Manajer SFC intervensi kewenangan pelatih?
A
A
A
Sindonews.com - Janji manajer baru Sriwijaya FC (SFC) Robert Heri yang akan memberikan kejutan untuk publik sepak bola Sumsel belum terealisasi. Tapi, sang manajer mengklaim telah memberikan kejutan tersebut.
Bahkan dari kabar-kabar yang berkembang dalam tubuh SFC, mulai ada intervensi yang ditujukan kepada pelatih kepala Kas Hartadi, terhadap labilnya penampilan tim dan skema yang dipakai sang nakhoda.
Awalnya, publik sepak bola Sumsel menilai kejutan yang bakal dibuat Robert Heri adalah menjadikan Laskar Wong Kito sebagai tim yang terhindar dari permasalahan pembayaran kewajiban gaij dan bonus. Ternyata, kejutan yang dimaksud adalah mendatangkan Hilton Moreira dan Ramdhani Lestaluhu.
''Kejutan sebenarnya, saya ingin mendatangkan Edward Wilson. Tapi dia masih dipertahankan Semen Padang. Makanya saya berinisiatif mendatangkan Hilton Moreira, Ramdhani, dan Ismed Sofyan. Walaupun saya kecewa dengan Ismed yang tak mau di ujung-ujung pendaftaran pemain,”ujarnya.
Menurut pria yang juga Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumsel ini, selepas pendepakan dua pemain asing, seperti Erick Weeks Lewis dan Min Kyung Bin, pihaknya juga berusaha mendatangkan pemain asing baru.
Soal siapa nanti pemain yang akan menggatikan peran Erick dan Min Kyung Bin dalam tubuh SFC. Mereka akan memantau beberapa pemain yang saat ini tampil bersama tim-tim kontestan Indonesia Super League (ISL) lainnya.
''Kami akan pantau langsung sebagian pemain dari klub asal mereka. Jadi kami tidak ragu lagi dengan kemampuan pemain tersebut dan tidak akan ada seleksi lagi, seperti sebelumnya,” katanya, seraya menambahkan salah satu legiun asing yang telah masuk daftar bidik mereka adalah Roman Camello.
Saat disinggung bagaimana upaya manajemen membayar semua kewajiban pemain dan pelatih secara tepat waktu, Robert menuturkan, bahwa pihaknya sudah membayar semua hak-hak pemain hingga Januari 2013. ''Itu (kewajiban) telah kami berikan semua pada pemain dan pelatih, tidak ada masalah,” tandasnya.
Lantas, terhadap performa SFC selama tujuh pertandingan yang belum menunjukkan permainan layaknya tim yang baru mentahbiskan sebagai juara Liga Indonesia edisi 2012 lalu. Dirinya menilai, bahwa manajemen tetap menjalankan evaluasi pada semua pemain dan pelatih pada tiap pertandingan, yang telah dilalui. ''Kami tidak ada intervensi sama sekali,” tukasnya.
Terpisah, pelatih kepala SFC Kas Hartadi mengakui kalau hingga laga ketujuh ini, dirinya belum menemukan kesoliditasan tim secara menyeluruh. Pasalnya, untuk membentuk yang benar-benar sempurna, membutuhkan waktu yang tidak sedikit.
''Sejauh ini saya akui, memang tim ini belum begitu solid. Karena, untuk memadukan pemain-pemain dalam sebuah skema bermain memang membutuhkan waktu,” tuturnya.
Pelatih yang telah mendonasikan dua gelar untuk SFC selama tahun 2012 lalu ini mengungkapkan, sebenarnya untuk membuat pemain tampil all-out, bukan di lihat bagaimana skill yang dimiliki satu persatu dari pemain.
''Lihat juga bagaimana nyamannya suasana hati pemain tersebut. Dia pemain yang memiliki skill dan teknik yang lebih baik dari pemain lain, tapi kalau psikologisnya lagi tak tenang, saya mau berkata apa,” ujarnya.
Ketika disinggung soal mulai adanya intervensi dari manajer, terhadap pola-pola yang dipakai Kas Hartadi pada pertandingan yang dilakoninya, pria asal Solo ini hanya menjawab bahwa dirinya selama ini tetap memakai skema yang sesuai dengan apa yang diinginkannya.
''Untuk itu (intervensi) saya tak bisa jawab. Tapi kalau skema bermain, awalnya saya memakai 4-3-2-1 dan sejak menghadapi Persija saya memakai pola 4-1-4-1. Alasan perubahan tersebut, karena saya ingin menyeimbangkan antara bertahan dan menyerang,” ucapnya.
Namun, untuk persoalan pembayaran gaji dan bonus pemain dan pelatih, raut wajah Kas Hartadi langsung mengekspresikan kesal dan emosi. ''Silakan saja tanya ke seluruh pemain. Apakah mereka sudah mendapatkan uang muka, bonus Inter Island Cup dan gaji sudah dibayar semua,” pungkasnya.
