Soal AFC, Persibo bungkam
A
A
A
Sindonews.com —Batas waktu pendaftaran ke AFC Cup sudah ditutup pada Kamis (24/1). Namun Persibo Bojonegoro yang menjadi klub paling tidak siap di ajang ini, terlihat masih kabur. Hingga batas waktu kemarin, kejelasan pendaftaran belum diutarakan manajemen.
Manajemen terkesan menutupi progres negosiasi kontrak yang sudah dipersiapkan mulai awal pekan lalu. Media Officer Persibo Imam Nur Cahyo, Kamis (24/1) sore menyatakan belum bisa memberikan keterangan seputar pendaftaran itu. “Maaf, saya belum bisa berkomentar. Tunggu saja nanti,” katanya.
Persibo sejak Selasa (22/1) dikabarkan membuka negosiasi kontrak dengan pemain. Nyatanya belum ada kesepakatan apa pun antara manajemen dengan pemain. Bahkan pemain asing yang sempat bergabung seperti Danilo Fernando dan Pablo Frances telah meninggalkan Persibo.
Danilo meninggalkan Persibo karena tidak ada kejelasan soal kontrak dari manajemen. Praktis, hingga kini belum ada kepastian pemain mana yang bakal didaftarkan ke AFC Cup. Manajemen juga menutup rapat soal perkembangan negosiasi kontrak dengan pemain yang telah lolos seleksi.
Pelatih Gusnul Yakin sebelumnya sudah memberikan rekomendasi pemain yang layak memperkuat Laskar Angling Dharma musim ini. Namun negosiasi terbentur masalah klasik, yakni belum adanya dana untuk membayar 25% kontrak pemain yang biasanya dilunasi saat penandatanganan kontrak.
Salah satu sumber di internal Persibo mengungkapkan, pemain dan manajemen sulit mencapai kesempatan karena terbentur pembayaran kontrak. Manajemen menginginkan pemain tandatangan dulu, sementara pembayaran dilakukan setelah klub mempunyai dana.
“Para pemain keberatan dengan sistem itu, karena 25% kontrak harusnya dibayar saat ada kesepakatan kedua pihak. Kondisi keuangan memang menjadi masalah utama karena Persibo belum memiliki dana untuk membayar kontrak pemain,” terang sumber tersebut.
Kosongnya kas Laskar Angling Dharma memang bukan rahasia lagi. Bahkan untuk menjalankan proses seleksi saja manajemen harus berhutang pada Bupati Bojonegoro sebesar Rp45 juta. Bisa dibayangkan ketika klub membutuhkan dana ratusan juta untuk kesepakatan kontrak pemain.
Persibo yang kini terus melakukan persiapan tim, terancam denda sebesar Rp2 miliar jika tidak melakukan pendaftaran sesuai deadline dan gagal berlaga di AFC Cup. Ini sekaligus menjadi persiapan paling buruk klub Indonesia di ajang internasional, dibanding klub-klub sebelumnya yakni Arema FC dan Persipura Jayapura.
Pelatih Gusnul Yakin kala dikonfirmasi juga menolak berbicara status pemain serta pendaftaran ke AFC Cup. “Itu bukan wewenang saya. Saya sudah mengajukan rekomendasi, sedangkan urusan kontrak dan pendaftaran ke AFC Cup mutlak wewenang manajemen,” jelasnya.
Seakan menetralisir kegundahan supporter Boromania, Gusnul Yakin sendiri menyatakan masih optimistis timnya mampu bersaing di AFC Cup nanti. “Saya optimistis memiliki kekuatan yang bisa kompetitif. Saya persiapan sebaik mungkin,” tandasnya.
Manajemen terkesan menutupi progres negosiasi kontrak yang sudah dipersiapkan mulai awal pekan lalu. Media Officer Persibo Imam Nur Cahyo, Kamis (24/1) sore menyatakan belum bisa memberikan keterangan seputar pendaftaran itu. “Maaf, saya belum bisa berkomentar. Tunggu saja nanti,” katanya.
Persibo sejak Selasa (22/1) dikabarkan membuka negosiasi kontrak dengan pemain. Nyatanya belum ada kesepakatan apa pun antara manajemen dengan pemain. Bahkan pemain asing yang sempat bergabung seperti Danilo Fernando dan Pablo Frances telah meninggalkan Persibo.
Danilo meninggalkan Persibo karena tidak ada kejelasan soal kontrak dari manajemen. Praktis, hingga kini belum ada kepastian pemain mana yang bakal didaftarkan ke AFC Cup. Manajemen juga menutup rapat soal perkembangan negosiasi kontrak dengan pemain yang telah lolos seleksi.
Pelatih Gusnul Yakin sebelumnya sudah memberikan rekomendasi pemain yang layak memperkuat Laskar Angling Dharma musim ini. Namun negosiasi terbentur masalah klasik, yakni belum adanya dana untuk membayar 25% kontrak pemain yang biasanya dilunasi saat penandatanganan kontrak.
Salah satu sumber di internal Persibo mengungkapkan, pemain dan manajemen sulit mencapai kesempatan karena terbentur pembayaran kontrak. Manajemen menginginkan pemain tandatangan dulu, sementara pembayaran dilakukan setelah klub mempunyai dana.
“Para pemain keberatan dengan sistem itu, karena 25% kontrak harusnya dibayar saat ada kesepakatan kedua pihak. Kondisi keuangan memang menjadi masalah utama karena Persibo belum memiliki dana untuk membayar kontrak pemain,” terang sumber tersebut.
Kosongnya kas Laskar Angling Dharma memang bukan rahasia lagi. Bahkan untuk menjalankan proses seleksi saja manajemen harus berhutang pada Bupati Bojonegoro sebesar Rp45 juta. Bisa dibayangkan ketika klub membutuhkan dana ratusan juta untuk kesepakatan kontrak pemain.
Persibo yang kini terus melakukan persiapan tim, terancam denda sebesar Rp2 miliar jika tidak melakukan pendaftaran sesuai deadline dan gagal berlaga di AFC Cup. Ini sekaligus menjadi persiapan paling buruk klub Indonesia di ajang internasional, dibanding klub-klub sebelumnya yakni Arema FC dan Persipura Jayapura.
Pelatih Gusnul Yakin kala dikonfirmasi juga menolak berbicara status pemain serta pendaftaran ke AFC Cup. “Itu bukan wewenang saya. Saya sudah mengajukan rekomendasi, sedangkan urusan kontrak dan pendaftaran ke AFC Cup mutlak wewenang manajemen,” jelasnya.
Seakan menetralisir kegundahan supporter Boromania, Gusnul Yakin sendiri menyatakan masih optimistis timnya mampu bersaing di AFC Cup nanti. “Saya optimistis memiliki kekuatan yang bisa kompetitif. Saya persiapan sebaik mungkin,” tandasnya.
(wbs)