Keasyikan menyerang, eh, benteng PSIM kebobolan
A
A
A
Sindonews.com - PSIM Yogyakarta berbenah setelah dibekuk tuan rumah PSMP Mojokerto 0-2 dalam lanjutan Divisi Utama PT Liga Indonesia Grup 5, Senin (18/3). Salah satu evaluasi mendasar adalah tim Laskar Mataram terlalu asyik menyerang, sehingga lini belakang menjadi keropos.
Manager sekaligus Pelatih PSIM Yogyakarta Maman Durrachman mengatakan, kelemahan yang paling mendasar tim besutannya adalah 'malas' turun membendung serangan lawan.
"Anak-anak terlalu asyik menyerang, saat kehilangan bola tidak langsung turun. Transisi dari menyerang ke bertahan kurang berjalan maksimal. Ini salah satu evaluasi yang akan kita perbaiki," katanya, Selasa (19/3).
Kelemahan lain adalah masih belum tenang mengonversi peluang menjadi gol. Padahal, selama 90 menit tim kebanggaan publik Yogyakarta ini acap menciptakan sejumlah peluang emas. Lemahnya finishing touch ini juga menjadi bahan materi untuk menghadapi laga selanjutnya. "Tampil
sebagi tamu, kita bisa tampil menyerang. Sayangnya belum ada yang menjadi gol," imbuhnya.
Tidak banyak waktu untuk menutupi kelemahan PSIM tersebut. Pasalnya, empat hari berselang, Nova Zaenal dkk harus bertandang ke Stadion Diponegoro, home base Persewangi Banyuwang pada 22 Maret mendatang. Skuad yang berdiri sejak 1929 ini juga tidak pulang ke Yogyakarta, melainkan dari Mojokerto langsung merapat ke Banyuwangi.
Menghadapi Persewangi, PSIM juga belum bisa diperkuat Eko Budi Santoso. Absennya gelandang bertahan ini juga menjadi salah satu penyebab PSIM menyerah di kaki PSMP Mojokerto. "Saya sudah telepon Eko, dia masih merasakan sakit. Mungkin dia bisa main saat menjamu Persis Solo di Derby Mataram pada 26 Maret," kata Maman.
Dia mengakui, lini belakang PSIM yang mudah ditembus PSMP salah satunya karena pemain yang akrab disapa Kancil ini absen. "Pemain lawan sering melakukan percobaan tendangan langsung ke gawang. Kalauada Eko mungkin hasilnya beda," kata dia.
Maman berharap tanpa adanya Eko tidak memengaruhi saat berjibaku kontra Persewangi. "Kekalahan dari Mojokerto menjadi pelajaran bagi PSIM. Kami optimistis bisa menebus kekalahan dengan meraih kemenangan di kandang Persewangi," tegasnya.
CEO PSIM Yogyakarta Ajiek Tarmidzi optimistis PSIM bisa meraih angka, bahkan maksimal 3 poin meski harus menghadapi tuan rumah Persewangi. "Dilihat dari permainan (kontra PSMP), anak-anak punya potensi besar bisa membawa pulang poin dari Persewangi. Bermain tidak gugup menjadi
salah satu modalnya," ungkapnya.
Manager sekaligus Pelatih PSIM Yogyakarta Maman Durrachman mengatakan, kelemahan yang paling mendasar tim besutannya adalah 'malas' turun membendung serangan lawan.
"Anak-anak terlalu asyik menyerang, saat kehilangan bola tidak langsung turun. Transisi dari menyerang ke bertahan kurang berjalan maksimal. Ini salah satu evaluasi yang akan kita perbaiki," katanya, Selasa (19/3).
Kelemahan lain adalah masih belum tenang mengonversi peluang menjadi gol. Padahal, selama 90 menit tim kebanggaan publik Yogyakarta ini acap menciptakan sejumlah peluang emas. Lemahnya finishing touch ini juga menjadi bahan materi untuk menghadapi laga selanjutnya. "Tampil
sebagi tamu, kita bisa tampil menyerang. Sayangnya belum ada yang menjadi gol," imbuhnya.
Tidak banyak waktu untuk menutupi kelemahan PSIM tersebut. Pasalnya, empat hari berselang, Nova Zaenal dkk harus bertandang ke Stadion Diponegoro, home base Persewangi Banyuwang pada 22 Maret mendatang. Skuad yang berdiri sejak 1929 ini juga tidak pulang ke Yogyakarta, melainkan dari Mojokerto langsung merapat ke Banyuwangi.
Menghadapi Persewangi, PSIM juga belum bisa diperkuat Eko Budi Santoso. Absennya gelandang bertahan ini juga menjadi salah satu penyebab PSIM menyerah di kaki PSMP Mojokerto. "Saya sudah telepon Eko, dia masih merasakan sakit. Mungkin dia bisa main saat menjamu Persis Solo di Derby Mataram pada 26 Maret," kata Maman.
Dia mengakui, lini belakang PSIM yang mudah ditembus PSMP salah satunya karena pemain yang akrab disapa Kancil ini absen. "Pemain lawan sering melakukan percobaan tendangan langsung ke gawang. Kalauada Eko mungkin hasilnya beda," kata dia.
Maman berharap tanpa adanya Eko tidak memengaruhi saat berjibaku kontra Persewangi. "Kekalahan dari Mojokerto menjadi pelajaran bagi PSIM. Kami optimistis bisa menebus kekalahan dengan meraih kemenangan di kandang Persewangi," tegasnya.
CEO PSIM Yogyakarta Ajiek Tarmidzi optimistis PSIM bisa meraih angka, bahkan maksimal 3 poin meski harus menghadapi tuan rumah Persewangi. "Dilihat dari permainan (kontra PSMP), anak-anak punya potensi besar bisa membawa pulang poin dari Persewangi. Bermain tidak gugup menjadi
salah satu modalnya," ungkapnya.
(aww)