Klub bangkit, supporter bergeliat
Rabu, 26 Desember 2012 - 22:50 WIB

Klub bangkit, supporter bergeliat
A
A
A
Sindonews.com - Munculnya Pelita Bandung Raya, menggugah memori masyarakat sepakbola nasional khususnya Jawa Barat, terhadap kejayaan Manstrans Bandung Raya di pertengahan dekade 1990. Harapan pun muncul agar tim yang kini dihuni manyak pemain muda lokal itu bisa kembali merajai kasta tertinggi sepakbola nasional.
Tahun 2012 ternyata bukan hanya menjadi momentum kebangkitan klub sepakbola Bandung Raya. Seiring terbentuknya skuad Eka Ramdani dkk di bawah komando Simon McMenemy, supporter tim pun kembali bergerak. Para pendukung Bandung Raya memang turut vakum saat klub ini bubar di akhir dekade 1990-an.
Puing-puing organisasi supporter Bandung Raya sekarang kembali menyatu. Jika saat itu para pendukung tergabung dalam wadah bernama Bandung Raya Fans Club (BRFC), kini mereka memilih mengukuhkan nama Ultras untuk menyemarakan setiap pertandingan Pelita Bandung Raya.
"Seiring mati-surinya Bandung Raya, kami pun terpaksa ikut tiarap. Padahal saat itu anggota BRFC yang tercatat mencapai sekitar enam ribu orang. Dan kini dengan bangkitnya Bandung Raya dengan menyandang nama baru, Pelita Bandung Raya, kami bertekad untuk eksis lagi. Ultras siap mengerahkan para anggota yang pada masa kejayaan dulu merupakan supporter fanatik Bandung Raya," ujar Dhoni Handono, pentolan Ultras yang juga supporter Bandung Raya di dekade 1990-an.
Meski vakum selama hampir lima belas tahun, Dhoni mengaku masih aktif menjalin komunikasi dengan rekan-rekan sesama pendukung Bandung Raya. Dan melalui jaringan lawas itu pulalah, Ultras Bandung Raya kini siap kembali menunjukkan aksi-aksi di tribun penonton.
"Kami sudah saling kontak, khususnya dengan sesama pengurus BRFC terdahulu. Setelah berkumpul dalam satu forum reuni, akhirnya muncul keputusan yang salah satunya adalah mendeklarasikan perkumpulan supporter Pelita Bandung Raya yang bernama Ultras Bandung Raya. Meski usia kami memang sudah bertambah dibandingkan dahulu, tapi militansi kami untuk mendukung klub tetap besar," ujar Dhoni.
Sebagai upaya menjaga kelangsungan organisasi, Ultras pun gencar menggaet kalangan muda yang mengidolakan Pelita Bandung Raya. Upaya regenerasi ini diharapkan bisa menghasilkan energi positif bagi Ultras, dan klub yang mereka dukung.
"Yang sekarang tergabung dalam Ultras bukan hanya para anggota BRFC lama, tapi kami juga berupaya merangkul pendukung Pelita Bandung Raya dari kalangan yang lebih muda," tutur Dhoni.
Meski baru kembali terbentuk, mereka berjanji menyuguhkan dukungan maksimal bagi Pelita Bandung Raya. Terlebih, kompetisi Indonesia Super League (ISL) yang dihadapi sang klub idola merupakan turnamen dengan tensi tinggi. Beberapa supporter besar juga sudah kokoh mendukung klub kesayangannya masing-masing.
"Kami akan mendukung Pelita Bandung Raya dengan militansi tinggi. Ultras ingin klub ini benar-benar menjadi tuan rumah di kandangnya. Mudah-mudahan pada saatnya nanti, kami bisa pancangkan kembali spanduk-spanduk yang dulu pernah kami kibarkan di Senayan, Jakarta," kata Dhoni.
