Juku Eja siap produksi marchandise
A
A
A
Sindonews.com --- Manajemen PSM Makassar akan memproduksi sendiri pernak-pernik klub. Langkah ini dilakukan lantaran Nike, hanya menyiapkan seragam pertandingan.
Musim ini tim Juku Eja menggunakan merek Nike sebagai jersey. Namun kerja sama ini belumlah maksimal, karena brand asal Amerika ini, hanya menyiapkan seragam pertandingan.
Kelengkapan lainnya misalnya handuk, jaket, termasuk non pertandingan tidak disediakan. "Nike belum sebagai sponsor aparel. Namun arahnya akan tetap menuju kesitu," kata CEO PSM Rully Habibie.
Menurutnya, pernak-pernik tim lainnya, akan diusahakan sendiri oleh manajemen klub berusia 97 tahun ini. "Kami ingin menguatkan brand PSM sebagai produk yang layak dibeli dan berkualitas," ucapnya.
Rully mengakui, untuk tahap pertama masih sulit mendapatkan keuntungan dari langkah bisnis ini. Namun dia meyakini, jika dilakukan dalam waktu panjang akan membuahkan hasil.
Salah satu kelompok suporter PSM yakni Macz Man, dipercaya mengelola pembuatan marchandise klub serta pembuatan pernak-pernik lainnya.
Bentuk kerja samanya adalah, klub menyiapkan mesin cetak. Kemudian The Macz Man yang mengerjakan dan mendistribusikannya. "Hasilnya yakni 10% sampai 12% akan diterima The Macz Man," kata Reza, salah satu anggota The Macz Man.
Menurutnya, kerjasama dalam bentuk Memorandum of Understanding (MoU), belum dilakukan. Namun mereka tetap percaya pada niat baik klub, bekerjasama dengan kelompok suporter.
Diyakni, jika kerjasama ini berjalan maksimal, klub bisa mendapat bantuan dana dari suporter demikian juga sebaliknya. "Pada prinsipnya, kerjasama ini nantinya akan memberikan keuntungan untuk kedua belah pihak," pungkasnya.
Musim ini tim Juku Eja menggunakan merek Nike sebagai jersey. Namun kerja sama ini belumlah maksimal, karena brand asal Amerika ini, hanya menyiapkan seragam pertandingan.
Kelengkapan lainnya misalnya handuk, jaket, termasuk non pertandingan tidak disediakan. "Nike belum sebagai sponsor aparel. Namun arahnya akan tetap menuju kesitu," kata CEO PSM Rully Habibie.
Menurutnya, pernak-pernik tim lainnya, akan diusahakan sendiri oleh manajemen klub berusia 97 tahun ini. "Kami ingin menguatkan brand PSM sebagai produk yang layak dibeli dan berkualitas," ucapnya.
Rully mengakui, untuk tahap pertama masih sulit mendapatkan keuntungan dari langkah bisnis ini. Namun dia meyakini, jika dilakukan dalam waktu panjang akan membuahkan hasil.
Salah satu kelompok suporter PSM yakni Macz Man, dipercaya mengelola pembuatan marchandise klub serta pembuatan pernak-pernik lainnya.
Bentuk kerja samanya adalah, klub menyiapkan mesin cetak. Kemudian The Macz Man yang mengerjakan dan mendistribusikannya. "Hasilnya yakni 10% sampai 12% akan diterima The Macz Man," kata Reza, salah satu anggota The Macz Man.
Menurutnya, kerjasama dalam bentuk Memorandum of Understanding (MoU), belum dilakukan. Namun mereka tetap percaya pada niat baik klub, bekerjasama dengan kelompok suporter.
Diyakni, jika kerjasama ini berjalan maksimal, klub bisa mendapat bantuan dana dari suporter demikian juga sebaliknya. "Pada prinsipnya, kerjasama ini nantinya akan memberikan keuntungan untuk kedua belah pihak," pungkasnya.
(wbs)