Dikerjai wasit, Bajul Ijo ngambek
A
A
A
Sindonews.com -- Pertandingan Arema IPL menjamu Persebaya Surabaya di Stadion Gajayana, Malang, Minggu (23/6) sore, berlangsung panas. Persebaya sempat ngambek setelah merasa dikerjai Arema dan memutuskan mogok bertanding menit 83. Kendati laga akhirnya berlanjut, Persebaya yang sempat unggul lebih dulu akhirnya menyerah 2-1.
Mogoknya Persebaya dipicu keputusan wasit Saripudin yang memberikan pinalti untuk tuan rumah karena menilai bek Yusuf Hamzah melanggar Duani Pasatria. Merasa keputusan itu tidak objektif, Persebaya yang sudah merasa dikerjai sejak sebelum pertandingan, memutuskan keluar lapangan dan berniat tak melanjutkan laga.
Persebaya tidak nyaman sejak jelang pertandingan karena Panitia Pelaksana (Panpel) Arema tidak menyediakan bus untuk tim tamu. Terpaksa, rombongan tim Bajul Ijo menuju Stadion Gajayana menggunakan taksi dan sebagian diangkut mobil polsisi dan kendaraan ofisial.
"Mau ke lapangan saja tidak disediakan transportasi. Lalu di lapangan kami juga dikerjai lewat pinalti. Saya kecewa dengan pertandingan ini," ucap Pelatih Persebaya Surabaya Ibnu Grahan dengan nada kesal. Layangkan protes? "Lihat saja nanti," imbuhnya. Pinalti tuan rumah dianggapnya terlalu berlebihan karena tidak ada pelanggaran berarti.
Pertandingan sendiri sebenarnya cukup berimbang dan membuahkan skor 1-1 hingga sebelum ada keputusan pinalti. Tim tamu terlihat bakal pulang dengan tiga angka ketika unggul lebih dulu melalui Mario Karlovic di penghujung babak pertama. Arema yang tidak mau menanggung malu, berupaya bangkit di babak kedua.
Upaya tuan rumah berhasil dan akhirnya menyamakan skor via aksi Putut Waringin Jati menit 68. Sampai di sini tidak ada tanda-tanda kekecewaan Persebaya. Pada menit 82, wasit menunjuk titik putih karena menganggap Yusuf Hamzah menjatuhkan Duani. Di sinilah emosi Persebaya memuncak dan melakukan protes keras.
Sebelum eksekusi dilakukan, Persebaya pilih menarik pasukannya dan meninggalkan lapangan. Namun selang beberapa menit kemudian, laga dilanjutkan dan eksekusi pinalti yang dilakukan Herman Romansyah sukses mengoyak jala Dimas Galih. Skor 2-1 menjadi hasil laga sore itu.
"Pertandingan berlangsung ketat dan sulit karena Persebaya memiliki pemain yang bagus. Secara umum permainan cukup berimbang. Soal keputusan pinalti, wasit pastinya lebih tahu. Bagaimana pun kami harus mensyukuri tiga poin ini," kata Pelatih Arema IPL Abdulrahman Gurning seusai laga.
Dilihat dari sisi kualitas permainan, Persebaya lebih unggul dibanding Arema yang cenderung lebih bertahan. Tapi grafik performa Persebaya kurang stabil. Bermain impresif dan sering mengancam gawang Ade Mochtar, tim kebanggaan Bonek agak menurun di babak kedua. Justru Arema mengalami tren meningkat.
Terlepas dari adanya keputusan pinalti, skor 1-1 sebenarnya sangat mewakili pertandingan sore itu karena kedua tim sama-sama memiliki potensi mendapat angka. Walau kalah, hasil ini tak mengubah posisi Persebaya sebagai runner up klasemen sementara IPL.
Mogoknya Persebaya dipicu keputusan wasit Saripudin yang memberikan pinalti untuk tuan rumah karena menilai bek Yusuf Hamzah melanggar Duani Pasatria. Merasa keputusan itu tidak objektif, Persebaya yang sudah merasa dikerjai sejak sebelum pertandingan, memutuskan keluar lapangan dan berniat tak melanjutkan laga.
Persebaya tidak nyaman sejak jelang pertandingan karena Panitia Pelaksana (Panpel) Arema tidak menyediakan bus untuk tim tamu. Terpaksa, rombongan tim Bajul Ijo menuju Stadion Gajayana menggunakan taksi dan sebagian diangkut mobil polsisi dan kendaraan ofisial.
"Mau ke lapangan saja tidak disediakan transportasi. Lalu di lapangan kami juga dikerjai lewat pinalti. Saya kecewa dengan pertandingan ini," ucap Pelatih Persebaya Surabaya Ibnu Grahan dengan nada kesal. Layangkan protes? "Lihat saja nanti," imbuhnya. Pinalti tuan rumah dianggapnya terlalu berlebihan karena tidak ada pelanggaran berarti.
Pertandingan sendiri sebenarnya cukup berimbang dan membuahkan skor 1-1 hingga sebelum ada keputusan pinalti. Tim tamu terlihat bakal pulang dengan tiga angka ketika unggul lebih dulu melalui Mario Karlovic di penghujung babak pertama. Arema yang tidak mau menanggung malu, berupaya bangkit di babak kedua.
Upaya tuan rumah berhasil dan akhirnya menyamakan skor via aksi Putut Waringin Jati menit 68. Sampai di sini tidak ada tanda-tanda kekecewaan Persebaya. Pada menit 82, wasit menunjuk titik putih karena menganggap Yusuf Hamzah menjatuhkan Duani. Di sinilah emosi Persebaya memuncak dan melakukan protes keras.
Sebelum eksekusi dilakukan, Persebaya pilih menarik pasukannya dan meninggalkan lapangan. Namun selang beberapa menit kemudian, laga dilanjutkan dan eksekusi pinalti yang dilakukan Herman Romansyah sukses mengoyak jala Dimas Galih. Skor 2-1 menjadi hasil laga sore itu.
"Pertandingan berlangsung ketat dan sulit karena Persebaya memiliki pemain yang bagus. Secara umum permainan cukup berimbang. Soal keputusan pinalti, wasit pastinya lebih tahu. Bagaimana pun kami harus mensyukuri tiga poin ini," kata Pelatih Arema IPL Abdulrahman Gurning seusai laga.
Dilihat dari sisi kualitas permainan, Persebaya lebih unggul dibanding Arema yang cenderung lebih bertahan. Tapi grafik performa Persebaya kurang stabil. Bermain impresif dan sering mengancam gawang Ade Mochtar, tim kebanggaan Bonek agak menurun di babak kedua. Justru Arema mengalami tren meningkat.
Terlepas dari adanya keputusan pinalti, skor 1-1 sebenarnya sangat mewakili pertandingan sore itu karena kedua tim sama-sama memiliki potensi mendapat angka. Walau kalah, hasil ini tak mengubah posisi Persebaya sebagai runner up klasemen sementara IPL.
(wbs)