Tatap masa depan, Persebaya belum merasa perkasa

Kamis, 07 Maret 2013 - 16:13 WIB
Tatap masa depan, Persebaya...
Tatap masa depan, Persebaya belum merasa perkasa
A A A
Sindonews.com - Persebaya Surabaya akhirnya sukses mengakhiri penantian 18 tahun untuk bisa menang di Stadion Gajayana. Sejak kemenangan 1-6 pada 1995 silam, Persebaya tidak pernah menang lagi setiap menghadapi Persema Malang, hingga akhirnya mencatat kemenangan tipis 0-1 pada Rabu (6/7).

Walau kemenangan itu lumrah jika melihat perbedaan kualitas kedua tim, Persebaya paling tidak mencatat hasil positif di awal musim Indonesia Premier League (IPL). Dua kali menang dan sekali imbang menempatkan Persebaya di posisi tiga klasemen sementara, dibawah Semen Padang dan Persiraja Banda Aceh.

Kendati lebih meyakinkan dibanding klub IPL Jawa Timur lainnya, Persebaya belum merasa perkasa. Pelatih Persebaya Ibnu Grahan mengatakan masih banyak ujian yang bakal diterima timnya dan dirinya belum merasa puas dengan pencapaian tim sejauh ini. Dia melihat masih ada potensi untuk berkembang.

“Secara perlahan kami harus terus membenahi tim, karena belum sepenuhnya sempurna. Persebaya sempat terganggu saat persiapan pra musim lalu, jadi harus sedikit bersabar untuk menata diri. Saya senang hingga pertandingan ketiga belum menderita kekalahan,” jelas Ibnu Grahan, dihubungi Kamis (7/3).

Kendati para pesaing di IPL banyak tim dengan kekuatan masih asing, dirinya tidak bisa meremehkan. Sebagai contoh dia menyodorkan fakta di dua pertandingan, lawan PSIR Rembang dan Persema Malang. Banyak dihuni pemain muda dan minim jam terbang, nyatanya mereka sulit dikalahkan.

Persebaya dibuat jatuh-bangun oleh tim debutan PSIR Rembang dan dipaksa bermain imbang 0-0, dan selanjutnya harus membendung Persema untuk mengamankan tiga angka. Dari situ Ibnu mengambil kesimpulan tim-tim yang bermodal kekuatan baru tidak mudah ditaklukkan.

“Kalau dihitung secara teknis mungkin banyak pemain baru di klub-klub IPL. Tapi kenyataan membuktikan mereka juga memiliki daya juang tinggi. Persema yang memiliki pemain muda dan tidak memakai pemain asing pun sangat sulit dikalahkan. Kalau kami tak tampil bagus di Malang, mungkin tidak akan menang,” sebutnya.

Ibnu juga memberikan contoh bagaimana PSM Makassar yang tidak berdana di kandang Perseman Manokwari dan Persibo Bojonegoro. Pengalaman dan kualitas pemain menurutnya bukan sebuah syarat mutlak sebuah tim IPL bakal memenangi pertandingan dan merajai kompetisi.

“Siapa yang menyangka PSM dikalahkan Persibo. Padahal PSM persiapan lebih bagus, sedangkan Persibo banyak masalah. Ini menjadi pelajaran bagi Persebaya bahwa persaingan di IPL tak semudah yang dibayangkan. Menurut saya siapa yang paling fokus saat pertandingan, itulah yang mempunyai kesempatan menang,” tandasnya.

Setelah menjalani derby Jawa Timur kontra Persema, laga selanjutnya juga kembali bertajuk derby Jawa Timur. Pada 26 Maret mendatang Persebaya harus berkunjung ke kandang Persibo Bojonegoro. Rentang waktu yang jauh membuat Ibnu harus cermat menyiapkan pasukannya.

Sementara itu, gelandang Persebaya Mario Karlovic meminta maaf secara terbuka karena mendapatkan kartu merah di Stadion Gajayana. Kendati kartu merah itu tidak berpengaruh pada hasil pertandingan, Karlovic mengakui dirinya emosi terlalu berlebihan.

Lewat akun twitter, Karlovic berceloteh, “Makasih Bonek dan semua pemain. Sorry saya dikartu merah!! Emosi banyak!” Saat dia dikartu merah menit 34, Persebaya sudah unggul 0-1 lewat gol Fernando Soler menit 10. Persebaya yang hampir satu jam bermain dengan 10 orang, akhirnya bisa mempertahankan skor tersebut.(
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1362 seconds (0.1#10.140)