Kesaksian sopir bus rombongan Persib
A
A
A
Sindonews.com - Penyerangan bus yang ditumpangi pemain Persib Bandung diyakini sudah direncanakan secara matang. Pemilihan tempat hingga peralatan yang digunakan The Jakmania dalam insiden tersebut, tidak mengindikasikan aksi spontanitas.
Bus yang ditumpangi Atep dkk mendapat serangan dalam perjalanan menuju Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, kemarin. Saat itu, skuad Pangeran Biru hendak melakoni laga panas melawan tuan rumah Persija Jakarta. Akibatnya, pertandingan lanjutan Indonesia Super League (ISL) 2013 itu pun batal digelar.
Kejadian bermula sekitar pukul 14.15 WIB. Skuad Pangeran Biru menggunakan bus berangkat dari Hotel Kartika Chandra, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, menuju SUGBK. Namun baru saja beberapa ratus meter meninggalkan gerbang hotel tempat mereka menginap, Firman Utina dkk langsung dihadang sekelompok supporter tim tuan rumah.
Sebagian dari mereka berlarian menghampiri bus dari arah depan sambil melempar batu. Hal itu membuat kendaraan pengangkut skuad Pangeran Biru mengurangi kecepatan, bahkan hampir berhenti. Seperti telah dikomando, saat bus melambat kelompok The Jakmania lainnya muncul dari samping kiri bus. Tindakan yang sama mereka lakukan, melempar batu.
“Jumlahnya sekitar seratus orang, mereka datang dari depan dan samping kiri. Di seberang jalan juga sudah banyak yang menunggu, karena memang saat itu untuk menuju SUGBK kami harus memutar arah terlebih dahulu. Saya paksakan agar bus tetap maju, karena kalau berhenti justru lebih berbahaya,” kata sopir bus, Ade Irawan. Nahas, saat menerobos kerumunan The Jakmania, bus Persib mendapat lemparan bom molotov. Asap mengepul di bagian belakang, hingga masuk ke bagian dalam bus.
Tahu dengan keberadaan ratusan The Jakmania lainnya di seberang Jalan Gatot Subroto, Ade pun memilih masuk ke jalan tol Semanggi 2 dan langsung mengarah ke Bandung. “Gimana gak kaget, batu sama asap sampai masuk ke dalam bus,” kata Kiper Persib, Cecep Supriatna.
Melaju ke arah Bandung, kendaraan penganggut skuad Pangeran Biru mengamankan diri di rest area kilometer 19 Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Di sana, pemain dan official menenangkan diri. Selain itu, tim medis Persib juga memeriksa kondisi semua anggota rombongan.
“Hampir semua penumpang yang duduk di bagian kiri bus mengalami luka. Tapi tidak parah, hanya lecet-lecet terkena pecahan kaca. Pak Umuh (Manajer Persib) juga sedikit berdarah,” tutur dokter tim Persib, Rafi Ghani.
Sekitar tiga jam beristirahat, tim Persib kemudian dievakuasi menggunakan dua kendaraan barracuda. Dikawal beberapa mobil patroli kepolisian, Djadjang ‘Djanur’ Nurdjaman langsung di bawa ke tempat yang lebih aman.
Sementara itu, Umuh Muchtar mengaku kecewa dengan kinerja Panitia Penyelenggara (Panpel) pertandingan. Dia menyebut, sejak awal Persib meminta pengamanan ekstra, termasuk transportasi menuju stadion menggunakan kendaraan taktis. Namun yang disediakan untuk tim Persib hanya satu unit bus.
“Sejak awal juga tidak ada barracuda. Mobil yang digunakan menjemput butut begitu, lihat saja sendiri. Sangat tidak layak digunakan untuk menjemput tamu. Di stadion juga banyak The Jakmania, padahal kan pertandingan ini tanpa penonton. Jadi kalaupun kami lolos dari penyerangan saat keluar hotel, di stadion pasti lebih parah,” kata Umuh.
Berdasarkan pantauan SINDO, di salah satu akses utama memasuki SUGBK, tepatnya di sekitar kantor PSSI, ratusan The Jakmania berkumpul membentuk kerumunan. Keberadaan mereka bahkan menutupi akses masuk kendaraan pemain ke dalam stadion.
“Saya minta maaf pada Bobotoh karena Persib tidak jadi bertanding. Niat supporter di sini sudah jelas mengarah ke pembunuhan. Kalau hanya menakuti, atau teror lempar-lempar biasa, mungkin sudah lumrah. Tapi bayangkan ini pakai bom molotov, ini mengincar nyawa,” ucap Umuh.
