Togo hapus dominasi tim Afrika Maghreb
A
A
A
Sindonews.com - Keputusan Emmanuel Adebayor untuk kembali membela Togo setelah sempat pensiun seusai Piala Afrika 2010 terbukti tepat. Di bawah komando striker Tottenham Hotspur itu, Les Eperviers secara mengejutkan berhak mendampingi Pantai Gading lolos ke perempat final Piala Afrika 2013 mewakili Grup D.
Tiket fase knock-out didapat Togo seusai menahan imbang Tunisia 1-1 di Mbombela Stadium Nelspruit. Dengan produktivitas gol yang jauh lebih baik, otomatis Togo menyingkirkan Les Aigles de Carthage. Ini prestasi terbaik Togo sepanjang tampil pada turnamen sepak bola antarnegara paling bergengsi di Benua Hitam itu. Sebelumnya, mereka selalu gagal ikut turnamen atau kandas di fase grup.
“Togo menunjukkan kualitas dan permainan yang pantas dibanggakan. Kami bermain menggunakan hati.Tentu saja saya bangga dengan pencapaian ini. Kami tim kecil di Grup D. Tapi, kami sanggup mengatasi tim-tim besar untuk lolos ke perempat final,” ujar Pelatih Didier Six, dikutip Reuters.
Berdasarkan hasil undian, Togo akan menghadapi Burkina Faso pada perempat final di Nelspruit, Minggu 3 Februari 2013 mendatang. Di atas kertas maupun di lapangan, Burkina Faso dan Togo memiliki kemampuan setara. Kedua tim juga sama-sama kejutan di turnamen ini. Bedanya, Burkina Faso lolos ke perempat final sebagai pemuncak Grup C. Di grup itu terdapat Nigeria dan juara bertahan Zambia.
Dengan lolosnya Togo dan tersingkirnya Tunisia, otomatis pada edisi 2013 ini tidak ada satu pun wakil “Afrika Maghreb” (wilayah di Afrika Utara yang beretnis dan berbahasa Arab). Semua tim perempat finalis berasal dari “Afrika Hitam”. Kali terakhir ketika tim-tim “Afrika Maghreb” gagal mengirimkan wakil ke fase knock-out adalah pada Piala Afrika 1992. Saat itu, turnamen berlangsung di Senegal menggagalkan Mesir, Maroko, serta Aljazair kandas di fase grup.
“Tentu saja kami kecewa karena tersingkir lebih cepat dari perkiraan. Saya sedih. Namun, para pemain telah menampilkan kemampuan terbaik di turnamen ini. Kami tidak perlu malu karena hanya kurang beruntung. Kami sebenarnya bisa mengalahkan Togo. Tapi, kami memang tidak beruntung,” ujar Pelatih Sami Trabelsi seperti dilansir supersport.com.
Sama seperti pada 1992, pencapaian tim-tim “Afrika Maghreb” tahun ini juga sangat mengecewakan. Tunisia serta Maroko menempati peringkat 3 fase grup dan Aljazair menjadi juru kunci. Bahkan, tim “Afrika Maghreb” yang menyandang status juara Piala Afrika paling banyak (tujuh kali), yaitu Mesir gagal tampil di Afrika Selatan. The Pharaohs sudah disingkirkan tim lemah Republik Afrika Tengah pada putaran pertama kualifikasi.
Selain Togo dan Burkina Faso yang tampil Minggu (3/2), perempat final Piala Afrika 2013 pada Sabtu (2/2) akan mementaskan Ghana dengan Cape Verde di Nelson Mandela Bay Stadium Port Elizabeth dan Afsel kontra Mali di Moses Mabhida Stadium Durban. Satu laga lagi akan menampilkan Pantai Gading versus Nigeria di Royal Bafokeng Stadium Rustenburg, Minggu (3/2).
Tiket fase knock-out didapat Togo seusai menahan imbang Tunisia 1-1 di Mbombela Stadium Nelspruit. Dengan produktivitas gol yang jauh lebih baik, otomatis Togo menyingkirkan Les Aigles de Carthage. Ini prestasi terbaik Togo sepanjang tampil pada turnamen sepak bola antarnegara paling bergengsi di Benua Hitam itu. Sebelumnya, mereka selalu gagal ikut turnamen atau kandas di fase grup.
“Togo menunjukkan kualitas dan permainan yang pantas dibanggakan. Kami bermain menggunakan hati.Tentu saja saya bangga dengan pencapaian ini. Kami tim kecil di Grup D. Tapi, kami sanggup mengatasi tim-tim besar untuk lolos ke perempat final,” ujar Pelatih Didier Six, dikutip Reuters.
Berdasarkan hasil undian, Togo akan menghadapi Burkina Faso pada perempat final di Nelspruit, Minggu 3 Februari 2013 mendatang. Di atas kertas maupun di lapangan, Burkina Faso dan Togo memiliki kemampuan setara. Kedua tim juga sama-sama kejutan di turnamen ini. Bedanya, Burkina Faso lolos ke perempat final sebagai pemuncak Grup C. Di grup itu terdapat Nigeria dan juara bertahan Zambia.
Dengan lolosnya Togo dan tersingkirnya Tunisia, otomatis pada edisi 2013 ini tidak ada satu pun wakil “Afrika Maghreb” (wilayah di Afrika Utara yang beretnis dan berbahasa Arab). Semua tim perempat finalis berasal dari “Afrika Hitam”. Kali terakhir ketika tim-tim “Afrika Maghreb” gagal mengirimkan wakil ke fase knock-out adalah pada Piala Afrika 1992. Saat itu, turnamen berlangsung di Senegal menggagalkan Mesir, Maroko, serta Aljazair kandas di fase grup.
“Tentu saja kami kecewa karena tersingkir lebih cepat dari perkiraan. Saya sedih. Namun, para pemain telah menampilkan kemampuan terbaik di turnamen ini. Kami tidak perlu malu karena hanya kurang beruntung. Kami sebenarnya bisa mengalahkan Togo. Tapi, kami memang tidak beruntung,” ujar Pelatih Sami Trabelsi seperti dilansir supersport.com.
Sama seperti pada 1992, pencapaian tim-tim “Afrika Maghreb” tahun ini juga sangat mengecewakan. Tunisia serta Maroko menempati peringkat 3 fase grup dan Aljazair menjadi juru kunci. Bahkan, tim “Afrika Maghreb” yang menyandang status juara Piala Afrika paling banyak (tujuh kali), yaitu Mesir gagal tampil di Afrika Selatan. The Pharaohs sudah disingkirkan tim lemah Republik Afrika Tengah pada putaran pertama kualifikasi.
Selain Togo dan Burkina Faso yang tampil Minggu (3/2), perempat final Piala Afrika 2013 pada Sabtu (2/2) akan mementaskan Ghana dengan Cape Verde di Nelson Mandela Bay Stadium Port Elizabeth dan Afsel kontra Mali di Moses Mabhida Stadium Durban. Satu laga lagi akan menampilkan Pantai Gading versus Nigeria di Royal Bafokeng Stadium Rustenburg, Minggu (3/2).
(akr)