PSM-Persebaya sama-sama kangker
A
A
A
Sindonews.com - Dua pekan lagi, Pasukan Ramang akan menjalani laga tandang melawan Persebaya Surabaya 1927 di gelora Bung Tomo, namun persiapan skuad PSM terganggu karena permasalahan Krisis finansial yang semakir melebar alias kangker (kantong kering).
13 Juni mendatang skuad PSM akan menghadapi dua klub yang tak boleh dipandang sebelah mata, yakni Persebaya Surabaya dan Bontang FC, bahkan PSM harus mencuri kemenangan saat menjalani tur Jawa dan Kalimantan tersebut agar ambisinya finish diurutan tiga besar klasemen di kompetisi Indonesia Primer League (IPL) agar mampu berkompetisi di kasta tertinggi di Indonesia.
Bahkan permasalahan ini yang terus berentetan menghinggapi klub tertua di Indonesia tersebut, saat menjalani kekosongan jadwal pertandingan, saat ini karena permasalahan gaji, para punggawa PSM melakukan aksi mogok latihan hingga Pelatih PSM, Petar Segrt dibuat pusing atas masalah yang mendera skuadnya. Bukan hanya itu, PSM juga dilanda krisis pada lini depannya yang harus segera diselesaikan.
Jika hal dibiarkan berlarut, tim kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel) ini dikhawatirkan pulang tanpa poin. Kondisi itu akan mempersulit pencapaian target, lolos ke liga utama Indonesia Super League (ISL) musim depan. "Kita semua kehilangan waktu yang sangat penting (kekosongan jadwal)karena mogok latihan. Saat ini juga sulit diputuskan siapa akan bermain di lini depan karena masih mogok latihan," kata Petar.
Sampai hari ini, arsitek Laskar Ayam Jantan dari Timur ini masih berada di Jerman untuk memperbaharui Kartu Izin Tinggal Terbatasnya, dirinya juga mengatakan akan segera kembali ke kota Daeng karena permasalahan tim yang saat ini terus mendera hingga operasi pada kakinya harus dia batalkan.
Petar yang juga pelatih berdarah Kroasia ini, berharap manajemen segera membayar gaji pemain yang menunggak dua bulan. Begitu pula bonus kemenangan, sejak awal musim belum pernah dicairkan. Polemik klasik, gaji telat telah membuat dua punggawa PSM, Aditya Putra Dewa dan Ilija Spasojevic angkat kaki. "Ini situasi yang sangat sulit," kata dia.
Sementara itu, Mantan pemain PSM Yopie Lumoindang mengatakan gaji telat jelas mengganggu persiapan tim. Karena hal itu berkaitan langsung dengan pemain. Meski begitu, keputusan mogok latihan disayangkan. Harusnya, para punggawa PSM tetap latihan sembari menunggu realiasasi janji manajemen. "Untuk itu, hal ini memang berat buat pemain, karena harus menghidupi keluarganya. Bukan hanya itu juga pemain dituntut agar bisa lolos ke ISL musim depan," kata dia. Bukan hanya itu, manajemen mesti menunaikan kewajiban membayar hak pemain. Jajaran petinggi klub mesti turun tangan mencari jalan keluar terbaik.
Sejauh ini, manajemen PSM masih berupaya memenuhi hak pemain. Berbagai cara ditempuh agar situasi tim kembali normal. Apalagi, musim ini, sudah dua kali pemain menolak berlatih dengan persoalan serupa. Media Officer PSM, Andi Widya Swadzwina mengatakan, terlambatnya pembayaran gaji dipengaruhi tak adanya hak siar.
Kondisi itu, Wina sapaan akrabnya mengatakan, membuat sponsor belum mencairkan dana. Tapi, manajemen sudah menemukan jalan keluar berupa kerjasama siaran langsung dengan salah satu televisi swasta, pekan lalu. "Saat ini tinggal menunggu dana sponsor dicairkan untuk pembayaran gaji pemain. Manajemen terus berupaya mencari solusi atas semua persoalan," singkatnya.
13 Juni mendatang skuad PSM akan menghadapi dua klub yang tak boleh dipandang sebelah mata, yakni Persebaya Surabaya dan Bontang FC, bahkan PSM harus mencuri kemenangan saat menjalani tur Jawa dan Kalimantan tersebut agar ambisinya finish diurutan tiga besar klasemen di kompetisi Indonesia Primer League (IPL) agar mampu berkompetisi di kasta tertinggi di Indonesia.
Bahkan permasalahan ini yang terus berentetan menghinggapi klub tertua di Indonesia tersebut, saat menjalani kekosongan jadwal pertandingan, saat ini karena permasalahan gaji, para punggawa PSM melakukan aksi mogok latihan hingga Pelatih PSM, Petar Segrt dibuat pusing atas masalah yang mendera skuadnya. Bukan hanya itu, PSM juga dilanda krisis pada lini depannya yang harus segera diselesaikan.
Jika hal dibiarkan berlarut, tim kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel) ini dikhawatirkan pulang tanpa poin. Kondisi itu akan mempersulit pencapaian target, lolos ke liga utama Indonesia Super League (ISL) musim depan. "Kita semua kehilangan waktu yang sangat penting (kekosongan jadwal)karena mogok latihan. Saat ini juga sulit diputuskan siapa akan bermain di lini depan karena masih mogok latihan," kata Petar.
Sampai hari ini, arsitek Laskar Ayam Jantan dari Timur ini masih berada di Jerman untuk memperbaharui Kartu Izin Tinggal Terbatasnya, dirinya juga mengatakan akan segera kembali ke kota Daeng karena permasalahan tim yang saat ini terus mendera hingga operasi pada kakinya harus dia batalkan.
Petar yang juga pelatih berdarah Kroasia ini, berharap manajemen segera membayar gaji pemain yang menunggak dua bulan. Begitu pula bonus kemenangan, sejak awal musim belum pernah dicairkan. Polemik klasik, gaji telat telah membuat dua punggawa PSM, Aditya Putra Dewa dan Ilija Spasojevic angkat kaki. "Ini situasi yang sangat sulit," kata dia.
Sementara itu, Mantan pemain PSM Yopie Lumoindang mengatakan gaji telat jelas mengganggu persiapan tim. Karena hal itu berkaitan langsung dengan pemain. Meski begitu, keputusan mogok latihan disayangkan. Harusnya, para punggawa PSM tetap latihan sembari menunggu realiasasi janji manajemen. "Untuk itu, hal ini memang berat buat pemain, karena harus menghidupi keluarganya. Bukan hanya itu juga pemain dituntut agar bisa lolos ke ISL musim depan," kata dia. Bukan hanya itu, manajemen mesti menunaikan kewajiban membayar hak pemain. Jajaran petinggi klub mesti turun tangan mencari jalan keluar terbaik.
Sejauh ini, manajemen PSM masih berupaya memenuhi hak pemain. Berbagai cara ditempuh agar situasi tim kembali normal. Apalagi, musim ini, sudah dua kali pemain menolak berlatih dengan persoalan serupa. Media Officer PSM, Andi Widya Swadzwina mengatakan, terlambatnya pembayaran gaji dipengaruhi tak adanya hak siar.
Kondisi itu, Wina sapaan akrabnya mengatakan, membuat sponsor belum mencairkan dana. Tapi, manajemen sudah menemukan jalan keluar berupa kerjasama siaran langsung dengan salah satu televisi swasta, pekan lalu. "Saat ini tinggal menunggu dana sponsor dicairkan untuk pembayaran gaji pemain. Manajemen terus berupaya mencari solusi atas semua persoalan," singkatnya.
(wbs)