Stake holder nggak peduli, Persebaya ngotot ke Gelora Bangkalan
A
A
A
sindonews.com - Niat manajamen Persebaya pindah home base ke Stadion Gelora Bangkalan (SGB), tak bisa dibendung. Padahal, tiket laga perdana melawan Bontang FC, di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Minggu (24/2), terjual ludes.
CEO Persebaya Gede Widiade mengatakan ludesnya tiket melawan Bontang FC bukan berarti rencana pindah ke Bangkalan dibatalkan. Sebab, pemasukan tiket tidak sebanding dengan biaya operasional menggelar pertandingan di Surabaya, "Masih tetap rencana semula. Sebab, cost menggelar pertandingan di Surabaya relatif mahal," ujarnya saat dikonfirmasi Senin (24/2).
Saat ini, lanjut Gede, baru Bonek -julukan suporter Persebaya, yang peduli dengan tim. Sementara pihak lainnya, termasuk Pemkot Surabaya yang belum memberikan keringanan biaya sewa Stadion GBT. "Saat ini yang peduli hanya Bonek, namun konstribusi secara finansial relatih masih kecil. Stake holder lainnya masih belum terlalu peduli dengan Persebaya," keluhnya.
Untuk itu, Gede tetap akan memindahkan laga home Persebaya di pertandingan berikutnya ke Bangkalan. Terutama pertandingan yang kurang menarik animo penonton. "Perlu dilakukan langkah-langkag efisiensi dan optimalisasi pendapatan, itu yang menjadi dasar langkah antisipasi harus dilakukan, " jelasnya.
Sebenarnya dalam laga melawan Bontang di GBT, Minggu (24/2), di luar dugaan tiker yang dicetak sejumlah 17 ribu terjual habis. Padahal, harga tike ekonomi sudah dinaikan dari Rp 20 ribu musim lalu menjadi Rp 25 ribu. Sedangkan tiket kategori utama dan VIP masih di bandrol sama Rp 50 ribu dan 100 ribu.
Persebaya bisa mengeruk keuntungan lebih banyak lagi jika panpel bisa mengantisipasi ledakan penonton. Dari pengamatan di lapangan, jumlah penonton yang masuk di stadion diperkirakan lebih dari 17 ribu, sekitar 20 ribu. Selain itu, pada babak kedua pintu masuk juga dibuka membuat penonton yang tidak bertiket bisa masuk.
Entah pertimbangan apa yang dipakai panpel Persebaya sehingga tidak mencetak tiket lebih banyak. Padahal selain laga perdana yang sudah dinanti penonton, kapasitas stadion juga tersisa banyak karena bisa menampung hingga 60 ribu penonton. Bisa jadi, panpel hanya mempetimbangkan pemasukan tiket melawan Bontang musim lalu yang tidak mencapai angka 10 ribu.
Sebelumnya, manajemen Persebaya memang sudah angkat tangan dengan aturan biaya sewa Stadion GBT yang mencapai Rp35 juta/ pertandingan. Ongkos sewa ini belum termasuk pajak, transportasi dan biaya operasional lainnya.
Terpisah, manajer tim Persebaya Saleh Hanifah tidak bisa berbuat banyak terkait rencana manajemen memindahkan laga home berikutnya ke Bangkalan. "Secara tim tentu kita tetap ingin main di Surabaya, kota sendiri. Tapi semua tergantung manajemen, " ucapnya.
Sebab, lanjut Saleh, secara mental para pemain Persebaya akan lebih termotivasi jika tampil di hadapan publik sendiri. "Semangat tentu lain bermain di kandang sendiri dengan di tempat lain. Apalagi selama ini, pemain sudah terbisa bermain di GBT atau Stadion Tambaksari, " keluhnya.
Sementara Pelatih Persebaya Ibu Grahan juga sempat terkejut melihat animo penonton yang datang ke Stadion GBT ketika menghadapi Bontang. "Masih banyak penonton yang datang, ini membuktikan jika mereka masih rindu dengan penampilan kami, " ucapnya.
Bisa jadi penonton di laga berikutnya akan bertambah banyak. Sebab, dalam laga melawan Bontang, penampilan Andik Vermansyah dkk berhasil memuaskan bonek dengan menciptakan lima gol tanpa balas. Di laga berikutnya, Persebaya masih menjalani away ke kandang PSIR Rembang, 2 Maret, mendatang.
