PSM Makassar keluhkan buruknya iklim sepak bola Indonesia

Minggu, 03 Februari 2013 - 14:57 WIB
PSM Makassar keluhkan...
PSM Makassar keluhkan buruknya iklim sepak bola Indonesia
A A A
Sindonews.com -- Larangan menerima dana APBD dari pemerintah daerah, membuat klub di Indonesia harus pandai-pandai mencari uang untuk menghidupi diri sendiri. Cita-cita mencari keuntungan dari bisnis sepakbola, masih jauh panggang dari api.

Musim ini PSM Makassar menghabiskan dana sekitar Rp12 miliar lebih. Dari Jumlah tersebut, sekitar 60% untuk belanja pemain. Sisanya adalah operasional dan kebutuhan lainnya.

Kucuran dana tersebut di antaranya berasal dari perusahaan lokal yakni Semen Bosowa. Hanya jumlah pastinya, enggan disebutkan manajemen klub dengan alasan etika perusahaan.

Hanya saja, jumlah sebanyak itu, diperkirakan hanya cukup untuk kebutuhan klub selama satu musim, dan tidak ada keuntungan yang bisa diharapkan oleh manajemen.

Sebelum deal dengan Semen Bosowa, PSM pernah menjajaki kerjasama dengan sekitar 10 perusahaan. Namun upaya tersebut, tidak berbuah hasil. "Alasan yang kami terima adalah buruknya iklim sepak bola Indonesia yakni adanya dualisme kompetisi," ucap CEO PSM Rully Habibie.

Dengan kondisi seperti ini, klub tidak bisa berharap banyak untuk mendapatkan keuntungan dari sisi kerja sama atau sponsorship, penjualan tiket, termasuk marchandise.

Dicontohkan, pendapatan klub dari penjualan tiket masuk dalam pertandingan home, akan sulit tercapai jika penonton belum sadar. "Lihat saja, disetiap pertandingan, banyak penonton yang masuk gratis dengan berbagai cara," kata Rully.

Berharap pemasukan dari penjualan marchandise maupun jersey, juga tidak bisa diharapkan. Banyaknya produk bajakan, membuat manajemen kesulitan meraih laba.

Rully berharap, dua lisme kompetisi segera berakhir agar klub bisa lebih fokus bekerja dan sponsor juga tidak sulit digaet. "Sponsor hanya butuh jamaninan dengan modal yang sudah disuntikan ke klub," pungkasnya. Umran la umbu
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0874 seconds (0.1#10.140)