Melawan sanksi, Persib keukeuh memainkan Atep cs
A
A
A
Sindonews.com - Persib Bandung melawan arus. Mereka akan tetap memainkan para pemain yang disanksi larangan bermain oleh PSSI saat menghadapi Persiram Raja Ampat, Kamis (31/1) maupun Persidafon Dafonsoro, Senin (4/2) mendatang.
Manajer Persib, Umuh Muchtar menegaskan ia tetap meminta pelatih Djadjang Nurdjaman dan seluruh pemain untuk tidak terpengaruh sanksi yang dijatuhkan PSSI kepada M. Ridwan, I Made Wirawan dan Atep yang divonis bersalah karena dinilai PSSI terbukti sengaja mangkir dari panggilan Timnas.
"Saya sudah katakan kepada pemain supaya tidak terganggu oleh sanksi PSSI. Mereka harus tetap fokus pada pertandingan. Saya juga sudah meminta kepada pelatih agar tetap memainkan para pemain tersebut (I Made, M. Ridwan dan Atep)," ujar Umuh.
Sikap Persib ini, bisa dikatakan bakal kian memperuncing hubungan kurang harmonis antara Maung Bandung dengan otoritas tertinggi sepak bola Indonesia tersebut. Sebelumnya pada akhir tahun 2011 lalu, Persib pun oleh PSSI dijatuhi sanksi degradasi ke Divisi Utama Liga Indonesia.
Selain itu, Persib juga diwajibkan membayar denda Rp 1 miliar serta kewajiban mengembalikan revenue sharing sebesar Rp 250 juta, setelah memutuskan hijrah dari kompetisi Indonesia Premier League (IPL) ke Indonesia Super League (ISL).
Meski kala itu, Ketua Komisi Disiplin PSSI, Bernhard Limbong memberikan kesempatan kepada Persib untuk banding. Upaya banding yang dilakukan Persib, justru hingga kini tak pernah di respons PSSI. Maung Bandung pun akhirnya berontak. Salah satunya dengan cara tak pernah memberikan izin kepada pemainnya yang dipanggil masuk timnas.
Dalam pernyataan resmi yang disampaikan Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB), Kuswara S. Taryono. Persib menyampaikan enam poin untuk menanggapi sanksi yang dijatuhkan kepada para pemainnya yang tidak ikut menjalani pemusatan latihan bersama timnas maupun sanksi yang diterima klub.
Dalam salah satu poin tanggapannya, Persib menilai PSSI arogan karena telah memberikan sanksi terhadap klub dan pemain tidak sesuai prosedur. "Persib juga berkompetisi di kompetisi yang sah. Bukan kah salah satu poin dari upaya perdamaian yang dilakukan itu, ISL pun berada di bawah yuridiksi PSSI?" tegas Kuswara.
Poin lainnya, PT PBB juga telah menyiapkan bantuan hukum untuk membantu ketiga pemainnya yang terkena skorsing selama enam bulan dan denda Rp 100 juta, karena dianggap mangkir dari pemanggilan tim nasional jelang pertandingan pertama babak kualifikasi Piala Asia 2015 melawan Irak di Dubai, 6 Februari nanti.
Manajer Persib, Umuh Muchtar menegaskan ia tetap meminta pelatih Djadjang Nurdjaman dan seluruh pemain untuk tidak terpengaruh sanksi yang dijatuhkan PSSI kepada M. Ridwan, I Made Wirawan dan Atep yang divonis bersalah karena dinilai PSSI terbukti sengaja mangkir dari panggilan Timnas.
"Saya sudah katakan kepada pemain supaya tidak terganggu oleh sanksi PSSI. Mereka harus tetap fokus pada pertandingan. Saya juga sudah meminta kepada pelatih agar tetap memainkan para pemain tersebut (I Made, M. Ridwan dan Atep)," ujar Umuh.
Sikap Persib ini, bisa dikatakan bakal kian memperuncing hubungan kurang harmonis antara Maung Bandung dengan otoritas tertinggi sepak bola Indonesia tersebut. Sebelumnya pada akhir tahun 2011 lalu, Persib pun oleh PSSI dijatuhi sanksi degradasi ke Divisi Utama Liga Indonesia.
Selain itu, Persib juga diwajibkan membayar denda Rp 1 miliar serta kewajiban mengembalikan revenue sharing sebesar Rp 250 juta, setelah memutuskan hijrah dari kompetisi Indonesia Premier League (IPL) ke Indonesia Super League (ISL).
Meski kala itu, Ketua Komisi Disiplin PSSI, Bernhard Limbong memberikan kesempatan kepada Persib untuk banding. Upaya banding yang dilakukan Persib, justru hingga kini tak pernah di respons PSSI. Maung Bandung pun akhirnya berontak. Salah satunya dengan cara tak pernah memberikan izin kepada pemainnya yang dipanggil masuk timnas.
Dalam pernyataan resmi yang disampaikan Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB), Kuswara S. Taryono. Persib menyampaikan enam poin untuk menanggapi sanksi yang dijatuhkan kepada para pemainnya yang tidak ikut menjalani pemusatan latihan bersama timnas maupun sanksi yang diterima klub.
Dalam salah satu poin tanggapannya, Persib menilai PSSI arogan karena telah memberikan sanksi terhadap klub dan pemain tidak sesuai prosedur. "Persib juga berkompetisi di kompetisi yang sah. Bukan kah salah satu poin dari upaya perdamaian yang dilakukan itu, ISL pun berada di bawah yuridiksi PSSI?" tegas Kuswara.
Poin lainnya, PT PBB juga telah menyiapkan bantuan hukum untuk membantu ketiga pemainnya yang terkena skorsing selama enam bulan dan denda Rp 100 juta, karena dianggap mangkir dari pemanggilan tim nasional jelang pertandingan pertama babak kualifikasi Piala Asia 2015 melawan Irak di Dubai, 6 Februari nanti.
(wbs)