PSIS kehilangan Iksan Sania
A
A
A
Sindonews.com - Kemenangan PSIS Semarang 2-1 atas tamunya, Persitara Jakarta Utara harus dibayar mahal oleh skuad PSIS.Mereka kehilangan bek kanan Iksan Sania, lantaran diganjar kartu merah olah wasit, pada menit ke 92 pada laga lanjutan Divisi Utama Liga Indonesia, Senin (18/2).
Pada laga tersebut tuan rumah sempat tertinggal terlebih dahulu pada menit ke 31 melalui Gol Enjang Rohiman. Sementar Gol balasan diciptakan oleh Hari Nur pada menit 56 dan Morris Power pada menit 93.
Wasit Ridwan Pahala terpaksa mengeluarkan kartu merah dari dalam sakunya, lantaran Iksan Sania telibat perkelahian dengan pemian Persitara Enjang Rohiman. Wasit juga menghadiahi kartu merah terhadap Enjang.
Sesuai dengan regulasi PT Liga Indonesia selaku operator kompetisi, pemain yang menerima kartu merah mendapatkan sanksi absen satu kali pertandingan. Dengan diganjar kartu merah, dipastikan pemain bernomor punggung 27 ini tidak bisa dimainkan dalam saat menghadapi Persip Pekalongan 1 Maret mendatang.
Dengan tidak bisa dimainkannya Iksan, jelas akan membuat lini belakang yang selama ini solid diisi oleh Morris Power dan Fauzan Fajri di tengah, Iksan Sania di kiri dan Nurul Huda di Kanan menjadi berlubang.
Praktis, pelatih PSIS Firmandoyo harus mencari ganti untuk mengisi pos yang ditinggalkan Iksan. Firmandoyo memiliki dua pilihan pemain untuk mengisi pos tersebut. yakni Rengga Setiawan dan Ipan Priyanto.
Namun, Firmandoyo tidak ingin buru-buru menentukan siapa yang bakal menggantikan Iksan Sania. Waktu kurang lebih 11 hari sebelum laga kontra Persip Pekalongan, akan dimanfaatkan untuk memantau kedua pemain tersebut.”Kita masih ada Ipan dan Rengga, jadi keduanya akan dilihat, dan siapa yang siap akan menggantikan pos yang tidak bisa diisi oleh Iksan,”ujarnya.
Sementara itu selain kehilangan salah satu pilarnya, PSIS juga terancam mendapatkan sanksi dari PT Liga Indonesia . Pasalnya, manajemen Persitara mengancam bakal melaporkan kericuhan yang terjadi jelang laga usai.
Manajemen Persitara menilai, ketua Panita Pelaksana (Panpel) Pertandingan Dedi Satria melakukan pemukulan terhadap salah satu official tim Persitara, yakni Rijal Afid. Panpel dinilai juga telah melakukan provokasi kepada penonton untuk melemparkan botol air mineral ke arah bens pemain Persitara.
Selain bakal melaporkan hal tersebut, manajamen Persitara juga bakal melaporkan Wasit Ridwan Pahala ke Komisi Disiplin (Komdis) karena dinilai memihak PSIS. Salah satunya terkait dengan keputusan Ridwan Pahala yang mengesahkan gol Morris Power pada menit ke 93. Manajemen menilai, bola yang ditendang oleh Moris sudah dipegang oleh kiper.
“Pertandingan sebenarnya bagus, tetapi dinodai ketidak profesionalan wasit, suporter, dan Panpel. Ada salah satu panpel melakukan pemukulan kepada salah satu official kami Rijal Afid,” kata Komisaris Utama Persitara Sardanta Tarigan.
Dia menambahkan, juga bakal melaporkana manajemen PSIS Semarang yang telah memberikan tekanan kepada wasit sehingga kepemimpinannya tidak netral. “Saya lihat dengan mata kepala saya sendiri, ada salah satu official PSIS yang langsung mendekati wasit saat babak pertama selesai,” tandasnya.
Menanggapi ancaman pelaporan yang oleh pihak Persitara, ketua Panpel PSIS Dedi Satria menanggapi dingin. Dia menilai Persitara memiliki hak untuk membuat laporan.