CEO Persebaya Gede Widiade mengatakan ludesnya tiket melawan Bontang FC bukan berarti rencana pindah ke Bangkalan dibatalkan. Sebab, pemasukan tiket tidak sebanding dengan biaya operasional menggelar pertandingan di Surabaya, "Masih tetap rencana semula. Sebab, cost menggelar pertandingan di Surabaya relatif mahal," ujarnya saat dikonfirmasi Senin (24/2).
Saat ini, lanjut Gede, baru Bonek -julukan suporter Persebaya, yang peduli dengan tim. Sementara pihak lainnya, termasuk Pemkot Surabaya yang belum memberikan keringanan biaya sewa Stadion GBT. "Saat ini yang peduli hanya Bonek, namun konstribusi secara finansial relatih masih kecil. Stake holder lainnya masih belum terlalu peduli dengan Persebaya," keluhnya.
Untuk itu, Gede tetap akan memindahkan laga home Persebaya di pertandingan berikutnya ke Bangkalan. Terutama pertandingan yang kurang menarik animo penonton. "Perlu dilakukan langkah-langkag efisiensi dan optimalisasi pendapatan, itu yang menjadi dasar langkah antisipasi harus dilakukan, " jelasnya.
Sebenarnya dalam laga melawan Bontang di GBT, Minggu (24/2), di luar dugaan tiker yang dicetak sejumlah 17 ribu terjual habis. Padahal, harga tike ekonomi sudah dinaikan dari Rp 20 ribu musim lalu menjadi Rp 25 ribu. Sedangkan tiket kategori utama dan VIP masih di bandrol sama Rp 50 ribu dan 100 ribu.
Persebaya bisa mengeruk keuntungan lebih banyak lagi jika panpel bisa mengantisipasi ledakan penonton. Dari pengamatan di lapangan, jumlah penonton yang masuk di stadion diperkirakan lebih dari 17 ribu, sekitar 20 ribu. Selain itu, pada babak kedua pintu masuk juga dibuka membuat penonton yang tidak bertiket bisa masuk.
Entah pertimbangan apa yang dipakai panpel Persebaya sehingga tidak mencetak tiket lebih banyak. Padahal selain laga perdana yang sudah dinanti penonton, kapasitas stadion juga tersisa banyak karena bisa menampung hingga 60 ribu penonton. Bisa jadi, panpel hanya mempetimbangkan pemasukan tiket melawan Bontang musim lalu yang tidak mencapai angka 10 ribu.
Sebelumnya, manajemen Persebaya memang sudah angkat tangan dengan aturan biaya sewa Stadion GBT yang mencapai Rp35 juta/ pertandingan. Ongkos sewa ini belum termasuk pajak, transportasi dan biaya operasional lainnya.
Terpisah, manajer tim Persebaya Saleh Hanifah tidak bisa berbuat banyak terkait rencana manajemen memindahkan laga home berikutnya ke Bangkalan. "Secara tim tentu kita tetap ingin main di Surabaya, kota sendiri. Tapi semua tergantung manajemen, " ucapnya.
Sebab, lanjut Saleh, secara mental para pemain Persebaya akan lebih termotivasi jika tampil di hadapan publik sendiri. "Semangat tentu lain bermain di kandang sendiri dengan di tempat lain. Apalagi selama ini, pemain sudah terbisa bermain di GBT atau Stadion Tambaksari, " keluhnya.
Sementara Pelatih Persebaya Ibu Grahan juga sempat terkejut melihat animo penonton yang datang ke Stadion GBT ketika menghadapi Bontang. "Masih banyak penonton yang datang, ini membuktikan jika mereka masih rindu dengan penampilan kami, " ucapnya.
Bisa jadi penonton di laga berikutnya akan bertambah banyak. Sebab, dalam laga melawan Bontang, penampilan Andik Vermansyah dkk berhasil memuaskan bonek dengan menciptakan lima gol tanpa balas. Di laga berikutnya, Persebaya masih menjalani away ke kandang PSIR Rembang, 2 Maret, mendatang.
(aww)