Bimasakti sukses hentikan NSH GMC Riau
A
A
A
Sindonews.com - Tanpa Ryan Febriyan, NSH GMC Riau terlihat tidak terlalu tajam. Menghadapi Bimasakti Nikko Steel Malang dalam lanjutan seri kedua Speedy NBL Indonesia 2012-2013 di Hall A Senayan, Sabtu (19/1), Max Yanto dan kawan-kawan terus tertinggal hingga laga berakhir dengan skor 72-52.
Max Yanto yang pada pertandingan sebelumnya mencapai raihan poin tertinggi selama bekarir di NBL Indonesia, mendapat kepercayaan dari kepala pelatih NSH GMC Riau, Tri Adnyana untuk tampil sebagai starter. Sayang, Max tidak mampu mengulangi kehebatannya. Max hanya memasukkan satu dari tiga kesempatan tembakan yang mereka dapatkan.
Pada kubu Bimasakti, Heryanto Gunawan yang dipercaya menggantikan Deny Sartika sebagai starter di posisi point guard tampil mengesankan. Selain berhasil memberi satu assist, Heryanto mencetak lima angka. Delapan poin dari Yanuar Dwi Priasmoro menggenapi raihan Bimasakti 21-15 di akhir kuarter pertama.
Selain tidak bermainnya Ryan, produktifitas NSH GMC juga menurun dengan buruknya akurasi Juliano Gandhi. Beruntung, Yunus Efendi menjadi penutup yang baik. Sebaliknya, jika Yanuar hebat di kuarter pertama, kuarter kedua menjadi milik Gipsona. Kerja keras Gipsona membawa Bimasakti menjauh 41-26 di akhir kuarter kedua. Gipsona mencetak enam poin di kuarter ini.
Meski tidak segencar NSH GMC ketika menyerang, akurasi para pemain Bimasakti sangat-sangat baik. Yanuar bahkan memiliki field goals 100 persen hingga kuarter ketiga. Secara keseluruhan, akurasi Bimasakti mencapai 60 persen. Bimasakti unggul 19 poin memasuki kuarter empat.
Total 21 poin diraih oleh Yanuar hingga akhir pertandingan. Jumlah terbanyak tersebut disusul oleh Gipsona dengan 10 poin. Pada kubu NSH GMC, Juliano Gandhi yang baru mendapatkan sentuhannya di kuarter kedua terbanyak dengan 14 poin.
”Hasil yang bagus. Para pemain menjalankan game plan dengan sangat baik. Walau akurasi free throw mereka masih kurang memuaskan, saya sangat senang dengan kemenangan ini,” ujar head coach Bimasakti, William Fraizer Mc Cammon.
Max Yanto yang pada pertandingan sebelumnya mencapai raihan poin tertinggi selama bekarir di NBL Indonesia, mendapat kepercayaan dari kepala pelatih NSH GMC Riau, Tri Adnyana untuk tampil sebagai starter. Sayang, Max tidak mampu mengulangi kehebatannya. Max hanya memasukkan satu dari tiga kesempatan tembakan yang mereka dapatkan.
Pada kubu Bimasakti, Heryanto Gunawan yang dipercaya menggantikan Deny Sartika sebagai starter di posisi point guard tampil mengesankan. Selain berhasil memberi satu assist, Heryanto mencetak lima angka. Delapan poin dari Yanuar Dwi Priasmoro menggenapi raihan Bimasakti 21-15 di akhir kuarter pertama.
Selain tidak bermainnya Ryan, produktifitas NSH GMC juga menurun dengan buruknya akurasi Juliano Gandhi. Beruntung, Yunus Efendi menjadi penutup yang baik. Sebaliknya, jika Yanuar hebat di kuarter pertama, kuarter kedua menjadi milik Gipsona. Kerja keras Gipsona membawa Bimasakti menjauh 41-26 di akhir kuarter kedua. Gipsona mencetak enam poin di kuarter ini.
Meski tidak segencar NSH GMC ketika menyerang, akurasi para pemain Bimasakti sangat-sangat baik. Yanuar bahkan memiliki field goals 100 persen hingga kuarter ketiga. Secara keseluruhan, akurasi Bimasakti mencapai 60 persen. Bimasakti unggul 19 poin memasuki kuarter empat.
Total 21 poin diraih oleh Yanuar hingga akhir pertandingan. Jumlah terbanyak tersebut disusul oleh Gipsona dengan 10 poin. Pada kubu NSH GMC, Juliano Gandhi yang baru mendapatkan sentuhannya di kuarter kedua terbanyak dengan 14 poin.
”Hasil yang bagus. Para pemain menjalankan game plan dengan sangat baik. Walau akurasi free throw mereka masih kurang memuaskan, saya sangat senang dengan kemenangan ini,” ujar head coach Bimasakti, William Fraizer Mc Cammon.
(aww)