Piala Konfederasi terus diwarnai protes
A
A
A
Sindonews.com - Piala Konfederasi 2013 setiap harinya didominasi, pengunjuk rasa di Brasil yang semakin membesar dan meluas. Kini telah menyebar ke kota-kota besar lainnya.
Sedikitnya 200.000 orang melakukan protes dan menyusuri jalan-jalan di masing-masing kota besar di Brasil, yakni Sao Paulo, Rio de Janeiro, Brasilia dan Belo Horizonte. Mereka mengecam biaya penyelenggaraan Piala Dunia yang amat besar, sementara fasilitas layanan umum berjalan buruk, polisi bertindak dengan kekerasan dan korupsi di pemerintahan terus terjadi.
CNN melaporkan, untuk kejar target Pila Dunia 2014 pemerintah Brasil menaikan tarif bus dari 3,00 - 3,20 real (atau sekitar Rp 13.600 menjadi Rp 14.500).
Tidak hanya itu pengunjuk rasa menuding pemerintah mengesampingkan kebutuhan rakyat dan lebih mementingkan anggaran untuk proyek-proyek mewah jelang jamuan Piala Dunia pada 2015 dan Olimpiade pada 2016.
“Selama bertahun-tahun pemerintah telah melakukan korupsi. Masyarakat melakukan unjuk rasa menentang hal tersebut,” kata salah seorang pendemo, Graciela Cacador (28 tahun), yang bekerja sebagai sales di Sao Paulo kepada Reuters.
“Mereka menghabiskan miliaran dolar untuk membangun stadion dan tak menghabiskan apa-apa di bidang pendidikan dan kesehatan.”
Kendati demikian, ada juga yang bersikap apatis terhadap demo mengecam pemerintah Brasil. “Apa yang akan mereka lakukan? Berdemo setiap hari?” ujar Cristina yang berprofesi sebagai kasir saat mengamati demonstrasi dari balik kaca tokonya.
Menurutya, korupsi dan berbagai hal buruk pemerintah lainnya tidak akan berubah dengan cepat. Demikian seperti dilaporkan Reuters.
Sedikitnya 200.000 orang melakukan protes dan menyusuri jalan-jalan di masing-masing kota besar di Brasil, yakni Sao Paulo, Rio de Janeiro, Brasilia dan Belo Horizonte. Mereka mengecam biaya penyelenggaraan Piala Dunia yang amat besar, sementara fasilitas layanan umum berjalan buruk, polisi bertindak dengan kekerasan dan korupsi di pemerintahan terus terjadi.
CNN melaporkan, untuk kejar target Pila Dunia 2014 pemerintah Brasil menaikan tarif bus dari 3,00 - 3,20 real (atau sekitar Rp 13.600 menjadi Rp 14.500).
Tidak hanya itu pengunjuk rasa menuding pemerintah mengesampingkan kebutuhan rakyat dan lebih mementingkan anggaran untuk proyek-proyek mewah jelang jamuan Piala Dunia pada 2015 dan Olimpiade pada 2016.
“Selama bertahun-tahun pemerintah telah melakukan korupsi. Masyarakat melakukan unjuk rasa menentang hal tersebut,” kata salah seorang pendemo, Graciela Cacador (28 tahun), yang bekerja sebagai sales di Sao Paulo kepada Reuters.
“Mereka menghabiskan miliaran dolar untuk membangun stadion dan tak menghabiskan apa-apa di bidang pendidikan dan kesehatan.”
Kendati demikian, ada juga yang bersikap apatis terhadap demo mengecam pemerintah Brasil. “Apa yang akan mereka lakukan? Berdemo setiap hari?” ujar Cristina yang berprofesi sebagai kasir saat mengamati demonstrasi dari balik kaca tokonya.
Menurutya, korupsi dan berbagai hal buruk pemerintah lainnya tidak akan berubah dengan cepat. Demikian seperti dilaporkan Reuters.
(wbs)