Maung Bandung dambakan gelora impian

Rabu, 10 April 2013 - 11:59 WIB
Maung Bandung dambakan gelora impian
Maung Bandung dambakan gelora impian
A A A
Sindonews.com - Persib Bandung boleh berharap lebih, pasalnya kelak tim berjuluk Maung Bandung itu tidak akan berhadapan dengan sejumlah kendala mendasar terkait fasilitas lapangan, lampu stadion, kapasitas penonton dan lainnya. Stadion impian jutaan Bobotoh kini sudah berdiri megah di ujung timur Kota Bandung. Stadion yang diberi nama Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) ini akan jadi arena tempat Maung Bandung menjamu lawan-lawannya.

GBLA sendiri sejak 31 Maret lalu, dinyatakan sudah selesai pembangunannya oleh PT. Adhi Karya selaku pemegang hak proyek pembangunan Stadion yang menelan anggaran ratusan miliar rupiah ini. Bagi Persib, GBLA memang menjanjikan sejumlah solusi dan impian. Kapasitas penonton yang mencapai hampir 40 ribu tempat duduk diharapkan bisa menjawab permasalahan membludaknya penonton. Terutama ketika Persib menjalani laga-laga penting seperti melawan musuh bebuyutannya Persija Jakarta atau Arema Indonesia.

Karena itu, keberadaan GBLA yang sudah sejak lama dinantikan bisa mengatasi semua permasalahan yang selama ini dihadapi Persib. "Saya harap bisa secepatnya selesai. Kami tidak mengharapkan terus tertunda. Karena bermain di lapangan yang rumputnya bagus pasti akan membuat permainan lebih menarik," kata Manajer Persib, Umuh Muchtar, Rabu (10/4/2013).

Harapan senada diungkapkan pelatih Djadjang Nurdjaman. Menurut Djanur identitas sebuah tim juga bisa terlihat dari Stadion yang digunakan. "Mudah-mudahan bisa memberikan harapan baru dan prestasi buat Persib," tandasnya.

Sebelum GBLA berdiri, Persib seringkali bolak-balik menggunakan Stadion Siliwangi dan Stadion Si Jalak Harupat. Tapi kedua venue tersebut, seringkali tidak bisa menjawab kebutuhan penyelenggaraan pertandingan yang lebih baik. Stadion Siliwangi misalnya, seringkali terjadi peristiwa yang tidak diinginkan. Penonton yang meluber hingga lintasan atletik jadi pemandangan yang lumrah terjadi di era Perserikatan maupun model kompetisi Liga Indonesia di pertengahan 1990-an hingga akhir tahun 2000'an.

Hal tersebut berujung kepada terganggunya pertandingan, kejadian terakhir adalah ketika kiper Persib, I Made Wirawan terkapar tak sadarkan diri. Posisi mobil ambulance yang terpaksa di parkir di luar Stadion Siliwangi akibat terbatasnya akses masuk stadion, dituding ikut andil pada lambatnya proses penanganan medis kepada I Made.

Dari sisi fasilitas pun tidak laga menjanjikan kenyamanan. Seperti lampu penerangan Stadion yang kurang layak, akses jalan kendaraan ke dalam areal stadion yang terbatas. Kualitas rumput maupun drainase yang membuat permukaan lapangan gampang tergenang air dan berlumpur serta masalah lainnya jadi catatan yang bisa dijadikan bahan evaluasi bagi pengelola Stadion Siliwangi.

Hal yang tidak jauh berbeda juga terjadi di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang yang sejak musim 2007, mulai dimanfaatkan sebagai kandang Persib. Peristiwa banyaknya Bobotoh yang menjadi korban akibat berdesak-desakan pada laga Persib melawan Arema di Indonesia Super League (ISL) musim 2009/2010 jadi contoh kapasitas Si Jalak Harupat dalam beberapa kesempatan belum bisa mengimbangi animo Bobotoh.

Problem lainnya yang sering membuat Bobotoh kesal jika laga digelar di Si Jalak Harupat adalah akses menuju ke dalam maupun keluar Stadion yang tergolong sempit. Tidak mengherankan jika setiap laga selesai digelar, sering terjadi penumpukan kendaraan di pintu areal stadion milik Pemkab Bandung tersebut. Saat laga besar, kemacetan berjam-jam biasanya terjadi di semua arah.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5998 seconds (0.1#10.140)