Gede Widiade: Benar, saya resmi mundur dari Persebaya
A
A
A
Sindonews.com - Chief Executive Officer (CEO) Persebaya Surabaya Gede Widiade membuktikan ancamannya. Dia meletakkan jabatan CEO Persebaya sejak mengirimkan surat pengunduran diri dua pekan lalu.
Menurut pengakuan Gede Widiade, surat pengunduran diri sudah dilayangkan ke PSSI dan PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS). ''Benar, saya resmi mundur dari Persebaya. Bahkan, saya sudah menyerahkan surat pengunduran diri kurang lebih dua minggu lalu,” ucapnya.
Alasannya, PSSI maupun PT LPIS dianggap sudah mengingkari komitmen terkait pengembelaian uang pribadinya sebesar Rp 9 miliar yang sudah terpakai membiayai Persebaya musim lalu. "Tapi ini bukan semata-mata masalah uang, melainkan soal komitmen yang sudah diingkari, " ucap pria yang baru saja mengakusisi PS Mojokerto Putra (MP) itu.
Ditambahkan Gede, surat pengunduran diri diserahkan setelah bertemu beberapa petinggi PSSI, PT LPIS dan perwakilan konsorsium. Ketiga orang itu adalah Farid Rahman yang saat ini menjadi Wakil Ketua Umum PSSI, CEO PT LPIS Widjajanto dan bendahara PSSI sekaligus perwakilan konsorsium Zulkifli Nurdin Tanjung. ''Jika tidak percaya saya sudah mundur dari Persebaya silakan hubungi ketiga orang tersebut," ujarnya.
Sebenarnya, lanjut Gede, pihaknya sudah mencoba bersikap koperatif, namun tidak ada tindak lanjut dari PSSI, LPIS maupun konsorsium terkait pengembalian uangnya, "Saya sudah beri tenggat sampai akhir Januari, tapi karena tidak ada kejelasan lebih baik saya pergi. Sudah cukup kesabaran saya,” katanya.
Keputusan mundur, menurut Gede bukan karena ingin merusak Persebaya. Namun lantaran kecewa dengan janji-janji konsorsium.
“Sejak saya menjadi CEO mulai Maret 2012 sampai Januari 2013, saya tidak menerima gaji. Logikanya, sebagai CEO itu kan menerima gaji, ini tidak, saya malah yang membayari kebutuhan tim,” keluhnya.
Kekecewaan Gede terhadap konsorsium sebenarnya sudah muncul ketika kompetisi musim lalu berakhir. Puncaknya terjadi ketika, awal Januari memutuskan meliburkan latihan Andik Vermansyah dkk tanpa batas waktu, “Latihan butuh biaya, karena harus membayar katering dan operasional lainnya. Makanya saya liburkan sampai batas waktu yang tidak ditentukan,” ungkapnya.
Meski surat pengunduran diri belum direspon, namun Gede menegaskan bakal berpkir panjang untuk kembali ke Persebaya, termasuk jika uang pribadinya telah dikembalikan. “Sekali lagi ini masalah komitmen. Jika konsorsium sampai sekarang tidak ada komitmen, apa jaminannya di masa mendatang tidak terjadi lagi,” tandasnya.
Kini, Gede mengaku lebih berkonsentrasi membesarkan tim Divisi Utama versi PT Liga Indonesia (PT LI), Rheza Mojokerto Putra (Rheza MP) yang semula bernama PS Mojokerto Putra, "Saya target lolos MP lolos ke Indonesia Super League (ISL) musim berikutnya, " ujar Gede yang mengakuisisi klub berjuluk The Lasmojo itu senilai Rp 5 miliar.
Mundurnya Gede membuat nasib Persebaya semakin tidak jelas. Dua hari terakhit, beberapa pemain Persebaya dibawah komando pemain senior Mat Halil dan Erol Iba melakukan latihan sendiri di Lapangan Karangayam,"Sebagai pemain kami tidak bisa berbuat apa-apa, yang bisa kami lakukan hanya mencoba berlatih bersama meski tidak ada pelatih untuk menjaga kondisi, " keluhnya.
Keprihatinan juga ditunjukan kalangan suporter. Puluhan bonek malam kemarin mendatangi Mess Persebaya. Salah satunya menuntut agar PT Persebaya Indonesia dan pemilik saham PT Pengelola Persebaya Indonesia bertanggungjawab atas keruwetan yang terjadi di tim berjuluk Bleduk Ijo itu.
