Dituntut gaji, Ketum PSMS berkelit
A
A
A
Sindonews.com – Ketua Umum (Ketum) PSMS Medan, Indra Sakti Harahap, berkelit soal tunggakan 10 bulan gaji para pemain Ayam Kinantan, julukan PSMS Medan. Indra mengaku, jika tunggakan yang dilakukan manajemen PSMS tidak semperti yang dituntutkan sebelas pemain PSMS di Jakarta.
PSMS yang berkompetisi di Divisi Utama PT Liga Indonesia (Liga), seolah jadi sorotan dalam sepekan terakhir. Hal itu terjadi, setelah adanya aksi penuntutan hak pelunasan gaji selama 10 bulan oleh sebelas pemain PSMS di Jakarta. Mereka pun mengancam, tidak akan kembali sebelum ada kejelasan soal pembayaran tersebut.
Yang membuat aksi tersebut terlihat tragis, karena kesebelas pemain ini terpaksa menggelandang di Jakarta. Masjid Al-Bina, Monumen Nasional (Monas), dan teras kantor PSSI dijadikan mereka sebagai tempat berteduh. Hanya mengantongi uang biaya Rp. 700 ribu, kondisi kesebelas pemain PSMS tersebut sangat memprihatikan.
Indra yang dinilai menjadi pihak yang harus bertanggung jawab atas penunggakan gaji tersebut, akhirnya angkat bicara. Akan tetapi Indra seolah berkelit soal jumlah tunggakan yang terjadi. Dirinya menilai, jika tunggakan yang dilakukan manajemen PSMS tidak sampai 10 bulan lamanya.
“Tunggakan kami tidak sampai 10 bulan. Kami kan baru mulai bertanding 9 Februari. Dan, sudah berakhir 11 Juni. Itu kan tidak sampai 10 bulan. Kami memang baru membayar gaji mereka pada Januari. Itu untuk gaji bulan Februari,” ungkap Indra, saat dihubungi wartawan.
Indra sendiri mengakui jika PSMS memang sedang terbelit krisis finansial. Dan disini seolah terlihat betapa Indra ingin sekali ‘cuci tangan’ terkait penunggakan gaji tersebut. Indra menyatakan, jika tidak hanya dirinya yang harus bertanggung jawab. Karena menurutnya, PSMS milik masyarakat Medan bukan perseorangan.
“PSMS Medan kan bukan punya perseorangan, tapi punya masyarakat Medan. Oleh karena itu, kami akan melibatkan sebanyak mungkin pemangku kepentingan untuk menyelesaikan masalah ini,” tutur Indra.
Kesebelas pemain PSMS sendiri sampai detik ini masih bertahan di kantor PSSI. Sebelum memutuskan bertahan di kantor PSSI sampai tuntutannya diselesaikan, mereka telah menyambangi kantor Liga, PSSI, dan juga Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Namun sayang, setelah melancarkan aksi demo yang dilakukannya di Jakarta belum ada titik jelas soal apa yang diperjuangkan. Dan kondisi itu pun menarik solidaritas dari pemain-pemain lainnya. Kemarin, kesebelas pemain itu pun ditemani mantan kapten tim nasional (timnas) Indonesia, Bambang ‘Bepe’ Pamungkas.
“Hari ini (kemarin), saya dan Leo datang kesini dalam kapasitas saya sebagai wakil Presiden APPI (Asosiasi Pemain Profesional Indonesia) dan juga sesama pesepakbola bernasib sama. Yang juga tertunggak gajinya,” kata Bepe.
Selain Bepe, Leo Saputra yang jadi rekan Bepe selama membela Persija Jakarta pun turut hadir. Setelah kehadiran keduanya, direncanakan akan hadir juga mantan-mantan pemain timnas Garuda seperti Rochy Putiray dan Kurniawan Dwi Yulianto. Dimana keduanya, menjadi pemain yang memperkuat Jakarta All Stars kontra timnas U-23, kemarin.
