Sejarah terburuk Belanda di Piala Eropa
A
A
A
Sindonews.com - ''Bert van Marwijk menorehkan tinta hitam di sepak bola kami,” tulis koran ternama Belanda De Telegraaf.
Tersingkirnya Belanda dari Piala Eropa 2012 dianggap sebagai titik terendah dalam sejarah dan bahkan aib bagi De Oranje. Belanda mencatat sejarah terburuk sejak 1980 karena tidak lolos di babak penyisihan atau fase grup.
Dari 11 keikutsertaan di Piala Eropa, paling tidak Belanda selalu bisa lolos ke putaran kedua. Lebih parah lagi, Belanda mencatatkan dirinya sebagai tim yang tidak meraih satu poin pun di babak penyisihan sepanjang sejarah Piala Eropa. Hasil itu sangat kontras melihat dua tahun lalu saat Wesley Sneijder dkk menjadi finalis Piala Dunia 2010.
Ironis, karena Pelatih Van Marwijk mempunyai materi pemain yang disebut generasi emas ketiga dengan banyaknya pemain bintang di tim, sejak era Johan Cruyff dan Marco van Basten. Nama-nama pemain Belanda begitu merajai di kompetisi Eropa. Robin van Persie, Klaas Jan Huntelaar, Mark van Bommel, Nigel de Jong, Arjen Robben, hingga Sneijder serta Rafael van der Vaart. Semua itu tak cukup walau demi secuil poin. Selama di Polandia-Ukraina, Belanda sebenarnya sudah banyak menyimpan persoalan.
Ketidakberhasilan Van Marwijk mengoptimalkan pemain bintang ditambah lagi dengan ego pemain yang terlalu tinggi di lapangan. Mengawali Grup B dengan kekalahan 0-1 dari Denmark, De Oranje tidak mencerminkan sebuah tim yang solid. Para pemain sibuk dengan skill individu, sedangkan permainan tidak banyak berkembang hingga mereka resmi tersingkir dengan tiga kekalahan beruntun. Tersingkir tanpa poin yang dialami Belanda merupakan kejutan terbesar di Piala Eropa 2012.
Sadar bahwa kekalahan 1-2 dari Portugal bakal mendatangkan cemoohan, tim Belanda langsung angkat kaki dari Ukraina hanya beberapa jam setelah konferensi pers. Tuntutan mundur kepada Van Marwijk langsung menyeruak. Namun, pelatih berambut putih ini masih bandel dan belum menyerah. Dia malah terlihat emosi ketika ditanya soal rencananya meletakkan jabatan setelah kegagalan di Piala Eropa 2012. “Saya tidak siap membicarakan masa depan saya dengan Anda,” ujarnya kepada media. “Ini terlalu cepat untuk bicara soal itu.
Saya menerima kegagalan ini, tapi sekarang bukan waktunya untuk berspekulasi.” Van Marwijk sekaligus mengakui timnya tidak melakukan regenerasi yang mencukupi setelah pergelaran Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Para pemain yang dipakai hampir sama dan jika ada perbedaan, itu menjadi kelemahan tim. “Kami harus mencetak minimal dua gol pada pertandingan melawan Portugal. Jadi, saya harus ambil risiko dengan bermain menyerang. Tapi, ini bukan pertandingan yang bagus bagi kami. Belanda gagal dan saya bertanggung jawab,” cetusnya.
Sementara winger Robben mengakui ada masalah dalam tim Belanda selama di Polandia-Ukraina. Namun, dia tidak menyebut secara spesifik apa masalah yang dihadapi tim. “Masalah di lokasi latihan hanya terbatas di ruang ganti,” ucapnya. “Saya tidak akan membicarakan persoalan itu dan lebih baik langsung masuk ke bus. Kondisi masih sangat sulit bagi kami. Tapi, saya harus bicara di sini di depan karena sebagian dari tugas saya,” ungkap pemain Bayern Muenchen ini.
Tersingkirnya Belanda dari Piala Eropa 2012 dianggap sebagai titik terendah dalam sejarah dan bahkan aib bagi De Oranje. Belanda mencatat sejarah terburuk sejak 1980 karena tidak lolos di babak penyisihan atau fase grup.
Dari 11 keikutsertaan di Piala Eropa, paling tidak Belanda selalu bisa lolos ke putaran kedua. Lebih parah lagi, Belanda mencatatkan dirinya sebagai tim yang tidak meraih satu poin pun di babak penyisihan sepanjang sejarah Piala Eropa. Hasil itu sangat kontras melihat dua tahun lalu saat Wesley Sneijder dkk menjadi finalis Piala Dunia 2010.
Ironis, karena Pelatih Van Marwijk mempunyai materi pemain yang disebut generasi emas ketiga dengan banyaknya pemain bintang di tim, sejak era Johan Cruyff dan Marco van Basten. Nama-nama pemain Belanda begitu merajai di kompetisi Eropa. Robin van Persie, Klaas Jan Huntelaar, Mark van Bommel, Nigel de Jong, Arjen Robben, hingga Sneijder serta Rafael van der Vaart. Semua itu tak cukup walau demi secuil poin. Selama di Polandia-Ukraina, Belanda sebenarnya sudah banyak menyimpan persoalan.
Ketidakberhasilan Van Marwijk mengoptimalkan pemain bintang ditambah lagi dengan ego pemain yang terlalu tinggi di lapangan. Mengawali Grup B dengan kekalahan 0-1 dari Denmark, De Oranje tidak mencerminkan sebuah tim yang solid. Para pemain sibuk dengan skill individu, sedangkan permainan tidak banyak berkembang hingga mereka resmi tersingkir dengan tiga kekalahan beruntun. Tersingkir tanpa poin yang dialami Belanda merupakan kejutan terbesar di Piala Eropa 2012.
Sadar bahwa kekalahan 1-2 dari Portugal bakal mendatangkan cemoohan, tim Belanda langsung angkat kaki dari Ukraina hanya beberapa jam setelah konferensi pers. Tuntutan mundur kepada Van Marwijk langsung menyeruak. Namun, pelatih berambut putih ini masih bandel dan belum menyerah. Dia malah terlihat emosi ketika ditanya soal rencananya meletakkan jabatan setelah kegagalan di Piala Eropa 2012. “Saya tidak siap membicarakan masa depan saya dengan Anda,” ujarnya kepada media. “Ini terlalu cepat untuk bicara soal itu.
Saya menerima kegagalan ini, tapi sekarang bukan waktunya untuk berspekulasi.” Van Marwijk sekaligus mengakui timnya tidak melakukan regenerasi yang mencukupi setelah pergelaran Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Para pemain yang dipakai hampir sama dan jika ada perbedaan, itu menjadi kelemahan tim. “Kami harus mencetak minimal dua gol pada pertandingan melawan Portugal. Jadi, saya harus ambil risiko dengan bermain menyerang. Tapi, ini bukan pertandingan yang bagus bagi kami. Belanda gagal dan saya bertanggung jawab,” cetusnya.
Sementara winger Robben mengakui ada masalah dalam tim Belanda selama di Polandia-Ukraina. Namun, dia tidak menyebut secara spesifik apa masalah yang dihadapi tim. “Masalah di lokasi latihan hanya terbatas di ruang ganti,” ucapnya. “Saya tidak akan membicarakan persoalan itu dan lebih baik langsung masuk ke bus. Kondisi masih sangat sulit bagi kami. Tapi, saya harus bicara di sini di depan karena sebagian dari tugas saya,” ungkap pemain Bayern Muenchen ini.
(aww)