Tujuh kekuatan tim besar di Piala Eropa
A
A
A
PIALA Eropa 2012 telah dimulai di dua negara Polandia dan Ukraina. Kami mencoba menganalisis tujuh kekuatan besar di dunia sepak bola Eropa. Berdasarkan pandangan umum, kebanyakan Jerman berada pada pole position.
Diikuti dengan ketat Spanyol yang menjadi juara bertahan. Mata selanjutnya menoleh kepada Belanda, sebagai finalis Piala Dunia 2010 dan Portugalnya Cristiano Ronaldo. Juga tidak boleh meremehkan kekuatan Prancis serta Inggris. Begitu juga dengan Italia, yang selalu menjadi batu sandungan pada malam pertandingan dan siap menebarkan ancaman.
Pertama, Jerman. Punya kelebihan yang dianggap banyak orang sebagai tim favorit sebagai juara. Sebuah tim yang kuat, kukuh, lengkap, dan total diisi pemainpemain muda.Tidak hanya itu, dipimpin oleh pelatih sekaliber Joachim Laow. Kekukuhan dan kolektivitas menjadi rahasia Jerman. Selalu tanpa kesulitan masuk dalam pentas terbaik dunia.
Walaupun baru mencapai 10 tahun hingga sekarang, hasil minimum empat besar hampir selalu tercapai. Pengalaman berbeda pilar-pilarnya seperti Bastian Schweinsteiger, Phillip Lahm, Sami Khedira, Miroslav Klose, dan Gomez secara indah berkombinasi dengan talenta bintang muda seperti Neuer, Gotze, Ozil, Muller, dan Kroos.
Berbicara kekurangan, Jerman bakal menghadapi banyak tekanan dari dalam sendiri. Kebanyakan juga dari sejarah yang terjadi, than in the recent past. Ketika sedang berada pada era yang belum seperti sekarang, Jerman tidak meraih hasil mengangkat trofi sejak Euro 1996. Kedua, Spanyol.Tim yang menang empat tahun terakhir berhasil menyatukan gelar Piala Eropa dan Piala Dunia.
Dikomposisikan dari sebagian besar klub juara Barcelona dan Real Madrid, dua dari klub superpowers di kancah Eropa. Dengan Vicente del Bosque sebagai pelatih, sosok panutan bagi banyak orang. Casillas di gawang, Sergio Ramos, dan Pique kembali ketika kehilangan Puyol. Kelemahannya, bagi juara bertahan, bisa diibaratkan seperti perut yang besar dan terlalu banyak lemak yang menjadi beban.
Sebagai tambahan, untuk Euro 2012, Spanyol kehilangan dua pemain kunci Puyol dan David Villa, pencetak gol sejati La Furia Roja. Grup Spanish bukanlah grup yang kompak dan menyatu. Ketiga, Belanda.Tim yang dipimpin Pelatih Bert van Marwijk tengah berupaya membangun dan mempererat kolektivitas (kurang lebih sama dengan di Piala Dunia 2010), termasuk dengan akses luar biasa ke final menghadapi Spanyol.
Tim Orange dapat mengandalkan dan memaksimalkan banyak bakat, terutama di lini depan. Arjen Robben,Wesley Sneijder, dan Robin van Persie yang mutlak merupakan tiga bintang. Namun, selalu ada kelemahan bagi tim ini. Belanda mengalami semacam kondisi kompleks.Tiga kompetisi dunia yang harus gagal diraih maksimal. Dan, dua tahun lalu (Piala Dunia 2010) sangat menyakitkan. Robben, bintangnya bintang, gagal di dua final dan juara dunia hanya dalam waktu 24 bulan.
Kehilangan momen penting untuk menang besar. Pertahanan dan di lini tengah belum berada pada performa. Selain itu, Van Marwijk dipaksa untuk lebih mengandalkan pemain berumur, seperti Mathijsen, Boulahrouz, dan Bouma. Keempat, Portugal. Secara keseluruhan tim ini bagus dengan mengandalkan pemain terbaik di seluruh kompetisi terbaik pula. Sosok Cristiano Ronaldo menjadi keunggulannya.
Hingga saat ini, CR7 belum pernah sekalipun terkoordinasi menikmati kejayaan. Hasil terbaik masuk final dan akhirnya kalah menghadapi Yunani pada 2004 dan berada di peringkat keempat pada Piala Dunia 2006. Pilihan mengejutkan Pelatih Paulo Bento tidak menggunakan pemain berpengalaman seperti Ricardo Carvalho dan Bosingwa.
