Tiga pesilat Jabar lolos seleksi nasional
A
A
A
Sindonews.com - Potensi pencak silat Provinsi Jawa Barat diakui tingkat nasional. Salah satu sebabnya adalah lolosnya tiga atlet pencak silat asal Jawa Barat dalam tahap kedua seleksi untuk memperkuat Indonesia di Sea Games 2013 Myanmar. Jika dirasiokan, nominal tersebut adalah 10% dari keseluruhan atlet yang tersisa dalam proses seleksi.
Sekretaris Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) E Rizal mengatakan, seleksi yang digelar pihaknya dilakukan secara ketat. Hal itu untuk mendongkrak prestasi pencak silat Tanah Air di kancah internasional. Menurutnya, atlet asal tatar Pasundan memiliki potensi yang tergolong paling baik di Indonesia. Karena itu, PB IPSI berharap pesilat Jabar bisa berperan dalam memperjuangkan nama Indonesia.
Rizal menyebut, sebelumnya PB IPSI menjaring 65 pesilat dari seluruh Indonesia. Atlet-atlet tersebut kemudian menjalani pelatihan sekitar empat bulan, sejak Oktober 2012 hingga Februari 2013. Setelah pembinaan tahap awal ini dinyatakan usai, mereka diseleksi untuk kedua kalinya. Pada penjaringan kali ini, tersisa 32 atlet pencak silat yang berhak melanjutkan pembinaan.
"Sumber utama atlet pencak silat nasional, salah satunya adalah provinsi Jabar. Dalam seleksi yang kami gelar pada 27 Februari lalu, dari 65 orang pesilat, hanya 32 orang yang kami ambil untuk mendapatkan pembinaan selanjutnya."
" Dan dari semua yang lolos, ada tiga atlet yang berasal dari Jawa Barat. Mudah-mudahan ketigannya bisa terus menunjukkan peningkatan performa, sampai akhirnya mampu tampil di Sea Games Myanmar," ujar Rizal di sela Musyawarah Daerah IPSI Pengurus Provinsi Jabar, di Aula Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jabar, Jalan Pajajaran, Kota Bandung.
Dia mengaku siap untuk membina atlet-atlet yang lolos seleksi hingga mencapai penampilan maksimal. Menurutnya, saat ini Indonesia membutuhkan pesilat-pesilat andal untuk kembali meraih kejayaan di cabang olahraga bela diri tradisional tersebut. Meski berbagai prestasi bisa di bawa pulang ke Tanah Air, ujar Rizal, namun masih banyak kalangan yang menganggap dunia pencak silat di Indonesia sudah tak secemerlang dahulu.
"Ada cerita, katanya pencak silat Indonesia sudah KO (Knock Out). Tapi ternyata Alhamdulillah, di Sea Games Jakarta dan kejuaraan dunia pencak silat yang diadakan di Thailand, Indonesia masih bisa berjaya. Di nomor tanding saja kita bisa menjuarai dan meraih delapan medali emas. Namun memang untuk nomor tunggal, kita masih terseok-seok," ungkapnya.
Dia menambahkan, Indonesia juga memiliki peluang untuk berjaya dalam cabang olahraga pencak silat di beberapa tahun mendatang. Keyakinan Rizal tersebut berasarkan pantauan terhadap prestasi para pesilat junior Tanah Air. Menurutnya, kekuatan atlet silat generasi mendatang tidak akan kalah dari pesilat yang kini juga tengah menjalani pembibitan oleh negara lain.
"Pada bulan Desember lalu, pesilat-pesilat muda kita juga berhasil membuktikan kapasitasnya di arena pertandingan. Saat kejuaraan tingkat universitas level Asean yang digelar di Laos, mahasiswa-mahasiswa Indonesia mampu meraih juara umum. Total, mereka membawa pulang sembilan medali emas, dan tiga medali perak. Tentu ini sangat membanggakan," pungkas Rizal.
Sekretaris Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) E Rizal mengatakan, seleksi yang digelar pihaknya dilakukan secara ketat. Hal itu untuk mendongkrak prestasi pencak silat Tanah Air di kancah internasional. Menurutnya, atlet asal tatar Pasundan memiliki potensi yang tergolong paling baik di Indonesia. Karena itu, PB IPSI berharap pesilat Jabar bisa berperan dalam memperjuangkan nama Indonesia.
Rizal menyebut, sebelumnya PB IPSI menjaring 65 pesilat dari seluruh Indonesia. Atlet-atlet tersebut kemudian menjalani pelatihan sekitar empat bulan, sejak Oktober 2012 hingga Februari 2013. Setelah pembinaan tahap awal ini dinyatakan usai, mereka diseleksi untuk kedua kalinya. Pada penjaringan kali ini, tersisa 32 atlet pencak silat yang berhak melanjutkan pembinaan.
"Sumber utama atlet pencak silat nasional, salah satunya adalah provinsi Jabar. Dalam seleksi yang kami gelar pada 27 Februari lalu, dari 65 orang pesilat, hanya 32 orang yang kami ambil untuk mendapatkan pembinaan selanjutnya."
" Dan dari semua yang lolos, ada tiga atlet yang berasal dari Jawa Barat. Mudah-mudahan ketigannya bisa terus menunjukkan peningkatan performa, sampai akhirnya mampu tampil di Sea Games Myanmar," ujar Rizal di sela Musyawarah Daerah IPSI Pengurus Provinsi Jabar, di Aula Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jabar, Jalan Pajajaran, Kota Bandung.
Dia mengaku siap untuk membina atlet-atlet yang lolos seleksi hingga mencapai penampilan maksimal. Menurutnya, saat ini Indonesia membutuhkan pesilat-pesilat andal untuk kembali meraih kejayaan di cabang olahraga bela diri tradisional tersebut. Meski berbagai prestasi bisa di bawa pulang ke Tanah Air, ujar Rizal, namun masih banyak kalangan yang menganggap dunia pencak silat di Indonesia sudah tak secemerlang dahulu.
"Ada cerita, katanya pencak silat Indonesia sudah KO (Knock Out). Tapi ternyata Alhamdulillah, di Sea Games Jakarta dan kejuaraan dunia pencak silat yang diadakan di Thailand, Indonesia masih bisa berjaya. Di nomor tanding saja kita bisa menjuarai dan meraih delapan medali emas. Namun memang untuk nomor tunggal, kita masih terseok-seok," ungkapnya.
Dia menambahkan, Indonesia juga memiliki peluang untuk berjaya dalam cabang olahraga pencak silat di beberapa tahun mendatang. Keyakinan Rizal tersebut berasarkan pantauan terhadap prestasi para pesilat junior Tanah Air. Menurutnya, kekuatan atlet silat generasi mendatang tidak akan kalah dari pesilat yang kini juga tengah menjalani pembibitan oleh negara lain.
"Pada bulan Desember lalu, pesilat-pesilat muda kita juga berhasil membuktikan kapasitasnya di arena pertandingan. Saat kejuaraan tingkat universitas level Asean yang digelar di Laos, mahasiswa-mahasiswa Indonesia mampu meraih juara umum. Total, mereka membawa pulang sembilan medali emas, dan tiga medali perak. Tentu ini sangat membanggakan," pungkas Rizal.
(wbs)