Kejar top skor, Van Dijk jangan bermodal penalti
![Kejar top skor, Van...](https://a-cdn.sindonews.net/dyn/732/content/2013/04/17/58/739045/ioaTIvjhX9.jpg)
Kejar top skor, Van Dijk jangan bermodal penalti
A
A
A
Sindonews.com – Kesuburan bomber Persib Bandung Sergio van Dijk semakin terlihat di pertengahan musim Indonesia Super League (ISL) 2013. Hal itu pula yang membuatnya dijagokan untuk meraih sepatu emas di kompetisi kali ini.
Hadirnya Sergio membuat persaingan para pencetak gol terbanyak semakin rapat. Saat ini, posisi puncak masih ditempati penyerang Persipura Jayapura, Boaz Solossa. Dua gol ke jala Pelita Bandung Raya akhir pekan kemarin, membuatnya berdiri di puncak urutan dengan dua belas gol. Di posisi kedua, tertulis nama Alberto Beto Goncalves dari Arema Cronous dengan catatan sebelas kali membobol gawang lawan. Sedangkan Sergio berada di urutan ketiga bersama striker Arema lainnya Christian Gonzales yang meraih sepuluh gol.
Namun perlu diingat, berbeda dengan nominator topskorer lainnya, Sergio bergabung dengan tim tidak sejak awal kompetisi. Striker berdarah Belanda-Indonesia itu baru masuk dalam skuad Persib pada Februari, atau sekitar satu bulan setelah ISL musim ini berjalan. Sehingga kans Sergio untuk melaju merebut posisi top skorer tampak terbuka lebar. Karena dari segi produktivitas, dia sedikit lebih diunggulkan.
Untuk mendapatkan sepatu emas, tentu seorang striker tidak hanya bisa mengandalkan skill atau insting pribadinya. Dukungan umpan dari lini tengah, termasuk ruang gerak yang diberikan para pemain lain menjadi hal yang juga penting. Bahkan tak jarang, striker yang dijagokan sebagai topskor mendapat jatah sebagai eksekutor penalti di timnya masing-masing.
Hal serupa, diakui Pelatih Persib Bandung Djadjang ‘Djanur’ Nurdjaman juga terjadi di Persib Bandung. Namun, dia tidak mengharapkan gol yang dicetak Sergio nantinya mayoritas berawal dari titik putih. Bagaimana pun, ujarnya, gol dari permainan terbuka lebih menghadirkan kebanggaan ketimbang eksekusi satu lawan satu dengan penjaga gawang lawan.
“Saat ini memang kami mempercayakan posisi algojo penalti kepada Sergio. Tapi saya memilih dia bukan untuk mengumpulkan banyak gol, dalam mengejar posisi topskorer. Semua orang juga sepertinya tahu bagaimana kemampuan dia dalam mengeksekusi bola mati, termasuk tendangan penalti. Itu yang menjadi pertimbangan saya,” tutur mantan pemain Persib era 1980-an tersebut.
Djanur pun mengaku yakin koleksi angka yang ditorehkan Sergio tidak akan didominasi gol titik putih. Hal itu karena pemain bernomor punggung 10 tersebut memiliki skill dan insting mencetak gol di atas rata-rata pemain Indonesia. Bahkan, tanpa mengandalkan penalti, Sergio sudah mampu menunjukkan produktivitasnya. Terbukti, dari sepuluh gol yang dicetaknya, hanya satu yang berawal dari titik putih. Yaitu saat Persib melawan Persija Jakarta yang berakhir dengan skor 3-1.
“Sergio itu pemain bagus, terbukti dia menjadi salah satu striker yang paling produktif di ISL musim ini, padahal tidak bergabung sejak awal kompetisi. Sepertinya tanpa penalti pun dia bisa cetak banyak gol, karena skill dia di permainan terbuka juga sudah tidak diragukan lagi,” pungkas Djanur.
Hadirnya Sergio membuat persaingan para pencetak gol terbanyak semakin rapat. Saat ini, posisi puncak masih ditempati penyerang Persipura Jayapura, Boaz Solossa. Dua gol ke jala Pelita Bandung Raya akhir pekan kemarin, membuatnya berdiri di puncak urutan dengan dua belas gol. Di posisi kedua, tertulis nama Alberto Beto Goncalves dari Arema Cronous dengan catatan sebelas kali membobol gawang lawan. Sedangkan Sergio berada di urutan ketiga bersama striker Arema lainnya Christian Gonzales yang meraih sepuluh gol.
Namun perlu diingat, berbeda dengan nominator topskorer lainnya, Sergio bergabung dengan tim tidak sejak awal kompetisi. Striker berdarah Belanda-Indonesia itu baru masuk dalam skuad Persib pada Februari, atau sekitar satu bulan setelah ISL musim ini berjalan. Sehingga kans Sergio untuk melaju merebut posisi top skorer tampak terbuka lebar. Karena dari segi produktivitas, dia sedikit lebih diunggulkan.
Untuk mendapatkan sepatu emas, tentu seorang striker tidak hanya bisa mengandalkan skill atau insting pribadinya. Dukungan umpan dari lini tengah, termasuk ruang gerak yang diberikan para pemain lain menjadi hal yang juga penting. Bahkan tak jarang, striker yang dijagokan sebagai topskor mendapat jatah sebagai eksekutor penalti di timnya masing-masing.
Hal serupa, diakui Pelatih Persib Bandung Djadjang ‘Djanur’ Nurdjaman juga terjadi di Persib Bandung. Namun, dia tidak mengharapkan gol yang dicetak Sergio nantinya mayoritas berawal dari titik putih. Bagaimana pun, ujarnya, gol dari permainan terbuka lebih menghadirkan kebanggaan ketimbang eksekusi satu lawan satu dengan penjaga gawang lawan.
“Saat ini memang kami mempercayakan posisi algojo penalti kepada Sergio. Tapi saya memilih dia bukan untuk mengumpulkan banyak gol, dalam mengejar posisi topskorer. Semua orang juga sepertinya tahu bagaimana kemampuan dia dalam mengeksekusi bola mati, termasuk tendangan penalti. Itu yang menjadi pertimbangan saya,” tutur mantan pemain Persib era 1980-an tersebut.
Djanur pun mengaku yakin koleksi angka yang ditorehkan Sergio tidak akan didominasi gol titik putih. Hal itu karena pemain bernomor punggung 10 tersebut memiliki skill dan insting mencetak gol di atas rata-rata pemain Indonesia. Bahkan, tanpa mengandalkan penalti, Sergio sudah mampu menunjukkan produktivitasnya. Terbukti, dari sepuluh gol yang dicetaknya, hanya satu yang berawal dari titik putih. Yaitu saat Persib melawan Persija Jakarta yang berakhir dengan skor 3-1.
“Sergio itu pemain bagus, terbukti dia menjadi salah satu striker yang paling produktif di ISL musim ini, padahal tidak bergabung sejak awal kompetisi. Sepertinya tanpa penalti pun dia bisa cetak banyak gol, karena skill dia di permainan terbuka juga sudah tidak diragukan lagi,” pungkas Djanur.
(wbs)