Bahkan dari kabar-kabar yang berkembang dalam tubuh SFC, mulai ada intervensi yang ditujukan kepada pelatih kepala Kas Hartadi, terhadap labilnya penampilan tim dan skema yang dipakai sang nakhoda.
Awalnya, publik sepak bola Sumsel menilai kejutan yang bakal dibuat Robert Heri adalah menjadikan Laskar Wong Kito sebagai tim yang terhindar dari permasalahan pembayaran kewajiban gaij dan bonus. Ternyata, kejutan yang dimaksud adalah mendatangkan Hilton Moreira dan Ramdhani Lestaluhu.
''Kejutan sebenarnya, saya ingin mendatangkan Edward Wilson. Tapi dia masih dipertahankan Semen Padang. Makanya saya berinisiatif mendatangkan Hilton Moreira, Ramdhani, dan Ismed Sofyan. Walaupun saya kecewa dengan Ismed yang tak mau di ujung-ujung pendaftaran pemain,”ujarnya.
Menurut pria yang juga Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumsel ini, selepas pendepakan dua pemain asing, seperti Erick Weeks Lewis dan Min Kyung Bin, pihaknya juga berusaha mendatangkan pemain asing baru.
Soal siapa nanti pemain yang akan menggatikan peran Erick dan Min Kyung Bin dalam tubuh SFC. Mereka akan memantau beberapa pemain yang saat ini tampil bersama tim-tim kontestan Indonesia Super League (ISL) lainnya.
''Kami akan pantau langsung sebagian pemain dari klub asal mereka. Jadi kami tidak ragu lagi dengan kemampuan pemain tersebut dan tidak akan ada seleksi lagi, seperti sebelumnya,” katanya, seraya menambahkan salah satu legiun asing yang telah masuk daftar bidik mereka adalah Roman Camello.
Saat disinggung bagaimana upaya manajemen membayar semua kewajiban pemain dan pelatih secara tepat waktu, Robert menuturkan, bahwa pihaknya sudah membayar semua hak-hak pemain hingga Januari 2013. ''Itu (kewajiban) telah kami berikan semua pada pemain dan pelatih, tidak ada masalah,” tandasnya.
Lantas, terhadap performa SFC selama tujuh pertandingan yang belum menunjukkan permainan layaknya tim yang baru mentahbiskan sebagai juara Liga Indonesia edisi 2012 lalu. Dirinya menilai, bahwa manajemen tetap menjalankan evaluasi pada semua pemain dan pelatih pada tiap pertandingan, yang telah dilalui. ''Kami tidak ada intervensi sama sekali,” tukasnya.
Terpisah, pelatih kepala SFC Kas Hartadi mengakui kalau hingga laga ketujuh ini, dirinya belum menemukan kesoliditasan tim secara menyeluruh. Pasalnya, untuk membentuk yang benar-benar sempurna, membutuhkan waktu yang tidak sedikit.
''Sejauh ini saya akui, memang tim ini belum begitu solid. Karena, untuk memadukan pemain-pemain dalam sebuah skema bermain memang membutuhkan waktu,” tuturnya.
Pelatih yang telah mendonasikan dua gelar untuk SFC selama tahun 2012 lalu ini mengungkapkan, sebenarnya untuk membuat pemain tampil all-out, bukan di lihat bagaimana skill yang dimiliki satu persatu dari pemain.
''Lihat juga bagaimana nyamannya suasana hati pemain tersebut. Dia pemain yang memiliki skill dan teknik yang lebih baik dari pemain lain, tapi kalau psikologisnya lagi tak tenang, saya mau berkata apa,” ujarnya.
Ketika disinggung soal mulai adanya intervensi dari manajer, terhadap pola-pola yang dipakai Kas Hartadi pada pertandingan yang dilakoninya, pria asal Solo ini hanya menjawab bahwa dirinya selama ini tetap memakai skema yang sesuai dengan apa yang diinginkannya.
''Untuk itu (intervensi) saya tak bisa jawab. Tapi kalau skema bermain, awalnya saya memakai 4-3-2-1 dan sejak menghadapi Persija saya memakai pola 4-1-4-1. Alasan perubahan tersebut, karena saya ingin menyeimbangkan antara bertahan dan menyerang,” ucapnya.
Namun, untuk persoalan pembayaran gaji dan bonus pemain dan pelatih, raut wajah Kas Hartadi langsung mengekspresikan kesal dan emosi. ''Silakan saja tanya ke seluruh pemain. Apakah mereka sudah mendapatkan uang muka, bonus Inter Island Cup dan gaji sudah dibayar semua,” pungkasnya.
(aww)