Bus yang ditumpangi Atep dkk mendapat serangan dalam perjalanan menuju Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, kemarin. Saat itu, skuad Pangeran Biru hendak melakoni laga panas melawan tuan rumah Persija Jakarta. Akibatnya, pertandingan lanjutan Indonesia Super League (ISL) 2013 itu pun batal digelar.
Kejadian bermula sekitar pukul 14.15 WIB. Skuad Pangeran Biru menggunakan bus berangkat dari Hotel Kartika Chandra, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, menuju SUGBK. Namun baru saja beberapa ratus meter meninggalkan gerbang hotel tempat mereka menginap, Firman Utina dkk langsung dihadang sekelompok supporter tim tuan rumah.
Sebagian dari mereka berlarian menghampiri bus dari arah depan sambil melempar batu. Hal itu membuat kendaraan pengangkut skuad Pangeran Biru mengurangi kecepatan, bahkan hampir berhenti. Seperti telah dikomando, saat bus melambat kelompok The Jakmania lainnya muncul dari samping kiri bus. Tindakan yang sama mereka lakukan, melempar batu.
“Jumlahnya sekitar seratus orang, mereka datang dari depan dan samping kiri. Di seberang jalan juga sudah banyak yang menunggu, karena memang saat itu untuk menuju SUGBK kami harus memutar arah terlebih dahulu. Saya paksakan agar bus tetap maju, karena kalau berhenti justru lebih berbahaya,” kata sopir bus, Ade Irawan. Nahas, saat menerobos kerumunan The Jakmania, bus Persib mendapat lemparan bom molotov. Asap mengepul di bagian belakang, hingga masuk ke bagian dalam bus.
Tahu dengan keberadaan ratusan The Jakmania lainnya di seberang Jalan Gatot Subroto, Ade pun memilih masuk ke jalan tol Semanggi 2 dan langsung mengarah ke Bandung. “Gimana gak kaget, batu sama asap sampai masuk ke dalam bus,” kata Kiper Persib, Cecep Supriatna.
Melaju ke arah Bandung, kendaraan penganggut skuad Pangeran Biru mengamankan diri di rest area kilometer 19 Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Di sana, pemain dan official menenangkan diri. Selain itu, tim medis Persib juga memeriksa kondisi semua anggota rombongan.
“Hampir semua penumpang yang duduk di bagian kiri bus mengalami luka. Tapi tidak parah, hanya lecet-lecet terkena pecahan kaca. Pak Umuh (Manajer Persib) juga sedikit berdarah,” tutur dokter tim Persib, Rafi Ghani.
Sekitar tiga jam beristirahat, tim Persib kemudian dievakuasi menggunakan dua kendaraan barracuda. Dikawal beberapa mobil patroli kepolisian, Djadjang ‘Djanur’ Nurdjaman langsung di bawa ke tempat yang lebih aman.
Sementara itu, Umuh Muchtar mengaku kecewa dengan kinerja Panitia Penyelenggara (Panpel) pertandingan. Dia menyebut, sejak awal Persib meminta pengamanan ekstra, termasuk transportasi menuju stadion menggunakan kendaraan taktis. Namun yang disediakan untuk tim Persib hanya satu unit bus.
“Sejak awal juga tidak ada barracuda. Mobil yang digunakan menjemput butut begitu, lihat saja sendiri. Sangat tidak layak digunakan untuk menjemput tamu. Di stadion juga banyak The Jakmania, padahal kan pertandingan ini tanpa penonton. Jadi kalaupun kami lolos dari penyerangan saat keluar hotel, di stadion pasti lebih parah,” kata Umuh.
Berdasarkan pantauan SINDO, di salah satu akses utama memasuki SUGBK, tepatnya di sekitar kantor PSSI, ratusan The Jakmania berkumpul membentuk kerumunan. Keberadaan mereka bahkan menutupi akses masuk kendaraan pemain ke dalam stadion.
“Saya minta maaf pada Bobotoh karena Persib tidak jadi bertanding. Niat supporter di sini sudah jelas mengarah ke pembunuhan. Kalau hanya menakuti, atau teror lempar-lempar biasa, mungkin sudah lumrah. Tapi bayangkan ini pakai bom molotov, ini mengincar nyawa,” ucap Umuh.
(wbs)