“Kami datang untuk memberi semangat kepada mereka. Mereka tidak sendirian. Masih banyak pemain yang mengalami masalah sama. Saya salut kepada mereka karena berani bersuara,” tambah Leo. (
PSMS yang berkompetisi di Divisi Utama PT Liga Indonesia (Liga), seolah jadi sorotan dalam sepekan terakhir. Hal itu terjadi, setelah adanya aksi penuntutan hak pelunasan gaji selama 10 bulan oleh sebelas pemain PSMS di Jakarta. Mereka pun mengancam, tidak akan kembali sebelum ada kejelasan soal pembayaran tersebut.
Yang membuat aksi tersebut terlihat tragis, karena kesebelas pemain ini terpaksa menggelandang di Jakarta. Masjid Al-Bina, Monumen Nasional (Monas), dan teras kantor PSSI dijadikan mereka sebagai tempat berteduh. Hanya mengantongi uang biaya Rp. 700 ribu, kondisi kesebelas pemain PSMS tersebut sangat memprihatikan.
Indra yang dinilai menjadi pihak yang harus bertanggung jawab atas penunggakan gaji tersebut, akhirnya angkat bicara. Akan tetapi Indra seolah berkelit soal jumlah tunggakan yang terjadi. Dirinya menilai, jika tunggakan yang dilakukan manajemen PSMS tidak sampai 10 bulan lamanya.
“Tunggakan kami tidak sampai 10 bulan. Kami kan baru mulai bertanding 9 Februari. Dan, sudah berakhir 11 Juni. Itu kan tidak sampai 10 bulan. Kami memang baru membayar gaji mereka pada Januari. Itu untuk gaji bulan Februari,” ungkap Indra, saat dihubungi wartawan.
Indra sendiri mengakui jika PSMS memang sedang terbelit krisis finansial. Dan disini seolah terlihat betapa Indra ingin sekali ‘cuci tangan’ terkait penunggakan gaji tersebut. Indra menyatakan, jika tidak hanya dirinya yang harus bertanggung jawab. Karena menurutnya, PSMS milik masyarakat Medan bukan perseorangan.
“PSMS Medan kan bukan punya perseorangan, tapi punya masyarakat Medan. Oleh karena itu, kami akan melibatkan sebanyak mungkin pemangku kepentingan untuk menyelesaikan masalah ini,” tutur Indra.
Kesebelas pemain PSMS sendiri sampai detik ini masih bertahan di kantor PSSI. Sebelum memutuskan bertahan di kantor PSSI sampai tuntutannya diselesaikan, mereka telah menyambangi kantor Liga, PSSI, dan juga Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Namun sayang, setelah melancarkan aksi demo yang dilakukannya di Jakarta belum ada titik jelas soal apa yang diperjuangkan. Dan kondisi itu pun menarik solidaritas dari pemain-pemain lainnya. Kemarin, kesebelas pemain itu pun ditemani mantan kapten tim nasional (timnas) Indonesia, Bambang ‘Bepe’ Pamungkas.
“Hari ini (kemarin), saya dan Leo datang kesini dalam kapasitas saya sebagai wakil Presiden APPI (Asosiasi Pemain Profesional Indonesia) dan juga sesama pesepakbola bernasib sama. Yang juga tertunggak gajinya,” kata Bepe.
Selain Bepe, Leo Saputra yang jadi rekan Bepe selama membela Persija Jakarta pun turut hadir. Setelah kehadiran keduanya, direncanakan akan hadir juga mantan-mantan pemain timnas Garuda seperti Rochy Putiray dan Kurniawan Dwi Yulianto. Dimana keduanya, menjadi pemain yang memperkuat Jakarta All Stars kontra timnas U-23, kemarin.
“Kami datang untuk memberi semangat kepada mereka. Mereka tidak sendirian. Masih banyak pemain yang mengalami masalah sama. Saya salut kepada mereka karena berani bersuara,” tambah Leo. (
(wbs)