Mimpi besar duta Persib
A
A
A
Sindonews.com – Masa jabatan Dede Yusuf sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat, tinggal hitungan bulan saja. Tepatnya pada 13 Juni 2013 mendatang, Dede akan meninggalkan posisinya sebagai orang nomor dua di Jabar.
Meski nantinya tidak akan lagi memiliki jabatan strategis. Namun, Dede tidak akan begitu saja melupakan Persib Bandung. Klub yang baru saja genap berusia 80 tahun tersebut, bisa seperti sekarang tak lepas dari peran sosok yang juga dikenal sebagai artis tersebut.
Sejumlah angan-angan dan harapan dilontarkan Dede yang didaulat jadi Duta Persib sejak 2009 silam. Ia menaruh harapan besar kelak Maung Bandung tak sekadar jadi klub percontohan dari sisi pengelolaan keuangan. Juga dari sisi prestasi dengan dasar pembinaan yang kuat.
“Kelak selain bisa menjadi klub terbaik di Indonesia. Saya berharap Persib memiliki akademi sekolah pembibitan sepak bola nasional yang mampu mencetak pemain lokal berkualitas tidak hanya untuk Jabar melainkan juga menjadi pemain nasional dan internasional,” kata Dede press rilisnya ke sejumlah media.
Bagi Dede Jabar tetap sebagai salah satu pusat pengembangan sepak bola meskipun hampir dua dekade terakhir prestasi sepak bola Jabar surut dan kalah dibandingkan daerah lain. Khusunya Persib, Dede berjanji akan berupaya menggandeng sponsor untuk mendukung berdirinya akademi sepak bola yang bakal ia beri nama Persib Academy.
“Semua klub Eropa punya akademi yang mencetak pesepakbola profesional dan handal, seperti Lionel Messi yang merupakan didikan asli Akademi La Massia Barcelona. Saya berharap Persib Academy bisa mencontoh seperti itu dengan mencari bibit terbaik di Jabar lalu di didik sampai bersinar,” terangnya.
Sosok Dede selama ini memang bisa dikatakan tak lepas dari kebangkitan Persib yang mampu menjelma menjadi klub sepak bola profesional dalam empat tahun terakhir. Kesuksesan Maung Bandung menggaet sejumlah pengusaha maupun perusahaan kelas kakap, termasuk salah satunya adalah Erick Tohir dan perusahaan Migas asal Amerika Serikat, North Star tidak lepas dari peran Dede.
Jelang musim kompetisi ISL 2009/2010, manajemen Persib saat itu nyaris putus asa. Karena hingga menjelang kompetisi bergulir pengurus Maung Bandung masih belum mempunyai dana operasional. Pasalnya, klub tidak lagi diperbolehkan menerima kucuran dana APBD dari Pemkot Bandung.
“Saat itu, malam-malam Pak Umuh (Umuh Muchtar, Manajer tim Persib yang juga Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat/PBB) datang ke rumah membicarakan soal kesiapan Persib menghadapi kompetisi,” ujar Dede.
Dari obrolan spontan dengan pengurus Persib malam itulah akhirnya muncul ide untuk menjadikan Persib sebagai klub profesional terlepas dari bantuan Pemkot Bandung dan kucuran dana APBD.
“Saya berpikir bagaimana menjadikan Persib sebagai klub profesional seperti klub-klub di Eropa. Kalau ingin profesional dan mendapat dana, ya harus lepas saham. Persib harus lepas dari Pemda kalau ingin maju,” ujar Dede.
Opsi yang ditawarkan Dede pun disambut baik oleh para petinggi Persib yang pada perjalanannya berubah menjadi badan hukum bernama PT PBB. Dede pun memulai roadshow ke sejumlah pihak untuk mengajak mereka menjadi sponsor Persib.