Pertahanan dan lini tengah, baik tetapi tidak luar biasa, di depan (Aldila di Cristiano) menjadi tanda tanya besar. Kelima, Italia. Banyak sumber pemain berasal dari negeri ini. Kami raih hasil di Eropa, kurang lebih sama dengan di piala dunia sekitar enam tahun lalu. Di tengah skandal biblical proportions. Selanjutnya Calciopoli, kemudian apa yang terjadi saat ini, bukan skenario yang terbaik dan seperti biasa, bukan menjadi bentuk perubahan.
Italia sebenarnya punya kualitas dan pengalaman untuk membuat orang-orang kagum. Tentunya tidak akan mudah. Pada saat Italia ingin mengatasi serangkaian hambatan besar, pers sedang bersiap-siap melakukan sesuatu kepada Cesare Prandelli dan kelompoknya. Ketiadaan Barzagli di lini pertahanan merupakan pukulan keras. Keenam, Prancis.Tim nasional ini merupakan total pemain muda dan direnovasi oleh Laurent Blanc.
Secara teknis, cerdas, dan punya banyak ide bagus. Setelah bertahun-tahun berada pada situasi rumit, perselisihan antara Domenech dan pemberontakan dari dalam skuad, Prancis siap melaju. Ada begitu banyak bakat, seperti biasa, dan tokoh nyata seperti Franck Ribery dan Karim Benzema. Kelemahannya, dari final Piala Dunia 2006, mereka harus melewati masa kemunduran dan kekecewaan.Tentu saat ini hampir sepenuhnya revolusi sudah terjadi, momen Piala Eropa ini bisa jadi kunci.
Ketujuh, Inggris.Tim ini menjangkau Euro 2012 sebagai orang luar dan dengan demikian akan menjadi hambatan berat bagi setiap lawan. Kepergian Fabio Capello (Februari) mengguncang tim. Lalu, Roy Hodgson mewarisi situasi yang kompleks dan Hodgson diharapkan bisa. Seperti di Chelsea, ketika bersama Villas Boas.
Namun, pada era Di Matteo, kemenangan di Liga Champions diraih. Inggris bukan merupakan salah satu terkuat. Kehilangan beberapa kualitas di lini tengah bisa menjadi ancaman bagi kelangsungan Inggris, efek magis dari Chelsea juga tidak benar-benar membanjiri kelompok Hodgson. ●
FABIO LOPEZ
Pelatih PSMS Medan
Diikuti dengan ketat Spanyol yang menjadi juara bertahan. Mata selanjutnya menoleh kepada Belanda, sebagai finalis Piala Dunia 2010 dan Portugalnya Cristiano Ronaldo. Juga tidak boleh meremehkan kekuatan Prancis serta Inggris. Begitu juga dengan Italia, yang selalu menjadi batu sandungan pada malam pertandingan dan siap menebarkan ancaman.
Pertama, Jerman. Punya kelebihan yang dianggap banyak orang sebagai tim favorit sebagai juara. Sebuah tim yang kuat, kukuh, lengkap, dan total diisi pemainpemain muda.Tidak hanya itu, dipimpin oleh pelatih sekaliber Joachim Laow. Kekukuhan dan kolektivitas menjadi rahasia Jerman. Selalu tanpa kesulitan masuk dalam pentas terbaik dunia.
Walaupun baru mencapai 10 tahun hingga sekarang, hasil minimum empat besar hampir selalu tercapai. Pengalaman berbeda pilar-pilarnya seperti Bastian Schweinsteiger, Phillip Lahm, Sami Khedira, Miroslav Klose, dan Gomez secara indah berkombinasi dengan talenta bintang muda seperti Neuer, Gotze, Ozil, Muller, dan Kroos.
Berbicara kekurangan, Jerman bakal menghadapi banyak tekanan dari dalam sendiri. Kebanyakan juga dari sejarah yang terjadi, than in the recent past. Ketika sedang berada pada era yang belum seperti sekarang, Jerman tidak meraih hasil mengangkat trofi sejak Euro 1996. Kedua, Spanyol.Tim yang menang empat tahun terakhir berhasil menyatukan gelar Piala Eropa dan Piala Dunia.
Dikomposisikan dari sebagian besar klub juara Barcelona dan Real Madrid, dua dari klub superpowers di kancah Eropa. Dengan Vicente del Bosque sebagai pelatih, sosok panutan bagi banyak orang. Casillas di gawang, Sergio Ramos, dan Pique kembali ketika kehilangan Puyol. Kelemahannya, bagi juara bertahan, bisa diibaratkan seperti perut yang besar dan terlalu banyak lemak yang menjadi beban.
