Persibo mundur, Persiba numpang tidur
A
A
A
Sindonews.com — Persibo Bojonegoro dicap sebagai tim amatiran oleh supporternya sendiri setelah dipastikan gagal menggelar pertandingan home lawan Persiba Bantul, Minggu (9/6). Manajemen Persibo dianggap kelewatan karena untuk kedua kalinya tidak mampu menggelar pertandingan di kandang sendiri.
Pertandingan menjamu Persib Balikpapan rencananya digelar di Stadion Letjen H Soedirman, Bojonegoro, Minggu (9/6) sore. Namun karena tidak adanya dana dan perangkat yang memadai, Persibo mundur teratur dan pertandingan dipastikan batal. Dengan demikian Persibo kembali menelan kekalahan walk over (WO).
Sebelumnya Persibo pernah menelan kekalahan WO di kandang sendiri ketika menghadapi Arema IPL bulan lalu. Secara total ini menjadi kekalahan WO ketiga Laskar Angling Dharma dalam 8 pertandingan. Satu lagi kekalahan WO diderita karena tidak datang ke markas Bontang FC.
Boromania, supporter Persibo, menanggung malu yang luar biasa. “Persibo tim juara Piala Indonesia 2012. Tapi menggelar pertandingan kandang saja tidak becus. Kalau kalah WO karena tidak mampu datang ke luar pulau bisa dimaklumi. Sedangkan ini di kandang sendiri. Benar-benar amatiran,” kritik Reza Pahlevi, salah satu Boromania.
Gagalnya pertandingan antara Persibo kontra Persiba sebenarnya sudah tercium beberapa hari sebelumnya. Persibo tidak mengurus izin keamanan sekaligus sewa lapangan karena tidak mempunyai uang sepeser pun. Sudah begitu, Panitia Pelaksana (Panpel) pertandingan mengundurkan diri.
Untuk biaya pertandingan, dibutuhkan sekira Rp150 juta dan persibo tak sanggup menanggung itu. Padahal Persibo masih dililit hutang, termasuk bonus pemain saat bermain lawan Persijap Jepara, sewa lapangan Reso Truno, sekaligus gaji pelatih Gusnul Yakin selama lima bulan.
“Maaf, kondisi keuangan Persibo tak memungkinkan untuk menggelar pertandingan,” demikian kata CEO Persibo Lukman Wafi. Lukman yang ditunjuk sebagai CEO lokal kini menjadi manajemen seorang diri di tubuh tim oranye. Itu setelah Manajer Nur Yahya dan Media Officer Imam Nur Cahyo mengundurkan diri.
Kondisi Persibo berbanding terbalik dengan lawannya, Persiba Bantul. Kekuatan Persiba sudah siap tempur dan berada di Bojonegoro sehari sebelum pertandingan. Tim asuhan M Basri mengusung misi kemenangan dan sudah konsentrasi penuh pada pertandingan di Stadion Letjen H Soedirman. Nyatanya, mereka cukup sekadar 'numpang tidur' di Bojonegoro.
Pihak Persiba menyatakan sama sekali tidak bangga walau lawan tunduk sebelum bertanding. Pelatih M Basri mengungkapkan, walau nantinya diberi kemenangan WO, dirinya tidak puas dengan kemenangan dengan cara seperti itu. “Tak ada yang senang dengan hasil seperti ini,” cetusnya.
Setelah mendapatkan pemberitahuan batalnya pertandingan pada Sabtu (8/6) malam, tim Persiba kembali lagi ke Bantul. Keputusan soal hasil pertandingan diserahkan ke operator liga PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS). Hampir dipastikan LPIS memberi kemenangan WO untuk Persiba, seperti yang terjadi ketika Persibo batal menjamu Arema IPL.(
Pertandingan menjamu Persib Balikpapan rencananya digelar di Stadion Letjen H Soedirman, Bojonegoro, Minggu (9/6) sore. Namun karena tidak adanya dana dan perangkat yang memadai, Persibo mundur teratur dan pertandingan dipastikan batal. Dengan demikian Persibo kembali menelan kekalahan walk over (WO).
Sebelumnya Persibo pernah menelan kekalahan WO di kandang sendiri ketika menghadapi Arema IPL bulan lalu. Secara total ini menjadi kekalahan WO ketiga Laskar Angling Dharma dalam 8 pertandingan. Satu lagi kekalahan WO diderita karena tidak datang ke markas Bontang FC.
Boromania, supporter Persibo, menanggung malu yang luar biasa. “Persibo tim juara Piala Indonesia 2012. Tapi menggelar pertandingan kandang saja tidak becus. Kalau kalah WO karena tidak mampu datang ke luar pulau bisa dimaklumi. Sedangkan ini di kandang sendiri. Benar-benar amatiran,” kritik Reza Pahlevi, salah satu Boromania.
Gagalnya pertandingan antara Persibo kontra Persiba sebenarnya sudah tercium beberapa hari sebelumnya. Persibo tidak mengurus izin keamanan sekaligus sewa lapangan karena tidak mempunyai uang sepeser pun. Sudah begitu, Panitia Pelaksana (Panpel) pertandingan mengundurkan diri.
Untuk biaya pertandingan, dibutuhkan sekira Rp150 juta dan persibo tak sanggup menanggung itu. Padahal Persibo masih dililit hutang, termasuk bonus pemain saat bermain lawan Persijap Jepara, sewa lapangan Reso Truno, sekaligus gaji pelatih Gusnul Yakin selama lima bulan.
“Maaf, kondisi keuangan Persibo tak memungkinkan untuk menggelar pertandingan,” demikian kata CEO Persibo Lukman Wafi. Lukman yang ditunjuk sebagai CEO lokal kini menjadi manajemen seorang diri di tubuh tim oranye. Itu setelah Manajer Nur Yahya dan Media Officer Imam Nur Cahyo mengundurkan diri.
Kondisi Persibo berbanding terbalik dengan lawannya, Persiba Bantul. Kekuatan Persiba sudah siap tempur dan berada di Bojonegoro sehari sebelum pertandingan. Tim asuhan M Basri mengusung misi kemenangan dan sudah konsentrasi penuh pada pertandingan di Stadion Letjen H Soedirman. Nyatanya, mereka cukup sekadar 'numpang tidur' di Bojonegoro.
Pihak Persiba menyatakan sama sekali tidak bangga walau lawan tunduk sebelum bertanding. Pelatih M Basri mengungkapkan, walau nantinya diberi kemenangan WO, dirinya tidak puas dengan kemenangan dengan cara seperti itu. “Tak ada yang senang dengan hasil seperti ini,” cetusnya.
Setelah mendapatkan pemberitahuan batalnya pertandingan pada Sabtu (8/6) malam, tim Persiba kembali lagi ke Bantul. Keputusan soal hasil pertandingan diserahkan ke operator liga PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS). Hampir dipastikan LPIS memberi kemenangan WO untuk Persiba, seperti yang terjadi ketika Persibo batal menjamu Arema IPL.(
(wbs)