Ajang redamkan Bobotoh-Singamania
A
A
A
Sindonews.com - Pertandingan antara Persib Bandung melawan Sriwijaya FC bukan hanya menjadi menjadi lahan perebutan posisi tiga di papan klasemen. Di balik bakal panasnya tensi lapangan hijau, laga lanjutan Indonesia Super League (ISL) 2013 ini digunakan dua kubu supporter masing-masing tim untuk menjalin perdamaian.
Sebelumnya, salah satu kelompok supporter SFC, Singamania sempat terlibat ketegangan dengan Bobotoh. Insiden itu terjadi di putaran pertama saat Persib bertandang ke Palembang. Pada kejadian tersebut, bus yang digunakan Bobotoh dilempari oknum supporter tuan rumah. Bahkan, beberapa supporter Persib dilaporkan terkena siraman air cuka parah. Selain itu, terdapat pula aksi penyerangan berupa lemparan batu ke hotel tempat skuad Pangeran Biru menginap.
Enggan gesekan kembali terulang bahkan membesar, Singamania melakukan langkah pendekatan. Pentolan komunitas supporter tersebut sengaja datang ke Bandung jelang laga panas kedua tim. Tujuannya, menemui Bobotoh terutama para pengurus Viking Persib Club.
Pada pertemuan yang digelar di Green Café, Jalan Supratman, Kota Bandung, Kamis (13/3) malam tersebut, hadir empat pimpinan supporter dari kedua klub. Pendukung Sriwijaya FC diwakili Ketua Singamania, Hendri Zainudin; dan Ketua Sriwijaya Mania, Edy Ismail. Sedangkan Bobotoh diwakili Ketua Umum Viking Persib Club, Heru Joko; dan The Bomb’s, Nevi Efandi.
"Saya mewakili Singamania, memohon maaf kepada rekan-rekan pendukung Persib Bandung atas insiden di Palembang pada putaran pertama lalu, juga kejadian-kejadian lainnya. Ini merupakan permohonan maaf secara resmi dari kami yang diungkapkan setulus-tulusnya," kata Ketua Umum Singamania, Hendri Zainudin dalam pertemuan.
Pucuk pimpinan yang baru terpilih sekitar sebulan lalu ini berharap, Singamania dan Bobotoh bisa menjalin hubungan baik setelah adanya momentum perdamaian. Karena sebelum insiden kemarin, kata Hendri, tidak pernah ada perselisihan antara kedua kubu supporter.
“Selama empat tahun saya di lingkungan Sriwijaya FC, tidak pernah ada masalah dengan supporter Persib, baru kemarin saja. Ketika Bobotoh ke Palembang lagi, kami yakinkan keamanan Bobotoh, dan siap mengawal rombongan sejak masuk kota Palembang kemudian menjamu dengan sebaik-baiknya,” ucap Hendri.
Secara organisasi, Singamania dan Sriwijaya Mania pun siap membina anggotanya agar tidak lagi bertindak anarkistis. Bahkan dia berharap terjadi transfer ilmu antara Bobotoh dengan pendukung Sriwijaya FC dalam hal pengembangan komunitas supporter.
“Jujur saja, Bandung adalah salah satu kiblat kami dalam membangun komunitas supporter di Palembang. Kami banyak belajar dari teman-teman Bobotoh. Selama ini kami selalu mengambil referensi dari dua kota, satu lagi adalah supporter Malang,” kata Hendri.
Sementara Ketua Viking Persib Club, Heru Joko juga mengaku siap menerima kehadiran supporter Sriwijaya FC jika bertandang ke kota kembang. Bahkan setelah pertemuan tersebut, Viking akan menyebarkan kabar perdamaian pada seluruh distrik di daerah serta komunitas Bobotoh lain.
“Saya tegaskan, Bobotoh tidak punya dendam dengan kejadian di putaran pertama lalu. Saya sering ke Palembang, dan saya tahu perkembangan supporter di sana. Karena itu ketika ada insiden, saya sudah yakin yang melakukan bukan Singamania, melainkan oknum tertentu,” ujar Heru.
Sebelumnya, salah satu kelompok supporter SFC, Singamania sempat terlibat ketegangan dengan Bobotoh. Insiden itu terjadi di putaran pertama saat Persib bertandang ke Palembang. Pada kejadian tersebut, bus yang digunakan Bobotoh dilempari oknum supporter tuan rumah. Bahkan, beberapa supporter Persib dilaporkan terkena siraman air cuka parah. Selain itu, terdapat pula aksi penyerangan berupa lemparan batu ke hotel tempat skuad Pangeran Biru menginap.
Enggan gesekan kembali terulang bahkan membesar, Singamania melakukan langkah pendekatan. Pentolan komunitas supporter tersebut sengaja datang ke Bandung jelang laga panas kedua tim. Tujuannya, menemui Bobotoh terutama para pengurus Viking Persib Club.
Pada pertemuan yang digelar di Green Café, Jalan Supratman, Kota Bandung, Kamis (13/3) malam tersebut, hadir empat pimpinan supporter dari kedua klub. Pendukung Sriwijaya FC diwakili Ketua Singamania, Hendri Zainudin; dan Ketua Sriwijaya Mania, Edy Ismail. Sedangkan Bobotoh diwakili Ketua Umum Viking Persib Club, Heru Joko; dan The Bomb’s, Nevi Efandi.
"Saya mewakili Singamania, memohon maaf kepada rekan-rekan pendukung Persib Bandung atas insiden di Palembang pada putaran pertama lalu, juga kejadian-kejadian lainnya. Ini merupakan permohonan maaf secara resmi dari kami yang diungkapkan setulus-tulusnya," kata Ketua Umum Singamania, Hendri Zainudin dalam pertemuan.
Pucuk pimpinan yang baru terpilih sekitar sebulan lalu ini berharap, Singamania dan Bobotoh bisa menjalin hubungan baik setelah adanya momentum perdamaian. Karena sebelum insiden kemarin, kata Hendri, tidak pernah ada perselisihan antara kedua kubu supporter.
“Selama empat tahun saya di lingkungan Sriwijaya FC, tidak pernah ada masalah dengan supporter Persib, baru kemarin saja. Ketika Bobotoh ke Palembang lagi, kami yakinkan keamanan Bobotoh, dan siap mengawal rombongan sejak masuk kota Palembang kemudian menjamu dengan sebaik-baiknya,” ucap Hendri.
Secara organisasi, Singamania dan Sriwijaya Mania pun siap membina anggotanya agar tidak lagi bertindak anarkistis. Bahkan dia berharap terjadi transfer ilmu antara Bobotoh dengan pendukung Sriwijaya FC dalam hal pengembangan komunitas supporter.
“Jujur saja, Bandung adalah salah satu kiblat kami dalam membangun komunitas supporter di Palembang. Kami banyak belajar dari teman-teman Bobotoh. Selama ini kami selalu mengambil referensi dari dua kota, satu lagi adalah supporter Malang,” kata Hendri.
Sementara Ketua Viking Persib Club, Heru Joko juga mengaku siap menerima kehadiran supporter Sriwijaya FC jika bertandang ke kota kembang. Bahkan setelah pertemuan tersebut, Viking akan menyebarkan kabar perdamaian pada seluruh distrik di daerah serta komunitas Bobotoh lain.
“Saya tegaskan, Bobotoh tidak punya dendam dengan kejadian di putaran pertama lalu. Saya sering ke Palembang, dan saya tahu perkembangan supporter di sana. Karena itu ketika ada insiden, saya sudah yakin yang melakukan bukan Singamania, melainkan oknum tertentu,” ujar Heru.
(wbs)