Dia pun menyebutkan, spanduk paling bersejarah yang saat itu pernah dikibarkan adalah kain berukuran besar dengan tulisan 'Kagok Edan BR Juara Sakalian' (tanggung edan, BR juara sekalian). Terbukti, spanduk berisi jargon legendaris khas Bandung Raya tersebut berhasil mengiringi tim ini menjuarai Liga Indonesia 1995-1996. Saat itu, laga final digelar di Stadion Senayan, Jakarta, yang kini disebut Gelora Bung Karno.
Tahun 2012 ternyata bukan hanya menjadi momentum kebangkitan klub sepakbola Bandung Raya. Seiring terbentuknya skuad Eka Ramdani dkk di bawah komando Simon McMenemy, supporter tim pun kembali bergerak. Para pendukung Bandung Raya memang turut vakum saat klub ini bubar di akhir dekade 1990-an.
Puing-puing organisasi supporter Bandung Raya sekarang kembali menyatu. Jika saat itu para pendukung tergabung dalam wadah bernama Bandung Raya Fans Club (BRFC), kini mereka memilih mengukuhkan nama Ultras untuk menyemarakan setiap pertandingan Pelita Bandung Raya.
"Seiring mati-surinya Bandung Raya, kami pun terpaksa ikut tiarap. Padahal saat itu anggota BRFC yang tercatat mencapai sekitar enam ribu orang. Dan kini dengan bangkitnya Bandung Raya dengan menyandang nama baru, Pelita Bandung Raya, kami bertekad untuk eksis lagi. Ultras siap mengerahkan para anggota yang pada masa kejayaan dulu merupakan supporter fanatik Bandung Raya," ujar Dhoni Handono, pentolan Ultras yang juga supporter Bandung Raya di dekade 1990-an.
Meski vakum selama hampir lima belas tahun, Dhoni mengaku masih aktif menjalin komunikasi dengan rekan-rekan sesama pendukung Bandung Raya. Dan melalui jaringan lawas itu pulalah, Ultras Bandung Raya kini siap kembali menunjukkan aksi-aksi di tribun penonton.
"Kami sudah saling kontak, khususnya dengan sesama pengurus BRFC terdahulu. Setelah berkumpul dalam satu forum reuni, akhirnya muncul keputusan yang salah satunya adalah mendeklarasikan perkumpulan supporter Pelita Bandung Raya yang bernama Ultras Bandung Raya. Meski usia kami memang sudah bertambah dibandingkan dahulu, tapi militansi kami untuk mendukung klub tetap besar," ujar Dhoni.
Sebagai upaya menjaga kelangsungan organisasi, Ultras pun gencar menggaet kalangan muda yang mengidolakan Pelita Bandung Raya. Upaya regenerasi ini diharapkan bisa menghasilkan energi positif bagi Ultras, dan klub yang mereka dukung.
"Yang sekarang tergabung dalam Ultras bukan hanya para anggota BRFC lama, tapi kami juga berupaya merangkul pendukung Pelita Bandung Raya dari kalangan yang lebih muda," tutur Dhoni.
Meski baru kembali terbentuk, mereka berjanji menyuguhkan dukungan maksimal bagi Pelita Bandung Raya. Terlebih, kompetisi Indonesia Super League (ISL) yang dihadapi sang klub idola merupakan turnamen dengan tensi tinggi. Beberapa supporter besar juga sudah kokoh mendukung klub kesayangannya masing-masing.
"Kami akan mendukung Pelita Bandung Raya dengan militansi tinggi. Ultras ingin klub ini benar-benar menjadi tuan rumah di kandangnya. Mudah-mudahan pada saatnya nanti, kami bisa pancangkan kembali spanduk-spanduk yang dulu pernah kami kibarkan di Senayan, Jakarta," kata Dhoni.
Dia pun menyebutkan, spanduk paling bersejarah yang saat itu pernah dikibarkan adalah kain berukuran besar dengan tulisan 'Kagok Edan BR Juara Sakalian' (tanggung edan, BR juara sekalian). Terbukti, spanduk berisi jargon legendaris khas Bandung Raya tersebut berhasil mengiringi tim ini menjuarai Liga Indonesia 1995-1996. Saat itu, laga final digelar di Stadion Senayan, Jakarta, yang kini disebut Gelora Bung Karno.
(wbs)