Klub dirundung kasus, IPL tetap jalan terus
A
A
A
Sindonews.com - CEO PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) Widjajanto menjelaskan, jika diputarnya kompetisi Indonesian Premier League (IPL) on the track. Walaupun Widja, sapaan akrab Widjajanto, menyadari, masih ada beberapa klub kontestan masih diliputi permasalahan.
Waktu diputarnya kompetisi IPL musim 2012/2013 memang sempat beberapa kali mundur. Pada ketetapan awal, IPL akan diputar pada 9 Februari. Keputusan itu pun akhirnya tidak bisa dijalankan dan mundur menjadi 11 Februari. Akan tetapi ketetapan yang sudah berganti itu pun tidak bisa dijalankan dan rencananya akan diputar pada 16 Februari.
Mundur beberapa kalinya kompetisi IPL diakui Widjajanto, lebih karena permintaan klub. Seperti mundurnya IPL dari tanggal 11 ke 16 Februari, keputusan tersebut dikarenakan adanya permintaan klub-klub peserta dalam rapat CEO meeting. Sambung Widjajanto, mundurnya kompetisi diikuti LPIS agar jalan-jalannya kompetisi bisa benar-benar maksimal.
''Kemarin itu kenapa mundur dari tanggal 11 Februari ke tanggal 16 lebih dikarenakan permintaan klub. Dalam rapat para CEO pada Januari, mereka ingin klub benar-benar siap dulu dalam berkompetisi. Karena itu permintaan mereka dan kami nilai masuk akal, maka LPIS mengikuti,” jelas Widjajanto.
Tidak hanya berkali-kali dihadapkan pada mundurnya jadwal kompetisi, LPIS sebagai operator IPL juga dibayangi masalah internal klub-klub peserta. Seperti yang disampaikan pria yang sempat berprofesi sebagai wartawan tersebut, klub-klub yang bermasalah ada Arema Indonesia, Persebaya Surabaya, dan Bontang FC.
Arema menurutnya lebih dikarenakan pada masalah investor yang mundur. Dan untuk menyelesaikan masalah tersebut, LPIS sudah memanggil pengurus klub apakah sudah mendapatkan investor baru. Sementara Persebaya, lebih pada problem komunikasi di antara intenal tim jelas Widjajanto.
''Kami terus memantau bagaimana mereka menyelesaikan masalah-masalahnya. Jika memang nanti ada apa-apa terkait dengan klub-klub tersebut, kami akan laporkan kepada Exco (Komite Eksekutif) PSSI. Karena menurut kami, tingkat Exco yang bisa menyelesaikan masalah tersebut,” jelas Widjajanto.
Tidak hanya Arema dan Persebaya yang terus dipantau LPIS, Widjajanto menjelaskan jika Bontang juga masih dalam proses penyelesaian masalah tunggakan gaji pemain. Wijajanto mennyatakan setelah adanya layangan surat teguran keras kepada Bontang, baru manajemen menyambangi kantor LPIS untuk memberikan penjelasan.
''Kami terus kejar kesiapan klub. Seperti Bontang setelah kami layangkan surat teguran keras, baru akhirnya mereka bisa membuka komunikasi dengan kami,” tutupnya.
Waktu diputarnya kompetisi IPL musim 2012/2013 memang sempat beberapa kali mundur. Pada ketetapan awal, IPL akan diputar pada 9 Februari. Keputusan itu pun akhirnya tidak bisa dijalankan dan mundur menjadi 11 Februari. Akan tetapi ketetapan yang sudah berganti itu pun tidak bisa dijalankan dan rencananya akan diputar pada 16 Februari.
Mundur beberapa kalinya kompetisi IPL diakui Widjajanto, lebih karena permintaan klub. Seperti mundurnya IPL dari tanggal 11 ke 16 Februari, keputusan tersebut dikarenakan adanya permintaan klub-klub peserta dalam rapat CEO meeting. Sambung Widjajanto, mundurnya kompetisi diikuti LPIS agar jalan-jalannya kompetisi bisa benar-benar maksimal.
''Kemarin itu kenapa mundur dari tanggal 11 Februari ke tanggal 16 lebih dikarenakan permintaan klub. Dalam rapat para CEO pada Januari, mereka ingin klub benar-benar siap dulu dalam berkompetisi. Karena itu permintaan mereka dan kami nilai masuk akal, maka LPIS mengikuti,” jelas Widjajanto.
Tidak hanya berkali-kali dihadapkan pada mundurnya jadwal kompetisi, LPIS sebagai operator IPL juga dibayangi masalah internal klub-klub peserta. Seperti yang disampaikan pria yang sempat berprofesi sebagai wartawan tersebut, klub-klub yang bermasalah ada Arema Indonesia, Persebaya Surabaya, dan Bontang FC.
Arema menurutnya lebih dikarenakan pada masalah investor yang mundur. Dan untuk menyelesaikan masalah tersebut, LPIS sudah memanggil pengurus klub apakah sudah mendapatkan investor baru. Sementara Persebaya, lebih pada problem komunikasi di antara intenal tim jelas Widjajanto.
''Kami terus memantau bagaimana mereka menyelesaikan masalah-masalahnya. Jika memang nanti ada apa-apa terkait dengan klub-klub tersebut, kami akan laporkan kepada Exco (Komite Eksekutif) PSSI. Karena menurut kami, tingkat Exco yang bisa menyelesaikan masalah tersebut,” jelas Widjajanto.
Tidak hanya Arema dan Persebaya yang terus dipantau LPIS, Widjajanto menjelaskan jika Bontang juga masih dalam proses penyelesaian masalah tunggakan gaji pemain. Wijajanto mennyatakan setelah adanya layangan surat teguran keras kepada Bontang, baru manajemen menyambangi kantor LPIS untuk memberikan penjelasan.
''Kami terus kejar kesiapan klub. Seperti Bontang setelah kami layangkan surat teguran keras, baru akhirnya mereka bisa membuka komunikasi dengan kami,” tutupnya.
(aww)