Dia menampik telah melakukan pemukulan kepada salah satu official Persitara. Yang dilakukannya hanya menghadang official supaya tidak mendekati wasit untuk menghidari kondisi semakin tidak terkendali.”Meraka punya hak untuk melaporkan. Tetapi saya tegaskan semua yang dituduhkan tidaklah benar,” ujarnya.
Pada laga tersebut tuan rumah sempat tertinggal terlebih dahulu pada menit ke 31 melalui Gol Enjang Rohiman. Sementar Gol balasan diciptakan oleh Hari Nur pada menit 56 dan Morris Power pada menit 93.
Wasit Ridwan Pahala terpaksa mengeluarkan kartu merah dari dalam sakunya, lantaran Iksan Sania telibat perkelahian dengan pemian Persitara Enjang Rohiman. Wasit juga menghadiahi kartu merah terhadap Enjang.
Sesuai dengan regulasi PT Liga Indonesia selaku operator kompetisi, pemain yang menerima kartu merah mendapatkan sanksi absen satu kali pertandingan. Dengan diganjar kartu merah, dipastikan pemain bernomor punggung 27 ini tidak bisa dimainkan dalam saat menghadapi Persip Pekalongan 1 Maret mendatang.
Dengan tidak bisa dimainkannya Iksan, jelas akan membuat lini belakang yang selama ini solid diisi oleh Morris Power dan Fauzan Fajri di tengah, Iksan Sania di kiri dan Nurul Huda di Kanan menjadi berlubang.
Praktis, pelatih PSIS Firmandoyo harus mencari ganti untuk mengisi pos yang ditinggalkan Iksan. Firmandoyo memiliki dua pilihan pemain untuk mengisi pos tersebut. yakni Rengga Setiawan dan Ipan Priyanto.
Namun, Firmandoyo tidak ingin buru-buru menentukan siapa yang bakal menggantikan Iksan Sania. Waktu kurang lebih 11 hari sebelum laga kontra Persip Pekalongan, akan dimanfaatkan untuk memantau kedua pemain tersebut.”Kita masih ada Ipan dan Rengga, jadi keduanya akan dilihat, dan siapa yang siap akan menggantikan pos yang tidak bisa diisi oleh Iksan,”ujarnya.
Sementara itu selain kehilangan salah satu pilarnya, PSIS juga terancam mendapatkan sanksi dari PT Liga Indonesia . Pasalnya, manajemen Persitara mengancam bakal melaporkan kericuhan yang terjadi jelang laga usai.
Manajemen Persitara menilai, ketua Panita Pelaksana (Panpel) Pertandingan Dedi Satria melakukan pemukulan terhadap salah satu official tim Persitara, yakni Rijal Afid. Panpel dinilai juga telah melakukan provokasi kepada penonton untuk melemparkan botol air mineral ke arah bens pemain Persitara.
Selain bakal melaporkan hal tersebut, manajamen Persitara juga bakal melaporkan Wasit Ridwan Pahala ke Komisi Disiplin (Komdis) karena dinilai memihak PSIS. Salah satunya terkait dengan keputusan Ridwan Pahala yang mengesahkan gol Morris Power pada menit ke 93. Manajemen menilai, bola yang ditendang oleh Moris sudah dipegang oleh kiper.
“Pertandingan sebenarnya bagus, tetapi dinodai ketidak profesionalan wasit, suporter, dan Panpel. Ada salah satu panpel melakukan pemukulan kepada salah satu official kami Rijal Afid,” kata Komisaris Utama Persitara Sardanta Tarigan.
Dia menambahkan, juga bakal melaporkana manajemen PSIS Semarang yang telah memberikan tekanan kepada wasit sehingga kepemimpinannya tidak netral. “Saya lihat dengan mata kepala saya sendiri, ada salah satu official PSIS yang langsung mendekati wasit saat babak pertama selesai,” tandasnya.
Menanggapi ancaman pelaporan yang oleh pihak Persitara, ketua Panpel PSIS Dedi Satria menanggapi dingin. Dia menilai Persitara memiliki hak untuk membuat laporan.
Dia menampik telah melakukan pemukulan kepada salah satu official Persitara. Yang dilakukannya hanya menghadang official supaya tidak mendekati wasit untuk menghidari kondisi semakin tidak terkendali.”Meraka punya hak untuk melaporkan. Tetapi saya tegaskan semua yang dituduhkan tidaklah benar,” ujarnya.
(wbs)