Petaka Laskar Sambernyawa
A
A
A
Sindonews.com - Persis Solo versi LPIS terancam tidak diperkuat dua pilarnya musim ini. Javier Roca dan Ferry Anto sampai saat ini belum sepakat dengan nilai kontrak yang disodorkan managemen. Tanpa dua pemain ini, tentu menjadi petaka bagi tim berjuluk Laskar Sambernyawa.
Keduanya sangat penting dalam menopang skuad besutan Widyantoro ini. Hal ini terbukti saat tim kebanggaan publik Kota Bengawan mendulang kemenangan kontra Persires Banjarnegara 2-1 pada laga perdana Divisi Utama LPIS Rabu (17/4) lalu. Ferry mencetak satu dari dua gol, sedangkan Roca memberi dua assist terciptanya dua gol Persis.
Roca dan Ferry memang dimainkan di laga perdana tersebut meski keduanya belum menyepakati nilai kontrak. Sampai saat ini, keduanya belum membubuhkan tanda tangan kontrak sebagai pengikat kerja sama satu musim ke depan. Negoisasi belum tuntas karena keduanya belum bersedia dengan nilai kontrak dianggapnya relatif sedikit.
Manager Persis LPIS Joni Sofyan Erwandi mengakui, dari skuad yang didaftarkan sebanyak 22 pemain, hanya dua pemain yang belum menyetujui kontrak yang disodorkan managemen. "Keduanya mematok harga tinggi, sedangkan kita tidak sanggup membayar seperti yang mereka minta," katanya, Jumat (19/4/2013).
Joni mengaku sudah memberikan pengertian kepada Roca dan Ferry. Kondisi sepak bola di negeri ini sedang dalam 'masa transisi' sehingga membuat managemen belum berani membayar gaji pemain dengan jor-joran. "Ya, kami memang sudah mendapatkan sponsor. Namun kita harus berpikir realistis karena kondisi sepakbola kita ini kan memang belum jelas," ungkapnya.
Pengusaha jasa transportasi ini mengakui, khusus untuk Roca memang selisih antara permintaan yang diajukan dengan penawaran yang disodorkan managemen sangat njomplang. Sedangkan untuk Ferry, kesenjangannya kemungkinan masih bisa diatasi. "Untuk Ferry, negosiasi nilai kontrak sebenarnya hanya berselisih Rp1 juta saja. Tapi untuk Roca memang kontraknya cukup tinggi. Terus terang saja kami tidak bisa menaikkan lagi," papar Joni.
Di bagian lain, keduanya tetap bersikukuh dengan permintaannya. Bahkan, kedua pemain yang sudah menjadi ikon Kota Solo ini memilih angkat koper. Roca memilih gantung sepatu alias pensiun sedangkan Ferry mencari klub lain. "Belum pas (nilai kontraknya). Nilainya rendah tidak seusai harapan. Padahal saya sudah menurunkan permintaan," kata Ferry sambil menambahkan sedang mempertimbangkan mencari klub lain.
Jika kedua pemain ini tidak lagi menjadi bagian skuad yang berhome base di Stadion Manahan Solo, tentu menjadi kerugian besar. Selain materi kurang kompetitif, animo Pasoepati (julukan suporter Persis) akan berkurang. Pendapatan klub dari penjualan tiket penonton menjadi merosot.
Keduanya sangat penting dalam menopang skuad besutan Widyantoro ini. Hal ini terbukti saat tim kebanggaan publik Kota Bengawan mendulang kemenangan kontra Persires Banjarnegara 2-1 pada laga perdana Divisi Utama LPIS Rabu (17/4) lalu. Ferry mencetak satu dari dua gol, sedangkan Roca memberi dua assist terciptanya dua gol Persis.
Roca dan Ferry memang dimainkan di laga perdana tersebut meski keduanya belum menyepakati nilai kontrak. Sampai saat ini, keduanya belum membubuhkan tanda tangan kontrak sebagai pengikat kerja sama satu musim ke depan. Negoisasi belum tuntas karena keduanya belum bersedia dengan nilai kontrak dianggapnya relatif sedikit.
Manager Persis LPIS Joni Sofyan Erwandi mengakui, dari skuad yang didaftarkan sebanyak 22 pemain, hanya dua pemain yang belum menyetujui kontrak yang disodorkan managemen. "Keduanya mematok harga tinggi, sedangkan kita tidak sanggup membayar seperti yang mereka minta," katanya, Jumat (19/4/2013).
Joni mengaku sudah memberikan pengertian kepada Roca dan Ferry. Kondisi sepak bola di negeri ini sedang dalam 'masa transisi' sehingga membuat managemen belum berani membayar gaji pemain dengan jor-joran. "Ya, kami memang sudah mendapatkan sponsor. Namun kita harus berpikir realistis karena kondisi sepakbola kita ini kan memang belum jelas," ungkapnya.
Pengusaha jasa transportasi ini mengakui, khusus untuk Roca memang selisih antara permintaan yang diajukan dengan penawaran yang disodorkan managemen sangat njomplang. Sedangkan untuk Ferry, kesenjangannya kemungkinan masih bisa diatasi. "Untuk Ferry, negosiasi nilai kontrak sebenarnya hanya berselisih Rp1 juta saja. Tapi untuk Roca memang kontraknya cukup tinggi. Terus terang saja kami tidak bisa menaikkan lagi," papar Joni.
Di bagian lain, keduanya tetap bersikukuh dengan permintaannya. Bahkan, kedua pemain yang sudah menjadi ikon Kota Solo ini memilih angkat koper. Roca memilih gantung sepatu alias pensiun sedangkan Ferry mencari klub lain. "Belum pas (nilai kontraknya). Nilainya rendah tidak seusai harapan. Padahal saya sudah menurunkan permintaan," kata Ferry sambil menambahkan sedang mempertimbangkan mencari klub lain.
Jika kedua pemain ini tidak lagi menjadi bagian skuad yang berhome base di Stadion Manahan Solo, tentu menjadi kerugian besar. Selain materi kurang kompetitif, animo Pasoepati (julukan suporter Persis) akan berkurang. Pendapatan klub dari penjualan tiket penonton menjadi merosot.
(wbs)