Messi bukan 'korban' pertama
A
A
A
Sindonews.com - Pelatih Djadjang Nurdjaman mengharapkan anak asuhnya memahami kebutuhan strategi yang diterapkan di lapangan. Termasuk penentuan pemain yang diturunkan.
Secara tegas Djanur mengatakan pemilihan pemain inti ditentukan sejumlah faktor diluar masalah teknis, dan skill. Menurutnya faktor lain seperti kebugaran dan psikologis juga jadi faktor yang harus diperhatikan.
Karena itu, Djanur kerap menyimpan seorang pemain meski secara kualitas cukup baik. Seperti yang dilakukannya dengan mencadangkan George Parfait Mbida Messi ketika Persib menghadapi Persegres Gresik United, akhir pekan lalu.
"Di lapangan tengah saya memiliki para pemain yang secara skill dan teknis cukup merata dan tidak berbeda jauh. Jadi ketika memutuskan siapa yang main dan tidak saya tidak ragu. Tinggal disesuaikan dengan kondisi terakhir dari masing-masing pemain dan lawan yang dihadapi," ungkapnya.
Keputusan Djanur membangkucadangkan pemain yang berkategori inti, bukan kali ini saja ia lakukan. Selain Mbida Messi, beberapa pemain yang sebelumnya masuk proyeksi tim utama terpaksa harus kehilangan tempat di starting line up.
Seperti Naser Al Sebai yang diistirahatkan usai penampilan tidak maksimal dalam tur Kalimantan. Lalu I Made Wirawan yang dalam tiga pertandingan sempat harus merelakan tempatnya kepada kiper muda berbakat, Shahar Ginanjar.
Dua pemain lokal berpengalaman, Tony Sucipto dan Atep pun sempat merasakan bangku cadangan. Hanya beberapa pemain saja yang sejauh ini cukup konsisten bermain sebagai pilar utama di semua laga Persib, seperti Abanda Herman, Supardi Nasir dan M. Ridwan.
Apa yang selama ini dilakukan Djanur membuktikan dirinya tidak mau terpaku pada satu komposisi yang sama. Dengan kata lain, rotasi pemain tidak hanya berlaku ketika ada pemain yang cedera atau absen akibat akumulasi kartu kuning.
Mbida Messi sendiri dalam enam laga Persib terakhir, harus rela kehilangan tempat. Setelah absen di empat laga, sebelum menjalani comeback selama 10 menit ketila Maung Bandung meladeni Pelita Bandung Raya di Stadion Siliwangi, 13 Maret lalu.
"Pemain juga pasti mengerti dan harus selalu siap ketika kondisinya mengharuskan perlu adanya rotasi pemain. Semua pemain juga harus berpikir mereka memiliki kesempatan yang sama untuk bermain," tandasnya.
Secara tegas Djanur mengatakan pemilihan pemain inti ditentukan sejumlah faktor diluar masalah teknis, dan skill. Menurutnya faktor lain seperti kebugaran dan psikologis juga jadi faktor yang harus diperhatikan.
Karena itu, Djanur kerap menyimpan seorang pemain meski secara kualitas cukup baik. Seperti yang dilakukannya dengan mencadangkan George Parfait Mbida Messi ketika Persib menghadapi Persegres Gresik United, akhir pekan lalu.
"Di lapangan tengah saya memiliki para pemain yang secara skill dan teknis cukup merata dan tidak berbeda jauh. Jadi ketika memutuskan siapa yang main dan tidak saya tidak ragu. Tinggal disesuaikan dengan kondisi terakhir dari masing-masing pemain dan lawan yang dihadapi," ungkapnya.
Keputusan Djanur membangkucadangkan pemain yang berkategori inti, bukan kali ini saja ia lakukan. Selain Mbida Messi, beberapa pemain yang sebelumnya masuk proyeksi tim utama terpaksa harus kehilangan tempat di starting line up.
Seperti Naser Al Sebai yang diistirahatkan usai penampilan tidak maksimal dalam tur Kalimantan. Lalu I Made Wirawan yang dalam tiga pertandingan sempat harus merelakan tempatnya kepada kiper muda berbakat, Shahar Ginanjar.
Dua pemain lokal berpengalaman, Tony Sucipto dan Atep pun sempat merasakan bangku cadangan. Hanya beberapa pemain saja yang sejauh ini cukup konsisten bermain sebagai pilar utama di semua laga Persib, seperti Abanda Herman, Supardi Nasir dan M. Ridwan.
Apa yang selama ini dilakukan Djanur membuktikan dirinya tidak mau terpaku pada satu komposisi yang sama. Dengan kata lain, rotasi pemain tidak hanya berlaku ketika ada pemain yang cedera atau absen akibat akumulasi kartu kuning.
Mbida Messi sendiri dalam enam laga Persib terakhir, harus rela kehilangan tempat. Setelah absen di empat laga, sebelum menjalani comeback selama 10 menit ketila Maung Bandung meladeni Pelita Bandung Raya di Stadion Siliwangi, 13 Maret lalu.
"Pemain juga pasti mengerti dan harus selalu siap ketika kondisinya mengharuskan perlu adanya rotasi pemain. Semua pemain juga harus berpikir mereka memiliki kesempatan yang sama untuk bermain," tandasnya.
(wbs)