Hilton berjanji lebih berkepala dingin
A
A
A
Sindonews.com - Protes keras adalah salah satu hal yang sering diperlihatkan bomber Persib, Hilton Moreira. Namun, striker asal Brazil itu berjanji untuk mengurangi tindakan emosional tersebut di laga-laga selanjutnya. Baru-baru ini, protes keras dari Hilton kembali terulang. Tepatnya di menit ke-66 dalam laga Persib Bandung melawan Arema Cronous di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jumat (31/5) lalu.
Saat itu, Hilton melakukan interupsi bernuansa emosional kepada wasit. Alasannya, tim pengadil memberikan tendangan bebas pada tuan rumah, hanya satu meter di luar garis penalti. Buah dari protes tersebut, satu kartu kuning melayang dari kantong wasit kepada Hilton.
Menghindari hukuman-hukuman serupa, ujung tombak bernomor punggung delapan ini berjanji lebih mengontrol emosi di lapangan pertandingan. Meski tekanan terhadap kepemimpinan wasit diperlukan untuk menjamin netralitas tim pengadil, namun menurutnya, protes masih bisa dilakukan dengan kepala dingin.
"Sekian lama saya bermain di Indonesia, banyak pelajaran yang bisa diambil. Salah saunya adalah tidak bertindak kurang baik kepada wasit. Karena sebenarnya itu malah merugikan kita sendiri," ucap Hilton.
Semakin sedikit terkena kartu kuning, tuturnya, kesempatan tampil menjadi lebih banyak. Selama ini, selain faktor cedera, akumulasi kartu menjadi penyebab lain pincangnya komposisi pemain dalam sebuah pertandingan. Dengan menjaga emosi, Hilton juga mengaku lebih bisa fokus pada penampilannya. Psikis yang labil, tutur mantan striker Deltras Sidoarjo ini, justru kerap membuyarkan konsentrasi di lapangan. Akhirnya, dia merasakan performa menurun.
"Beberapa kali saya menahan emosi untuk tidak protes kepada wasit. Dan hasilnya memang membuat saya lebih tenang. Saya bisa lebih fokus untuk tampil sebaik mungkin, tidak memikirkan hal lain selain performa di lapangan. Itu yang akan saya biasakan sekarang," pungkas Hilton.
Saat itu, Hilton melakukan interupsi bernuansa emosional kepada wasit. Alasannya, tim pengadil memberikan tendangan bebas pada tuan rumah, hanya satu meter di luar garis penalti. Buah dari protes tersebut, satu kartu kuning melayang dari kantong wasit kepada Hilton.
Menghindari hukuman-hukuman serupa, ujung tombak bernomor punggung delapan ini berjanji lebih mengontrol emosi di lapangan pertandingan. Meski tekanan terhadap kepemimpinan wasit diperlukan untuk menjamin netralitas tim pengadil, namun menurutnya, protes masih bisa dilakukan dengan kepala dingin.
"Sekian lama saya bermain di Indonesia, banyak pelajaran yang bisa diambil. Salah saunya adalah tidak bertindak kurang baik kepada wasit. Karena sebenarnya itu malah merugikan kita sendiri," ucap Hilton.
Semakin sedikit terkena kartu kuning, tuturnya, kesempatan tampil menjadi lebih banyak. Selama ini, selain faktor cedera, akumulasi kartu menjadi penyebab lain pincangnya komposisi pemain dalam sebuah pertandingan. Dengan menjaga emosi, Hilton juga mengaku lebih bisa fokus pada penampilannya. Psikis yang labil, tutur mantan striker Deltras Sidoarjo ini, justru kerap membuyarkan konsentrasi di lapangan. Akhirnya, dia merasakan performa menurun.
"Beberapa kali saya menahan emosi untuk tidak protes kepada wasit. Dan hasilnya memang membuat saya lebih tenang. Saya bisa lebih fokus untuk tampil sebaik mungkin, tidak memikirkan hal lain selain performa di lapangan. Itu yang akan saya biasakan sekarang," pungkas Hilton.
(aww)