Disebut boros, Persib bela diri

Rabu, 09 Januari 2013 - 12:25 WIB
Disebut boros, Persib bela diri
Disebut boros, Persib bela diri
A A A
Sindonews.com - Direktur Marketing dan Promosi PT PBB, Muhammad Farhan menolak anggapan yang selama ini menyebut jika Persib Bandung sebagai klub paling jor-joran di kompetisi Indonsia Super League (ISL) musim 2012/2013.

Nilai anggaran sebesar Rp 1,5 miliar yang sudah digelontorkan PT PBB sejak Persib melakukan persiapan pada bulan September 2012. Menurut Farhan bukan yang terbesar di level kompetisi ISL musim ini. Sebab kata Farhan masih ada klub selain Persib yang merogoh kocek lebih dalam.

Musim ini, Persib bisa dikatakan hanya mengeluarkan 'ongkos' tinggi untuk mendapatkan I Made Wirawan, Supardi Nasir, Firman Utina, M. Ridwan dan Georges Parfait Mbida Messi. Nominal downpayment (DP) untuk kelima pemain tersebut hanya mencapai sekitar Rp 500 juta.

Jumlah tersebut kabarnya masih kalah dibandingkan dana besar yang mesti dikeluarkan Arema Indonesia yang musim ini mendatangkan sejumlah pemain mahal seperti Keith Jerome Kayamba Gumbs, Thierry Gathuessy, Alberto Goncalves dan Christian Gonzales yang kabarnya menembus lebih dari Rp 1 miliar.

"Kami baru mengeluarkan dana Rp 1,5 miliar selama masa persiapan hingga ke pertandingan perdana nanti. Tapi itu kan baru persiapan saja. Kalau nanti keseluruhan pertandingan pastinya beda lagi. Yang pasti angka Rp 1,5 miliar ini, yang kami keluarkan selama persiapan saja," ungkap Farhan.

Menurut sosok yang juga berprofesi sebagai presenter dan komedian tersebut. Nilai Rp 1,5 miliar tersebut, lebih rendah dibandingkan nilai yang harus dikeluarkan Maung Bandung dalam tiga musim terakhir. Pada musim 2010/2011 misalnya, Persib harus mengeluarkan dana lebih dari Rp 1 miliar untuk mengontrak sekaligus memecat pelatih asal Prancis, Daniel Darko Janackovic.

Lebih lanjut Farhan menyebutkan dana Rp 1,5 miliar itu, digelontorkan untuk memenuhi sejumlah kebutuhan yang meliputi seluruh kebutuhan tim dalam masa persiapan. Seperti untuk transfer pemain dan pelatih serta ofisial serta anggaran akomodasi seperti pemusatan latihan di Ciamis yang digelar akhir Oktober.

"Untuk pemain termasuk transfer, mereka baru terima DP saja. Itu sesuai kesepakatan yang dicapai antara PT PBB dengan pemain maupun pelatih. Kita tidak pernah bayar seluruhnya di muka karena memang tidak baik kalau seperti itu untuk sebuah perusahaan," jelas Farhan.

Untuk menutupi semua kebutuhan Persib, PT PBB dipastikan mampu menutupinya dari sponsor sekitar 60%. Selebihnya Direksi PT PBB berharap meraup dana segar dari beberapa sektor seperti ticketing, hak siar dan sponsor yang memasang brand product per pertandingan.

Menurut Farhan dari semua sektor, pendapatan hak siar diatas kertas idealnya bisa menjadi pemasukan terbesar kedua ke kas Persib setelah sponsorship. Sayangnya kebijakan hak siar televisi sejauh ini dianggap masih merugikan Persib.

Penyebabnya Maung Bandung kemungkinan harus menerima potongan kue yang sama dengan klub lain. Meski rating membuktikan jika laga-laga Persib yang disiarkan langsung seringkali mampu mendongkrak rating televisi secara signifikan.

"Untuk masalah hak siar, sampai saat ini kami masih sedang negosiasi dengan stasiun TV yang akan menyiarkan pertandingan nanti. Royalti hak siarnya Rp 1 miliar dan sekarang masih menegosiasikan stasiun TV mana, yang pasti akan menyiarkan pertandingan Persib," tandas Farhan.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3636 seconds (0.1#10.140)