Umuh: Permainan Persib 'teu jeung getihna'
A
A
A
Sindonews.com - Kegagalan Persib Bandung meraih poin dari tur Jawa Timur menyisakan kekecewaan. Bukan hanya dari kalangan Bobotoh, warga Bandung, dan Jawa Barat. Manajemen dan tim pelatih pun memiliki pandangan masing-masing terkait dua kekalahan beruntun tersebut.
Kebanggaan dan berbagai pujian masih mengalir ke kubu Firman Utina dkk saat mereka berlaga di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jumat (31/5). Meski kalah dari Arema Cronous dengan skor 1-0, Persib dianggap menampilkan permainan memukau dan bisa mengimbangi lawan.
Kondisi berbeda tampak tiga hari kemudian. Menantang tuan rumah Persegres Gresik United yang secara kualitas tak sehebat Arema, Pangeran Biru justru keteteran. Pada laga yang digelar di Stadion Petrokimia Gresik, Senin (3/6) itu, Sergio van Dijk dkk menyerah 2-1.
Kekecewaan bukan hanya muncul karena skor akhir, namun permainan lesu Persib menjadi hal yang paling disoroti. Bahkan Manajer Umuh Muchtar berpendapat, para pemain tidak memiliki semangat di pertandingan tersebut. Berbeda dengan laga-laga sebelumnya, termasuk saat meladeni Arema.
"Hari ini anak-anak bermain ''teu jeung getihna'' (tidak dengan darah, tidak total), seperti yang tanpa motivasi dan semangat juang," kata Umuh di Stadion Petrokimia Gresik setelah laga.
Meski tidak berlatarbelakang kepelatihan, Umuh menyadari masalah terbesar yang dialami Persib ada di lini tengah. Hal itu, menurut pengusaha asli Sunda ini, membuat karakter bermain Pangeran Biru tidak terlihat.
"Mungkin karena Firman dan Hariono tidak ada. Permainan terlihat tidak efektif, antisipasi di lapangan juga kurang. Saya berharap pemain bisa memperbaiki penampilan mereka agar bisa meningkat lagi," kata Umuh.
Ungkapan hampir serupa dilontarkan Pelatih Djadjang 'Djanur' Nurdjaman. Bahkan mantan pemain Persib era 1980-an ini mengaku, laga kontra Gresik United merupakan penurunan performa yang paling tajam dari skuad Pangeran Biru.
"Jujur, ini adalah permainan terburuk kami. Koordinasi antarlini tidak berjalan, umpan satu dua tidak ada, alur bola juga sangat sulit mengalir," ucapnya.
Meski begitu, Djanur mengaku siap melakukan pembenahan. Kekalahan di dua laga Jawa timur memberikan banyak pelajaran bagi Persib untuk menatap laga selanjutnya. Hingga kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2013 berakhir, Pangeran Biru masih memiliki dua belas laga tersisa yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin.
"Semua yang diperoleh dalam dua pertandingan ini menjadi bahan pembelajaran. Tentu kita semua ingin Persib bangkit di laga selanjutnya," pungkas Djanur.
Usai menuntaskan laga kedua tour Jawa Timur, skuad Persib bergegas kembali ke Bandung. Atep dkk berangkat dari lokasi menginap di Twin Hotel, Surabaya, kemarin. Mereka menggunakan penerbangan pagi di Bandara Internasional Juanda, Surabaya, menuju Bandara Husein Sastranegara, Bandung.
Kebanggaan dan berbagai pujian masih mengalir ke kubu Firman Utina dkk saat mereka berlaga di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jumat (31/5). Meski kalah dari Arema Cronous dengan skor 1-0, Persib dianggap menampilkan permainan memukau dan bisa mengimbangi lawan.
Kondisi berbeda tampak tiga hari kemudian. Menantang tuan rumah Persegres Gresik United yang secara kualitas tak sehebat Arema, Pangeran Biru justru keteteran. Pada laga yang digelar di Stadion Petrokimia Gresik, Senin (3/6) itu, Sergio van Dijk dkk menyerah 2-1.
Kekecewaan bukan hanya muncul karena skor akhir, namun permainan lesu Persib menjadi hal yang paling disoroti. Bahkan Manajer Umuh Muchtar berpendapat, para pemain tidak memiliki semangat di pertandingan tersebut. Berbeda dengan laga-laga sebelumnya, termasuk saat meladeni Arema.
"Hari ini anak-anak bermain ''teu jeung getihna'' (tidak dengan darah, tidak total), seperti yang tanpa motivasi dan semangat juang," kata Umuh di Stadion Petrokimia Gresik setelah laga.
Meski tidak berlatarbelakang kepelatihan, Umuh menyadari masalah terbesar yang dialami Persib ada di lini tengah. Hal itu, menurut pengusaha asli Sunda ini, membuat karakter bermain Pangeran Biru tidak terlihat.
"Mungkin karena Firman dan Hariono tidak ada. Permainan terlihat tidak efektif, antisipasi di lapangan juga kurang. Saya berharap pemain bisa memperbaiki penampilan mereka agar bisa meningkat lagi," kata Umuh.
Ungkapan hampir serupa dilontarkan Pelatih Djadjang 'Djanur' Nurdjaman. Bahkan mantan pemain Persib era 1980-an ini mengaku, laga kontra Gresik United merupakan penurunan performa yang paling tajam dari skuad Pangeran Biru.
"Jujur, ini adalah permainan terburuk kami. Koordinasi antarlini tidak berjalan, umpan satu dua tidak ada, alur bola juga sangat sulit mengalir," ucapnya.
Meski begitu, Djanur mengaku siap melakukan pembenahan. Kekalahan di dua laga Jawa timur memberikan banyak pelajaran bagi Persib untuk menatap laga selanjutnya. Hingga kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2013 berakhir, Pangeran Biru masih memiliki dua belas laga tersisa yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin.
"Semua yang diperoleh dalam dua pertandingan ini menjadi bahan pembelajaran. Tentu kita semua ingin Persib bangkit di laga selanjutnya," pungkas Djanur.
Usai menuntaskan laga kedua tour Jawa Timur, skuad Persib bergegas kembali ke Bandung. Atep dkk berangkat dari lokasi menginap di Twin Hotel, Surabaya, kemarin. Mereka menggunakan penerbangan pagi di Bandara Internasional Juanda, Surabaya, menuju Bandara Husein Sastranegara, Bandung.
(aww)