewalahan.
Setelah asik menyerang, drama pun dimulai saat jalannya pertandingan berjalan 25 menit. Serangan balik cepat Laos lewat pergerakan Vilayout Sayyabounsou memaksa Endra Prasetya melakukan pelanggaran keras di dalam kotak penalti. Tanpa ampun wasit asal Hong Kong Ng Kai Lam mengeluarkan kartu merah.
Mendapat hadiah penalti, Khampheng Sayavutthi yang diberikan kepercayaan tidak menyia-nyiakan kesempatan tesebut. Laos pun membuka keunggulan, 1-0, pada menit ke- 29. Adapun timna Garuda, terancam menyisakan satu orang penjaga gawang sampai babak penyisihan grup selesai.
“Soal penjaga gawang Indonesia yang tinggal satu setelah Endra di kartu merah, saya meminta media officer untuk memproses hal tersebut. Karena dari 22 pemain yang kami bawa, kami hanya membawa dua penjaga gawang. Kami pun sudah meminta penambahan penjaga gawang kepada panitia dan sekarang menunggu jawabannya,” papar Nil.
Setelah gol tersebut, tensi pertandingan masih belangsung panas. Kali ini giliran pemain Laos yang dihadiahi kartu merah oleh wasit. Pelanggaran keras Sopha Saysana kepada Andik Vermansyah, membuat gelandang dengan ciri kuncir rambut tersebut harus meninggalkan lapangan pada menit ke- 33.
Setelah bermain dengan jumlah pemain yang sama, timnas Garuda pun mampu memanfaatkan hal tersebut. Raphael Maitimo akhirnya mampu membuat kedudukan imbang lewat sundulan terukur pada menit ke- 42.
Memasuki jalannya babak kedua, berbagai pergantian dilakukan kedua tim baik Nil dan Kokichi Kimura dari pihak Laos. Sayang dibabak kedua, lini pertahanan timnas Garuda terutama di sektor kiri terlihat lemah. Melihat hal tersebut, Laos pun berusaha semaksimal mungkin membongkar pertahanan Indonesia.
Benar saja, pada menit ke- 81 Laos berhasil memanfaatkan celah yang ada lewat sepakan keras Keoviengpheth Lithideth. Gelandang bernomor punggung delapan tersebut berhasil menyisir sisi kanan pertahanan timnas Garuda, dengan mengelabui Novan Setya dan Fachrudin.
Tertinggal, timnas Garuda berusaha bangkit disisa waktu yang ada. Timnas Garuda pun akhirnya tertolong dengan lahirnya gol penyeimbang kedudukan melalui Mofu pada menit ke- 89. Gelandang asal Papua tersebut, berhasil memaksimalkan bola muntah sepakan Andik.
“Banyak pemain baru di skuad timnas. Banyak yang masih gugup. Ini menjadi laga yang sulit, tapi kami harus melupakan ini karena harus maju dan menatap dua laga tersisa. Kami sendiri melihat hasil imbang tidak seburuk itu, karena kami berjanji untuk mencoba bangkit di partai selanjutnya,” ungkap Bepe.
Sementara itu, Kimura melihat hasil imbang yang didapatkan anak-anak asuhnya berkat keberhasilan memaksimalkan strategi yang ada. Memainkan pola bertahan dan melakukan serangan balik secara cepat, memang jadi kunci keberhasilan Thim Xad menahan imbang timnas Garuda.
“Sebenarnya tidak banyak informasi tentang kekuatan timnas Indonesia, saya hanya saksikan satu pertandingan dari televisi. Dalam pertandingan ini saya hanya menegaskan kepada pemain untuk bertahan yang bagus dan melakukan serangan balik yang cepat. Sejauh ini itu berhasil,” jelas Kimura.
(wbs)