Ramuan cantik Juku Eja

Senin, 15 April 2013 - 22:37 WIB
Ramuan cantik Juku Eja
Ramuan cantik Juku Eja
A A A
Sindonews.com ---PSM Makassar mulai menemukan pola idealnya pada pertandingan kelima dan keenam di Indonesian Premier League (IPL) musim 2012/2013. Terbukti, dua kemenangan berturut-turut sudah diraih tim Juku Eja.

Eksperimen Pelatih PSM Petar Segrt dalam menemukan formasi ideal dikompetisi musim ini, memang harus dibayar mahal dengan cacian dan kritik dari dari pecinta tim Juku Eja.

Pasalnya, dari dua laga awal away Pulau Jawa dan satu di Kalimantan Tengah (Kalteng) yang sudah dilakoni, anak-anak asuh Petar harus menerima kenyataan pahit, dengan kalah secara beruntun tiga kali berturut-turut.

Lihat saja data statistik. Laga perdana menghadapi Perseman Manokwari, PSM kalah dengan skor 0-1. Kemudian, pertandingan kedua menghadapi Persibo Bojonegoro, juga harus menelan pil pahit karena takluk 0-2.

Dipertandingan ketiga kontra Persepar Palangkaraya, PSM juga harus gigit jari karena dipermalukan tim debutan tersebut. Belajar dari tiga kali kegagalan tersebut, Petar melakukan perubahan mendasar dalam tim.

Di antaranya adalah melakukan rotasi untuk sejumlah pemain termasuk mengubah pola 4-2-1-3 menjadi 4-2-3-1. Pola terakhir ini ternyata cukup manjur. Terbukti, saat menghadapi PSIR Rembang pada Sabtu (30/4) lalu di Stadion Andi Mattalatta, PSM menang besar dengan skor 5-1.

Melihat progres positif dengan pola 4-2-3-1, saat PSM menghadapi Persiraja Banda Aceh pada Sabtu (13/4) lalu, pelatih asal Kroasia tersebut kembali menggunakan pola yang sama.

Hasilnya cukup manjur. Tim Juku Eja berhasil mencuri tiga poin dengan mengalahkan Laskar Rencong, julukan Persiraja di kandangnya sendiri dengan skor tipis 1-0. “Saya lihat pola 4-2-3-1 mulai konek dan bisa dimainkan dengan sempurna,” kata Asisten Pelatih PSM Imran.

Namun bukan berarti pola sebelumnya yakni 4-2-1-3 tidak ideal. Imran mengatakan, formasi tersebut cukup baik. Tapi dengan catatan, harus melihat lawan yang dihadapi. Termasuk faktor non teknis dijadikan bahan pertimbangan.

Jika melihat komposisi pemain dengan pola 4-2-3-1, memang cukup banyak perubahan yang dilakukan PSM. Misalnya, diposisi striker yang biasanya diisi duet Ilija “Spaso” Spasojevic dan Rahmat Leo, saat laga home perdana kontra PSIR, terjadi perubahan siginifikan.

Di depan, striker asal Montenegro tersebut bekerja sendiri namun tetap di back up Kaharuddin di kanan serta Qifli Tamara di kiri. Di tengah, Rasyid sejajar di belakang Spaso.

Kemudian Kurniawan dan Fandy Edy ditarik agak ke belakang sebagai gelandang bertahan. Wing bek kiri, diisi Rasul yang masuk menggantikan Satrio Syam akibat cedera. Sedangkan diposisi wing bek kanan, Hendra Wijaya.

Sedangkan stoper, masih dipercayakan kepada I Ketut Mahendra serta Cristian Febre. Diposisi kiper, muncul pemain baru yakni I Ngurah Komang Arya Perdana yang menggeser Denny Marcel sebagai penjaga gawang utama. Imran mengatakan, saat menghadapi Persiraja, Qifli di istrahatkan.

Posisinya diisi Fadly Manna yang kemudian pada menit ke 80, digantikan Andi Oddang. “Oddang masuk karena kondisinya belum terlalu fit untuk main 2x45 menit. Makanya dia (Oddang) masuk dimenit-menit terakhir,” tuturnya.

Sedangkan diposisi gelandang bertahan yang selama ini ditempati Syamsul Chaeruddin, dipercayakan kepada Fandy Eddy. “Perubahan dilakukan dengan alasan kondisi pemain termasuk siapa lawan yang dihadapi,” ucapnya.

Sementara itu, wing bek kanan PSM Hendra Wijaya mengatakan, perubahan pola dari 4-2-1-3 menjadi 4-2-3-1 tidak sulit untuk diterapkan. “Pelatih memilih pola tersebut berdasarkan calon lawan yang dihadapi termasuk kondisi pemain yang paling siap,” tuturnya.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6706 seconds (0.1#10.140)