FIGC seriusi aksi tarik diri Boateng
A
A
A
Sindonews.com - Sikap pro dan kontra terhadap aksi menarik diri gelandang AC Milan Kevin Prince Boateng karena rasisme ditanggapi serius oleh Federasi sepak bola Italia (FIGC). Badan tertinggi sepak bola Italia itu pun menyusun sebuah prosedur sebagai pedoman mengenai apa yang harus dilakukan jika terjadi aksi rasisme di lapangan hijau.
Yang jelas FIGC tidak ingin respons Boateng yang menendang bola ke arah penonton, lalu meninggalkan lapangan ditiru pemain lain. FIGC telah bertemu dengan osservatorio, sebuah organisasi yang bertugas untuk keamanan dan keselamatan stadion di Italia untuk membahas insiden rasisme di lapangan hijau.
Dari hasil diskusi itu dihasilkan sebuah kesepakatan yang di antaranya meminta kepada pemain untuk tetap berada di lapangan meski mendapat ejekan rasisme. Selain itu kedua pihak juga sepakat akan kemungkinan pertandingan untuk ditunda guna memperingatkan fans akan perilakunya.
"Dalam hal rasisme, intoleransi atau anti-Semitisme, wasit dan pemain akan melaporkan melalui ofisial keempat ke direktur keselamatan publik. Ofisial keempat itulah yang nantinya berwenang untnuk memutuskan apakah pertandingan layak untuk diakhiri,”ujar Osservatorio dalam pernyataannya seperti dikutip the world game, Kamis (10/1/2013).
"Laporan akan diajukan ke kantor Jaksa Federal. Dalam hal rasisme atau intoleransi serius, pertandingan dapat diberhentikan sementara untuk menyiarkan pesan peringatan melalui sistem PA di stadion.”
Pernyataan yang disampaikan Ossevatorio disambut baik manajer umum FIGC Antonello Valentini. “Kehadiran saya di sini bersama Osservatorio menujukkan kami sama sekali tidak menganggap remeh masalah ini. FIGC selalu memberikan perhatian maksimal untuk isu ini,”ujar Valentini.
“Langkah ini kami tempuh untuk melarang rasisme terjadi di stadion dan kami senang dengan respons dan langkah dari Kementerian Dalam Negeri dan Osservatorio.”
Yang jelas FIGC tidak ingin respons Boateng yang menendang bola ke arah penonton, lalu meninggalkan lapangan ditiru pemain lain. FIGC telah bertemu dengan osservatorio, sebuah organisasi yang bertugas untuk keamanan dan keselamatan stadion di Italia untuk membahas insiden rasisme di lapangan hijau.
Dari hasil diskusi itu dihasilkan sebuah kesepakatan yang di antaranya meminta kepada pemain untuk tetap berada di lapangan meski mendapat ejekan rasisme. Selain itu kedua pihak juga sepakat akan kemungkinan pertandingan untuk ditunda guna memperingatkan fans akan perilakunya.
"Dalam hal rasisme, intoleransi atau anti-Semitisme, wasit dan pemain akan melaporkan melalui ofisial keempat ke direktur keselamatan publik. Ofisial keempat itulah yang nantinya berwenang untnuk memutuskan apakah pertandingan layak untuk diakhiri,”ujar Osservatorio dalam pernyataannya seperti dikutip the world game, Kamis (10/1/2013).
"Laporan akan diajukan ke kantor Jaksa Federal. Dalam hal rasisme atau intoleransi serius, pertandingan dapat diberhentikan sementara untuk menyiarkan pesan peringatan melalui sistem PA di stadion.”
Pernyataan yang disampaikan Ossevatorio disambut baik manajer umum FIGC Antonello Valentini. “Kehadiran saya di sini bersama Osservatorio menujukkan kami sama sekali tidak menganggap remeh masalah ini. FIGC selalu memberikan perhatian maksimal untuk isu ini,”ujar Valentini.
“Langkah ini kami tempuh untuk melarang rasisme terjadi di stadion dan kami senang dengan respons dan langkah dari Kementerian Dalam Negeri dan Osservatorio.”
(aww)