Gayung pun bersambut. Dengan besarnya kecintaan Bobotoh dan masyarakat Jabar, kehadiran sponsor ternyata tidak begitu sulit didapatkan Persib. “Hanya dalam beberapa minggu, terkumpul dana sampai Rp3,5 miliar. Dana pertama itu dipakai untuk panjer (uang muka) pemain. Akhirnya total dana yang masuk hingga Rp20 miliar. Dan sekarng sudah 100% Persib lepas dari pemda, tidak lagi menggunakan dana APBD,” paparnya
Meski nantinya tidak akan lagi memiliki jabatan strategis. Namun, Dede tidak akan begitu saja melupakan Persib Bandung. Klub yang baru saja genap berusia 80 tahun tersebut, bisa seperti sekarang tak lepas dari peran sosok yang juga dikenal sebagai artis tersebut.
Sejumlah angan-angan dan harapan dilontarkan Dede yang didaulat jadi Duta Persib sejak 2009 silam. Ia menaruh harapan besar kelak Maung Bandung tak sekadar jadi klub percontohan dari sisi pengelolaan keuangan. Juga dari sisi prestasi dengan dasar pembinaan yang kuat.
“Kelak selain bisa menjadi klub terbaik di Indonesia. Saya berharap Persib memiliki akademi sekolah pembibitan sepak bola nasional yang mampu mencetak pemain lokal berkualitas tidak hanya untuk Jabar melainkan juga menjadi pemain nasional dan internasional,” kata Dede press rilisnya ke sejumlah media.
Bagi Dede Jabar tetap sebagai salah satu pusat pengembangan sepak bola meskipun hampir dua dekade terakhir prestasi sepak bola Jabar surut dan kalah dibandingkan daerah lain. Khusunya Persib, Dede berjanji akan berupaya menggandeng sponsor untuk mendukung berdirinya akademi sepak bola yang bakal ia beri nama Persib Academy.
“Semua klub Eropa punya akademi yang mencetak pesepakbola profesional dan handal, seperti Lionel Messi yang merupakan didikan asli Akademi La Massia Barcelona. Saya berharap Persib Academy bisa mencontoh seperti itu dengan mencari bibit terbaik di Jabar lalu di didik sampai bersinar,” terangnya.
Sosok Dede selama ini memang bisa dikatakan tak lepas dari kebangkitan Persib yang mampu menjelma menjadi klub sepak bola profesional dalam empat tahun terakhir. Kesuksesan Maung Bandung menggaet sejumlah pengusaha maupun perusahaan kelas kakap, termasuk salah satunya adalah Erick Tohir dan perusahaan Migas asal Amerika Serikat, North Star tidak lepas dari peran Dede.
Jelang musim kompetisi ISL 2009/2010, manajemen Persib saat itu nyaris putus asa. Karena hingga menjelang kompetisi bergulir pengurus Maung Bandung masih belum mempunyai dana operasional. Pasalnya, klub tidak lagi diperbolehkan menerima kucuran dana APBD dari Pemkot Bandung.
“Saat itu, malam-malam Pak Umuh (Umuh Muchtar, Manajer tim Persib yang juga Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat/PBB) datang ke rumah membicarakan soal kesiapan Persib menghadapi kompetisi,” ujar Dede.
Dari obrolan spontan dengan pengurus Persib malam itulah akhirnya muncul ide untuk menjadikan Persib sebagai klub profesional terlepas dari bantuan Pemkot Bandung dan kucuran dana APBD.
“Saya berpikir bagaimana menjadikan Persib sebagai klub profesional seperti klub-klub di Eropa. Kalau ingin profesional dan mendapat dana, ya harus lepas saham. Persib harus lepas dari Pemda kalau ingin maju,” ujar Dede.
Opsi yang ditawarkan Dede pun disambut baik oleh para petinggi Persib yang pada perjalanannya berubah menjadi badan hukum bernama PT PBB. Dede pun memulai roadshow ke sejumlah pihak untuk mengajak mereka menjadi sponsor Persib.
Gayung pun bersambut. Dengan besarnya kecintaan Bobotoh dan masyarakat Jabar, kehadiran sponsor ternyata tidak begitu sulit didapatkan Persib. “Hanya dalam beberapa minggu, terkumpul dana sampai Rp3,5 miliar. Dana pertama itu dipakai untuk panjer (uang muka) pemain. Akhirnya total dana yang masuk hingga Rp20 miliar. Dan sekarng sudah 100% Persib lepas dari pemda, tidak lagi menggunakan dana APBD,” paparnya
(wbs)