Sangksi PSSI, bagi Persib nggak berpengaruh
A
A
A
Sindonews.com - Manajer Persib Bandung Umuh Muchtar meminta kepada tiga pemain Persib, Atep, M.Ridwan, dan I Made Wirawan tetap tenang dalam menyikapi keputusan sanksi larangan bermain selama enam bulan plus denda Rp 100 juta yang dijatuhkan PSSI karena dinilai terbukti sengaja menolak panggilan timnas.
Bahkan Umuh juga mengaku tidak akan menanggapi sanksi PSSI kepada Persib Bandung karena tidak mendaftar ulang ke PSSI. "Sanksi PSSI baik ke pemain dan klub itu tidak tepat. Sekarang kita ini di bawah naungan KPSI, bukan di bawah naungan PSSI," ujar Umuh.
Karena itu lanjut Umuh, pihaknya tidak akan menanggapi masalah sanksi yang dijatuhkan PSSI.
Sementara itu, Pelatih Persib, Djadjang Nurdjaman secara tegas menyatakan dukungannya kepada anak buahnya yang dihukum PSSI. "Jelas tidak fair. Sebab, pemain bersikap atas dasar dan seizin dari klub. Saya sepenuhnya berada dalam posisi mendukung pemain," ujar Djanur.
Dengan kata lain menurut Djanur, sanksi yang dijatuhkan PSSI salah alamat. Bagi Djanur, ketiga pemainnya tidak bisa berbuat banyak karena pihak klub memang sudah menyampaikan penolakannya memberikan izin kepada Atep, I Made maupun Ridwan untuk pergi membela timnas.
Alasan yang disampaikan manajemen Persib, karena tak ingin memperkeruh suasana dibalik proses perdamaian yang terus dilakukan antara kubu PSSI dan KPSI. "Pemain mana yang tidak ingin memperkuat timnas? Saya yakin para pemain saya banyak yang berharap membela Timnas. Tapi situasi dan kondisinya sekarang berbeda," tegas Djanur.
Sementara itu, Direktur Marketing dan Promosi PT. PBB, Muhammad Farhan menyatakan secara hukum sikap pemain yang menolak panggilan timnas memang layak di ganjar dengan sanksi. "Namun sebelum sanksi tersebut diberlakukan, harusnya pemain diberikan hak untuk banding. Kami menyarankan kepada pemain untuk banding," terang Farhan.
"Sejak awal kita memang tidak memberikan izin kepada pemain untuk membela Timnas. Sampai sekarang tidak ada pemain kita yang pergi mengikuti pelatnas. Itu artinya memang sejak awal para pemain tidak mendapatkan izin dari klub," tegasnya.
Menurut Farhan hak banding dimiliki setiap orang yang terhukum. Jika ternyata PSSI menolak memberikan hak tersebut. Menurut Farhan layak dipertanyakan sejauh mana otoritas tertinggi sepak bola Indonesia itu, bertindak dan mentaati hukum.
Farhan menyatakan kasus pemberian sanksi oleh PSSI kepada Persib dan sejumlah klub ISL lainnya, akhir tahun 2011 lalu, masih layak diperdebatkan. Sebab hingga kini upaya Persib melakukan banding justru tak pernah di respons PSSI.
Seperti diberitakan sebelumnya, Atep, Ridwan dan I Made termasuk dalam daftar 23 pemain yang masuk daftar hitam PSSI setelah menolak panggilan pelatih timnas, Nil Maizar. Mayoritas di antara mereka merupakan pemain yang berlaga di kompetisi ISL. Dua pemain merupakan pemain klub IPL yakni IPL Irfan Raditya dan Aji Saka.
Seperti diketahui, belum lama ini PSSI menjatuhkan sanksi kepada 23 pemain, tiga diantaranya pemain Persib. Selain itu PSSI juga menjatuhkan sanksi kepada 15 klub, salah satunya Persib Bandung karena belum mendaftar ulang ke PSSI.
Bahkan Umuh juga mengaku tidak akan menanggapi sanksi PSSI kepada Persib Bandung karena tidak mendaftar ulang ke PSSI. "Sanksi PSSI baik ke pemain dan klub itu tidak tepat. Sekarang kita ini di bawah naungan KPSI, bukan di bawah naungan PSSI," ujar Umuh.
Karena itu lanjut Umuh, pihaknya tidak akan menanggapi masalah sanksi yang dijatuhkan PSSI.
Sementara itu, Pelatih Persib, Djadjang Nurdjaman secara tegas menyatakan dukungannya kepada anak buahnya yang dihukum PSSI. "Jelas tidak fair. Sebab, pemain bersikap atas dasar dan seizin dari klub. Saya sepenuhnya berada dalam posisi mendukung pemain," ujar Djanur.
Dengan kata lain menurut Djanur, sanksi yang dijatuhkan PSSI salah alamat. Bagi Djanur, ketiga pemainnya tidak bisa berbuat banyak karena pihak klub memang sudah menyampaikan penolakannya memberikan izin kepada Atep, I Made maupun Ridwan untuk pergi membela timnas.
Alasan yang disampaikan manajemen Persib, karena tak ingin memperkeruh suasana dibalik proses perdamaian yang terus dilakukan antara kubu PSSI dan KPSI. "Pemain mana yang tidak ingin memperkuat timnas? Saya yakin para pemain saya banyak yang berharap membela Timnas. Tapi situasi dan kondisinya sekarang berbeda," tegas Djanur.
Sementara itu, Direktur Marketing dan Promosi PT. PBB, Muhammad Farhan menyatakan secara hukum sikap pemain yang menolak panggilan timnas memang layak di ganjar dengan sanksi. "Namun sebelum sanksi tersebut diberlakukan, harusnya pemain diberikan hak untuk banding. Kami menyarankan kepada pemain untuk banding," terang Farhan.
"Sejak awal kita memang tidak memberikan izin kepada pemain untuk membela Timnas. Sampai sekarang tidak ada pemain kita yang pergi mengikuti pelatnas. Itu artinya memang sejak awal para pemain tidak mendapatkan izin dari klub," tegasnya.
Menurut Farhan hak banding dimiliki setiap orang yang terhukum. Jika ternyata PSSI menolak memberikan hak tersebut. Menurut Farhan layak dipertanyakan sejauh mana otoritas tertinggi sepak bola Indonesia itu, bertindak dan mentaati hukum.
Farhan menyatakan kasus pemberian sanksi oleh PSSI kepada Persib dan sejumlah klub ISL lainnya, akhir tahun 2011 lalu, masih layak diperdebatkan. Sebab hingga kini upaya Persib melakukan banding justru tak pernah di respons PSSI.
Seperti diberitakan sebelumnya, Atep, Ridwan dan I Made termasuk dalam daftar 23 pemain yang masuk daftar hitam PSSI setelah menolak panggilan pelatih timnas, Nil Maizar. Mayoritas di antara mereka merupakan pemain yang berlaga di kompetisi ISL. Dua pemain merupakan pemain klub IPL yakni IPL Irfan Raditya dan Aji Saka.
Seperti diketahui, belum lama ini PSSI menjatuhkan sanksi kepada 23 pemain, tiga diantaranya pemain Persib. Selain itu PSSI juga menjatuhkan sanksi kepada 15 klub, salah satunya Persib Bandung karena belum mendaftar ulang ke PSSI.
(wbs)