Hak siar IPL, LPIS prioritaskan MNC Group
A
A
A
Sindonews.com - Rencana lanjutan kerja sama PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) dengan Media Nusantara Citra (MNC) Group, soal hak siar kompetisi Indonesia Premier League (IPL) musim 2012/2013, masih mengambang. Akan tetapi LPIS tetap memprioritaskan MNC Group, sebagai pihak yang diberikan penawaran pertama.
LPIS sebagai operator LPI memang belum memberikan keterangan pasti siapa pemegang hak siar kompetisi tertinggi di bawah naungan PSSI tersebut. Akan tetapi, untuk melanggengkan usahanya, LPIS dikabarkan sudah melakukan bentuk negosiasi dengan News Corp (perusahaan media dari Amerika Serikat).
Kabarnya, bentuk kerja sama yang akan dilakukan akan berjalan selama 25 tahun. Bentuk kerja sama panjang nanti, rencananya akan ditinjau atau dievaluasi setiap empat tahun sekali. Dengan adanya investasi yang cukup panjang tersebut, besar kemungkinan siapa yang akan memegang hak siar IPL akan ditentukan oleh pihak investor.
''Rencanaya, perjanjian dengan News Corp selama 25 tahun. Dengan masa tinjau setiap 4 tahun sekali. Mereka akan menginvestasikan nilai yang cukup besar. Dan untuk masalah komesial itu, akan dipegang oleh investor. Untuk hak siar, kami akan tawarkan ke pemegang hak siar terakhir, yaitu MNC,” ungkap CEO PT LPIS Widjajanto.
LPIS sendiri menjelaskan, jika tidak ada kesepakatan dengan pihak yang ditawarkan untuk membeli hak siar, maka investorlah yang akan mengambil alih. Jika melihat pengalaman pihak investor yang juga menaungi berbagi liga di Amerika, bisa jadi untuk musim depan hak siar dijual per pertandingan.
“Jika mereka tidak mau dengan harga yang ditawarkan, investor yang pastinya akan mencari siapa yang mau memberi harga lebih tinggi. Investor ini sudah berpengalaman karena sudah pegang berbagai liga seperti di Amerika. Ada kemungkinan juga, jika hak siar bisa dijual per pertandingan,” jelas Widja, sapaan akrab Widjajanto.
Pria yang juga sempat berprofesi sebagai wartawan ini menjelaskan, jika kerja sama yang terjadi antara LPIS dengan pihak News Corp cukup menghasilkan dana segar. Dan rencananya uang yang nantinya didapat dari kerja sama tersebut, akan dijadikan bentuk subsidi kepada klub-klub yang bernaung di bawah LPIS.
“Uang ini nantinya untuk subsidi klub-klub. Besarannya masih dibicarakan tergantung negosiasi. Kemungkinan antara Rp2 Miliar sampai Rp5 Miliar. Ya mungkin di kisaran itulah nanti subsidinya ke klub-klub. Pokonya tergantung negosiasi,” jelas Widjajanto.
Sementara itu, pihak MNC Group melalui Manager Akuisisi Program RCTI, Dini Putri, menjelaskan, jika sampai saat ini dirinya belum sama sekali mendapatkan informasi terbaru soal kerja sama LPIS dengan MNC Group. Dengan alasan itu pula, Dini belum mau angkat bicara soal kelanjutan hak siar IPL.
“Saya belum mempunyai update apa-apa soal itu, jadi saya juga belum bisa menjawab apa-apa,” jelas Dini, lewat pesan singkatnya kepada SINDO, Senin (14/1).
LPIS sebagai operator LPI memang belum memberikan keterangan pasti siapa pemegang hak siar kompetisi tertinggi di bawah naungan PSSI tersebut. Akan tetapi, untuk melanggengkan usahanya, LPIS dikabarkan sudah melakukan bentuk negosiasi dengan News Corp (perusahaan media dari Amerika Serikat).
Kabarnya, bentuk kerja sama yang akan dilakukan akan berjalan selama 25 tahun. Bentuk kerja sama panjang nanti, rencananya akan ditinjau atau dievaluasi setiap empat tahun sekali. Dengan adanya investasi yang cukup panjang tersebut, besar kemungkinan siapa yang akan memegang hak siar IPL akan ditentukan oleh pihak investor.
''Rencanaya, perjanjian dengan News Corp selama 25 tahun. Dengan masa tinjau setiap 4 tahun sekali. Mereka akan menginvestasikan nilai yang cukup besar. Dan untuk masalah komesial itu, akan dipegang oleh investor. Untuk hak siar, kami akan tawarkan ke pemegang hak siar terakhir, yaitu MNC,” ungkap CEO PT LPIS Widjajanto.
LPIS sendiri menjelaskan, jika tidak ada kesepakatan dengan pihak yang ditawarkan untuk membeli hak siar, maka investorlah yang akan mengambil alih. Jika melihat pengalaman pihak investor yang juga menaungi berbagi liga di Amerika, bisa jadi untuk musim depan hak siar dijual per pertandingan.
“Jika mereka tidak mau dengan harga yang ditawarkan, investor yang pastinya akan mencari siapa yang mau memberi harga lebih tinggi. Investor ini sudah berpengalaman karena sudah pegang berbagai liga seperti di Amerika. Ada kemungkinan juga, jika hak siar bisa dijual per pertandingan,” jelas Widja, sapaan akrab Widjajanto.
Pria yang juga sempat berprofesi sebagai wartawan ini menjelaskan, jika kerja sama yang terjadi antara LPIS dengan pihak News Corp cukup menghasilkan dana segar. Dan rencananya uang yang nantinya didapat dari kerja sama tersebut, akan dijadikan bentuk subsidi kepada klub-klub yang bernaung di bawah LPIS.
“Uang ini nantinya untuk subsidi klub-klub. Besarannya masih dibicarakan tergantung negosiasi. Kemungkinan antara Rp2 Miliar sampai Rp5 Miliar. Ya mungkin di kisaran itulah nanti subsidinya ke klub-klub. Pokonya tergantung negosiasi,” jelas Widjajanto.
Sementara itu, pihak MNC Group melalui Manager Akuisisi Program RCTI, Dini Putri, menjelaskan, jika sampai saat ini dirinya belum sama sekali mendapatkan informasi terbaru soal kerja sama LPIS dengan MNC Group. Dengan alasan itu pula, Dini belum mau angkat bicara soal kelanjutan hak siar IPL.
“Saya belum mempunyai update apa-apa soal itu, jadi saya juga belum bisa menjawab apa-apa,” jelas Dini, lewat pesan singkatnya kepada SINDO, Senin (14/1).
(aww)