Asri Akbar gerah jadi lapis kedua Persib
A
A
A
Sindonews.com - Gelandang Persib Bandung Asri Akbar merasa kecewa setelah gagal bersaing mendapatkan tempat pada skuad utama seperti ketika dia berkostum Persiba Balikpapan. Ketatnya persaingan di lini tengah Persib, ditenggarai mempengaruhi kesempatan Asri. Dari total seluruh menit bermain yang ia cicipi, Asri sebagai besar berperan sebagai pemain pengganti.
“Kalau mau jujur, saya merasa kecewa. Tapi ini sudah menjadi risiko yang dialami setiap pemain di sebuah tim. Apalagi kalau melihat Persib yang berstatus tim besar dan dihuni banyak pemain berkualitas. Saya harus menghormati keputusan pelatih soal siapa pemain yang bermain sejak awal dan siapa yang jadi cadangan. Karena itu, saya harus terima risiko ini,” terang Asri, Senin (15/4/2013).
Asri sendiri mengaku enggan berlama-lama menghuni bangku cadangan. Ia bertekad secepatnya mendapatkan tempat utama secara reguler. Kuncinya adalah membuktikan diri dalam setiap latihan dan setiap kesempatan ketika dirinya dipercaya untuk bermain.
“Saya selalu mengharapkan bisa bermain sejak menit awal, apalagi ketika melawan Persiba yang merupakan mantan klub saya. Tapi seperti yang saya katakan, semua itu merupakan wewenang pelatih. Saya hanya bisa tetap berusaha untuk menunjukkan yang terbaik buat tim. Baik ketika menjalani latihan dan saat dipercaya bermain pelatih,” tegasnya.
Bukan hanya Asri yang merasa mulai gerah duduk lama di bangku cadangan. Sejumlah pemain lain yang sebenarnya pantas dimainkan atau diberikan kesempatan lebih untuk bermain juga merasakan hal serupa.
Seperti George Parfait Mbida Messi. Bedanya, Mbida Messi pada awalnya sering mendapatkan kepercayaan sebagai pemain inti. Bahkan ia sempat dieluk-elukan berkat satu golnya ke gawang Persipura Jayapura pada laga pembuka musim ini yang menyelematkan Maung Bandung dari kekalahan usai bermain imbang 1-1.
Gelandang gempal berusia 32 tahun itu, harus rela kehilangan tempat di tim inti pascakeputusannya pulang ke Kamerun untuk menghadiri pemakaman ayahnya. Nama Mbida Messi menghilang di empat laga Maung Bandung. Ia baru kembali mencicipi pengalaman bermain ketika Persib menjalani laga derby kontra Pelita Bandung Raya (PBR), 13 Maret lalu.
“Kalau mau jujur, saya merasa kecewa. Tapi ini sudah menjadi risiko yang dialami setiap pemain di sebuah tim. Apalagi kalau melihat Persib yang berstatus tim besar dan dihuni banyak pemain berkualitas. Saya harus menghormati keputusan pelatih soal siapa pemain yang bermain sejak awal dan siapa yang jadi cadangan. Karena itu, saya harus terima risiko ini,” terang Asri, Senin (15/4/2013).
Asri sendiri mengaku enggan berlama-lama menghuni bangku cadangan. Ia bertekad secepatnya mendapatkan tempat utama secara reguler. Kuncinya adalah membuktikan diri dalam setiap latihan dan setiap kesempatan ketika dirinya dipercaya untuk bermain.
“Saya selalu mengharapkan bisa bermain sejak menit awal, apalagi ketika melawan Persiba yang merupakan mantan klub saya. Tapi seperti yang saya katakan, semua itu merupakan wewenang pelatih. Saya hanya bisa tetap berusaha untuk menunjukkan yang terbaik buat tim. Baik ketika menjalani latihan dan saat dipercaya bermain pelatih,” tegasnya.
Bukan hanya Asri yang merasa mulai gerah duduk lama di bangku cadangan. Sejumlah pemain lain yang sebenarnya pantas dimainkan atau diberikan kesempatan lebih untuk bermain juga merasakan hal serupa.
Seperti George Parfait Mbida Messi. Bedanya, Mbida Messi pada awalnya sering mendapatkan kepercayaan sebagai pemain inti. Bahkan ia sempat dieluk-elukan berkat satu golnya ke gawang Persipura Jayapura pada laga pembuka musim ini yang menyelematkan Maung Bandung dari kekalahan usai bermain imbang 1-1.
Gelandang gempal berusia 32 tahun itu, harus rela kehilangan tempat di tim inti pascakeputusannya pulang ke Kamerun untuk menghadiri pemakaman ayahnya. Nama Mbida Messi menghilang di empat laga Maung Bandung. Ia baru kembali mencicipi pengalaman bermain ketika Persib menjalani laga derby kontra Pelita Bandung Raya (PBR), 13 Maret lalu.
(akr)