Suporter bikin onar, klub rugi

Minggu, 02 Juni 2013 - 18:27 WIB
Suporter bikin onar,...
Suporter bikin onar, klub rugi
A A A
Sindonews.com – Supporter PSIS Semarang yang terus melakukan tindakan anarkis justru akan merugikan tim PSIS sendiri. Pasalnya, dengan seringnya supporter melakukan anarkisme, PSIS Semarang bisa jadi terancam bertanding tanpa supporter pada tiga laga kandang berikutnya.

Hal itu bukan tidak mungkin terjadi mengingat saat ini suporter PSIS masih menjadi sorotan banyak pihak, pasca tragedi Godong 5-6 Mei lalu.

Jelas jika hal itu terjadi, maka akan sangat merugikan PSIS Semarang, karena manajemen tidak mendapatkan pemasukan dari sektor penjualan tiket sekitar Rp200 juta setiap pertandingan. Padahal pemasukan dari sektor ini sangat dibutuhkan PSIS yang saat ini dalam kondisi krisis keuangan.

Ketua Panpel PSIS, Dedy Satria Budiman, mengaku, Senin (3/6) akan melakukan koodirnasi dengan pihak kepolisian. Pada pertemuan tersebut tidak hanya membahas aksi anarkis supporter juga untuk membahas, kelanjutan pertandingan PSIS berikutnya, mengingat PSIS masih memiliki tiga laga kandang.

Dia berharap, pihak kepolisian masih tetap memberikan ijin pertandingan pada tiga laga kandang berikutnya. Dia merasa khawatir, apabila pihak kepolisian memutuskan pertandingan tanpa supporter. Namun, kata Dia apapun yang menjadi keputusan dari pihak kepolisian panpel akan menerima.”Ya kita mau bagaimana lagi, kalau memang itu menjadi keputusan kepolisian kita tidak bisa berbuat apa-apa,” ujarnya.

Dia meminta kepada para supporter untuk bisa lebih menjaga sikap, ketika mendukung PSIS bertandingan. Kelompok-kelompok supporter harusnya mampu memberikan edukasi kepada anggotanya untuk tidak berprilaku preman. Karena prilaku yang anarkis masih terus dipelihara maka PSIS bisa mengancam keberlangsungan PSIS sendiri. “Kejadian Godong seharinya menjadi hikmah para supporter,” katanya.

Akibat kejadian pelempatan batu yang dilakukan oleh supporter PSIS, Dedi mengaku, mengalami kerugian kurang lebih Rp 5,3 juta. Namun kerugian itu tidaklah seberapa. Karena kerugian sesungguhnya adalah hilangnya kepercayaan masyarkat terhadap supporter. “Masyarkat dulu segan dengan Panser Biru dan Snex, karena bisa bersatu. Tetapi sekarang ini masyarakat menganggapa mereka sebagai biangnya kerusuhan,” tandasnya.

Terpisah ketua Snex Rendara Kusworo mengaku, tidak mengetahui secara pasti siapa yang melakaukan aksi pelemparan batu terhadap rombongan Persip. Namun, dia mengaku, bahwa tujuh orang yang ditangkap pihak kepolisian adalah simpatisan Snex namun bukan anggota Snex karena tidak memiliki kartu anggota.

Sebagaimana diketahui, selama kurun waktu, berjalannya kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia, sejak Februari lalu, sudah tiga kali supporter Semarang berulah. Pertama di Pekalongan, pada Jum’at (1/3). Para supporter melakukan penjarahan dan pengrusakan sejumlah toko di sepanjang Pantura Pekalongan. Kemudian, pada (5/5) supporter Semarang kembali terlibat bentrok dengan warga Godong. Pada kejadian tersebut, masyarkat Godong mengalami kerugian hingga Rp700 juta. Dan yang ketiga adalah pada Sabtu (1/6). Mereka melempari bus rombongan pemain dan manajemen Persip.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0725 seconds (0.1#10.140)