Sayangnya, Direktur PT PI Cholid Ghormah maupun komisaris PT PI Saleh Ismail Mukadar tidak bisa dikonformasi. Rencananya, bonek akan melanjutkan demo ke Balai Kota Surabaya, Jumat (1/2) menuntut Walikota Surabaya Tri Rismaharini turun tangan mengatasi masalah Persebaya
Menurut pengakuan Gede Widiade, surat pengunduran diri sudah dilayangkan ke PSSI dan PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS). ''Benar, saya resmi mundur dari Persebaya. Bahkan, saya sudah menyerahkan surat pengunduran diri kurang lebih dua minggu lalu,” ucapnya.
Alasannya, PSSI maupun PT LPIS dianggap sudah mengingkari komitmen terkait pengembelaian uang pribadinya sebesar Rp 9 miliar yang sudah terpakai membiayai Persebaya musim lalu. "Tapi ini bukan semata-mata masalah uang, melainkan soal komitmen yang sudah diingkari, " ucap pria yang baru saja mengakusisi PS Mojokerto Putra (MP) itu.
Ditambahkan Gede, surat pengunduran diri diserahkan setelah bertemu beberapa petinggi PSSI, PT LPIS dan perwakilan konsorsium. Ketiga orang itu adalah Farid Rahman yang saat ini menjadi Wakil Ketua Umum PSSI, CEO PT LPIS Widjajanto dan bendahara PSSI sekaligus perwakilan konsorsium Zulkifli Nurdin Tanjung. ''Jika tidak percaya saya sudah mundur dari Persebaya silakan hubungi ketiga orang tersebut," ujarnya.
Sebenarnya, lanjut Gede, pihaknya sudah mencoba bersikap koperatif, namun tidak ada tindak lanjut dari PSSI, LPIS maupun konsorsium terkait pengembalian uangnya, "Saya sudah beri tenggat sampai akhir Januari, tapi karena tidak ada kejelasan lebih baik saya pergi. Sudah cukup kesabaran saya,” katanya.
Keputusan mundur, menurut Gede bukan karena ingin merusak Persebaya. Namun lantaran kecewa dengan janji-janji konsorsium.
“Sejak saya menjadi CEO mulai Maret 2012 sampai Januari 2013, saya tidak menerima gaji. Logikanya, sebagai CEO itu kan menerima gaji, ini tidak, saya malah yang membayari kebutuhan tim,” keluhnya.
Kekecewaan Gede terhadap konsorsium sebenarnya sudah muncul ketika kompetisi musim lalu berakhir. Puncaknya terjadi ketika, awal Januari memutuskan meliburkan latihan Andik Vermansyah dkk tanpa batas waktu, “Latihan butuh biaya, karena harus membayar katering dan operasional lainnya. Makanya saya liburkan sampai batas waktu yang tidak ditentukan,” ungkapnya.
Meski surat pengunduran diri belum direspon, namun Gede menegaskan bakal berpkir panjang untuk kembali ke Persebaya, termasuk jika uang pribadinya telah dikembalikan. “Sekali lagi ini masalah komitmen. Jika konsorsium sampai sekarang tidak ada komitmen, apa jaminannya di masa mendatang tidak terjadi lagi,” tandasnya.
Kini, Gede mengaku lebih berkonsentrasi membesarkan tim Divisi Utama versi PT Liga Indonesia (PT LI), Rheza Mojokerto Putra (Rheza MP) yang semula bernama PS Mojokerto Putra, "Saya target lolos MP lolos ke Indonesia Super League (ISL) musim berikutnya, " ujar Gede yang mengakuisisi klub berjuluk The Lasmojo itu senilai Rp 5 miliar.
Mundurnya Gede membuat nasib Persebaya semakin tidak jelas. Dua hari terakhit, beberapa pemain Persebaya dibawah komando pemain senior Mat Halil dan Erol Iba melakukan latihan sendiri di Lapangan Karangayam,"Sebagai pemain kami tidak bisa berbuat apa-apa, yang bisa kami lakukan hanya mencoba berlatih bersama meski tidak ada pelatih untuk menjaga kondisi, " keluhnya.
Keprihatinan juga ditunjukan kalangan suporter. Puluhan bonek malam kemarin mendatangi Mess Persebaya. Salah satunya menuntut agar PT Persebaya Indonesia dan pemilik saham PT Pengelola Persebaya Indonesia bertanggungjawab atas keruwetan yang terjadi di tim berjuluk Bleduk Ijo itu.
Sayangnya, Direktur PT PI Cholid Ghormah maupun komisaris PT PI Saleh Ismail Mukadar tidak bisa dikonformasi. Rencananya, bonek akan melanjutkan demo ke Balai Kota Surabaya, Jumat (1/2) menuntut Walikota Surabaya Tri Rismaharini turun tangan mengatasi masalah Persebaya
(aww)