Sebagai tambahan, untuk Euro 2012, Spanyol kehilangan dua pemain kunci Puyol dan David Villa, pencetak gol sejati La Furia Roja. Grup Spanish bukanlah grup yang kompak dan menyatu. Ketiga, Belanda.Tim yang dipimpin Pelatih Bert van Marwijk tengah berupaya membangun dan mempererat kolektivitas (kurang lebih sama dengan di Piala Dunia 2010), termasuk dengan akses luar biasa ke final menghadapi Spanyol.
Tim Orange dapat mengandalkan dan memaksimalkan banyak bakat, terutama di lini depan. Arjen Robben,Wesley Sneijder, dan Robin van Persie yang mutlak merupakan tiga bintang. Namun, selalu ada kelemahan bagi tim ini. Belanda mengalami semacam kondisi kompleks.Tiga kompetisi dunia yang harus gagal diraih maksimal. Dan, dua tahun lalu (Piala Dunia 2010) sangat menyakitkan. Robben, bintangnya bintang, gagal di dua final dan juara dunia hanya dalam waktu 24 bulan.
Kehilangan momen penting untuk menang besar. Pertahanan dan di lini tengah belum berada pada performa. Selain itu, Van Marwijk dipaksa untuk lebih mengandalkan pemain berumur, seperti Mathijsen, Boulahrouz, dan Bouma. Keempat, Portugal. Secara keseluruhan tim ini bagus dengan mengandalkan pemain terbaik di seluruh kompetisi terbaik pula. Sosok Cristiano Ronaldo menjadi keunggulannya.
Hingga saat ini, CR7 belum pernah sekalipun terkoordinasi menikmati kejayaan. Hasil terbaik masuk final dan akhirnya kalah menghadapi Yunani pada 2004 dan berada di peringkat keempat pada Piala Dunia 2006. Pilihan mengejutkan Pelatih Paulo Bento tidak menggunakan pemain berpengalaman seperti Ricardo Carvalho dan Bosingwa.
Pertahanan dan lini tengah, baik tetapi tidak luar biasa, di depan (Aldila di Cristiano) menjadi tanda tanya besar. Kelima, Italia. Banyak sumber pemain berasal dari negeri ini. Kami raih hasil di Eropa, kurang lebih sama dengan di piala dunia sekitar enam tahun lalu. Di tengah skandal biblical proportions. Selanjutnya Calciopoli, kemudian apa yang terjadi saat ini, bukan skenario yang terbaik dan seperti biasa, bukan menjadi bentuk perubahan.
Italia sebenarnya punya kualitas dan pengalaman untuk membuat orang-orang kagum. Tentunya tidak akan mudah. Pada saat Italia ingin mengatasi serangkaian hambatan besar, pers sedang bersiap-siap melakukan sesuatu kepada Cesare Prandelli dan kelompoknya. Ketiadaan Barzagli di lini pertahanan merupakan pukulan keras. Keenam, Prancis.Tim nasional ini merupakan total pemain muda dan direnovasi oleh Laurent Blanc.
Secara teknis, cerdas, dan punya banyak ide bagus. Setelah bertahun-tahun berada pada situasi rumit, perselisihan antara Domenech dan pemberontakan dari dalam skuad, Prancis siap melaju. Ada begitu banyak bakat, seperti biasa, dan tokoh nyata seperti Franck Ribery dan Karim Benzema. Kelemahannya, dari final Piala Dunia 2006, mereka harus melewati masa kemunduran dan kekecewaan.Tentu saat ini hampir sepenuhnya revolusi sudah terjadi, momen Piala Eropa ini bisa jadi kunci.
Ketujuh, Inggris.Tim ini menjangkau Euro 2012 sebagai orang luar dan dengan demikian akan menjadi hambatan berat bagi setiap lawan. Kepergian Fabio Capello (Februari) mengguncang tim. Lalu, Roy Hodgson mewarisi situasi yang kompleks dan Hodgson diharapkan bisa. Seperti di Chelsea, ketika bersama Villas Boas.
Namun, pada era Di Matteo, kemenangan di Liga Champions diraih. Inggris bukan merupakan salah satu terkuat. Kehilangan beberapa kualitas di lini tengah bisa menjadi ancaman bagi kelangsungan Inggris, efek magis dari Chelsea juga tidak benar-benar membanjiri kelompok Hodgson. ●
FABIO LOPEZ
Pelatih PSMS Medan
(aww)