Suporter serang pemain PSIM dan wartawan
A
A
A
Sindonews.com - Derbi Mataram yang mempertemukan Persis Solo versi Liga Indonesia (Liga) versus PSIM Yogyakarta memang selalu menghadirkan tensi tinggi. Dalam laga yang digelar di Stadion Manahan Solo, tadi sore (27/4/2013) ternoda aksi yang tidak terpuji.
Dua pemain PSIM masing-masing Dimas Priyambodo dan Johan Arga yang sedang menyaksikan laga di tribun media, diserang puluhan orang yang diduga suporter tuan rumah. Dalam laga itu, kedua pemain PSIM memang tidak dimainkan oleh pelatih. Dimas yang masih status magang tidak masuk line up sedangkan Johan Arga absen karena cedera.
Selain menyerang dua pemain PSIM, salah satu awak media asal Yogyakarta yang ikut memantau laga tersebut, juga menjadi sasaran suporter tuan rumah. Jurnalis asal Yogyakarta yang ikut rombongan bus PSIM pun terkena bokem mentah. Selain itu, sopir bus PSIM juga tak luput dari amukan massa. Keempat korban langsung mendapat perawatan
medis di kompleks stadion.
Dimas yang menjadi korban pengeroyokan menyesalkan panitia pelaksana yang tidak sigap menghalau puluhan suporter yang masuk tribun media. "Seharusnya mereka (suporter) dilarang masuk tribun media, itu kan untuk jurnalis," katanya, Sabtu (27/4/2013).
Laga derbi Mataram memang terkenal panas. Pada putaran lalu, rombongan bus Persis Liga usai keluar Stadion Mandala Krida Yogyakarta setelah selesai menjajal lapangan juga dilempari batu dan telur busuk oleh sekelompok orang yang didiuga suporter PSIM. Mungkin aksi yang terjadi di Stadion Manahan ini bagian dari balas dendam atas insiden yang
terjadi di Stadion Mandala Krida.
Padahal, jauh-jauh hari sebelumnya ,Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo meminta kepada suporter Solo tidak melakukan aksi pembalasan. Namun, nyatanya imbauan dari wali kota tidak digubris. Insiden kekerasan masih terjadi. Belum ada keterangan resmi dari DPP Pasoepati (kelompok suporter Persis) perihal penyerangan itu. Apakah penyerangan itu
dilakukan anggota Pasoepati atau bukan. Pasalnya, DPP Pasoepati lebih condong mendukung Persis Solo versi LPIS dibanding Persis versi Liga.
Dua pemain PSIM masing-masing Dimas Priyambodo dan Johan Arga yang sedang menyaksikan laga di tribun media, diserang puluhan orang yang diduga suporter tuan rumah. Dalam laga itu, kedua pemain PSIM memang tidak dimainkan oleh pelatih. Dimas yang masih status magang tidak masuk line up sedangkan Johan Arga absen karena cedera.
Selain menyerang dua pemain PSIM, salah satu awak media asal Yogyakarta yang ikut memantau laga tersebut, juga menjadi sasaran suporter tuan rumah. Jurnalis asal Yogyakarta yang ikut rombongan bus PSIM pun terkena bokem mentah. Selain itu, sopir bus PSIM juga tak luput dari amukan massa. Keempat korban langsung mendapat perawatan
medis di kompleks stadion.
Dimas yang menjadi korban pengeroyokan menyesalkan panitia pelaksana yang tidak sigap menghalau puluhan suporter yang masuk tribun media. "Seharusnya mereka (suporter) dilarang masuk tribun media, itu kan untuk jurnalis," katanya, Sabtu (27/4/2013).
Laga derbi Mataram memang terkenal panas. Pada putaran lalu, rombongan bus Persis Liga usai keluar Stadion Mandala Krida Yogyakarta setelah selesai menjajal lapangan juga dilempari batu dan telur busuk oleh sekelompok orang yang didiuga suporter PSIM. Mungkin aksi yang terjadi di Stadion Manahan ini bagian dari balas dendam atas insiden yang
terjadi di Stadion Mandala Krida.
Padahal, jauh-jauh hari sebelumnya ,Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo meminta kepada suporter Solo tidak melakukan aksi pembalasan. Namun, nyatanya imbauan dari wali kota tidak digubris. Insiden kekerasan masih terjadi. Belum ada keterangan resmi dari DPP Pasoepati (kelompok suporter Persis) perihal penyerangan itu. Apakah penyerangan itu
dilakukan anggota Pasoepati atau bukan. Pasalnya, DPP Pasoepati lebih condong mendukung Persis Solo versi LPIS dibanding Persis versi Liga.
(wbs)