PSSI minta perangi kekerasan dalam sepak bola
A
A
A
Sindonews.com – Aksi kekerasan yang dialami pemain Persib Bandung, seolah menggambar masih ada unsur kekerasan dalam sepak bola Indonesia. Untuk itulah CEO PT Liga Indonesia, yang juga Sekjen PSSI, Joko Driyono, menegaskan, jika semua elemen sepak bola Tanah Air harus bahu membahu memerangi kekerasan dalam sepak bola.
Sangat disayangkan memang, laga Persija Jakarta kontra Persib Bandung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, (22/6), terpaksa batal digelar. Padahal, tentu banyak pihak tidak hanya suporter fanatik kedua klub yang bertandingan ingin sekali menyaksikan menariknya partai klasik tersebut.
Tapi apa daya, gesekan yang kerap terjadi diantara kedua suporter, membuat laga berkelas di kompetis Tanah Air tersebut harus digelar tanpa ada penonton. Dan malahan pada akhirnya, laga tersebut batal terselenggara karena ulah dari segelintir oknum yang tidak bertanggung jawab.
“Saya memahami apa yang diminta oleh masing-masing klub (Persija dan Persib) terhadap situasi ini. Tapi yang lebih penting, sebenarnya kita harus sama-sama dalam persfektif untuk memerangi kekerasan dalam sepak bola,” ungkap Joko di Kantor PSSI, Jakarta, Senin (24/6).
Dalam kesempatan kali ini, Joko juga tidak ingin menyalahkan satu kelopok dalam kasus tersebut. Bagi Joko, jika nantinya aksi pengerusakan bus Persib dilakukan oleh The Jakmania, julukan suporter Persija, jangan langsung disamaratakan jika The Jakmania adalah kelompok yang selalu melakukan tindak anarkis.
“Kami tidak ingin ini diasosiakan kepada The Jakmania secara keseluruhan. Kami punya keyakinan bukan itu profil The Jakmania secara keseluruhan,” tegas Joko, yang juga bertindak sebagai Sekertaris Jendral (Sekjen) PSSI tersebut.
Sangat disayangkan memang, laga Persija Jakarta kontra Persib Bandung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, (22/6), terpaksa batal digelar. Padahal, tentu banyak pihak tidak hanya suporter fanatik kedua klub yang bertandingan ingin sekali menyaksikan menariknya partai klasik tersebut.
Tapi apa daya, gesekan yang kerap terjadi diantara kedua suporter, membuat laga berkelas di kompetis Tanah Air tersebut harus digelar tanpa ada penonton. Dan malahan pada akhirnya, laga tersebut batal terselenggara karena ulah dari segelintir oknum yang tidak bertanggung jawab.
“Saya memahami apa yang diminta oleh masing-masing klub (Persija dan Persib) terhadap situasi ini. Tapi yang lebih penting, sebenarnya kita harus sama-sama dalam persfektif untuk memerangi kekerasan dalam sepak bola,” ungkap Joko di Kantor PSSI, Jakarta, Senin (24/6).
Dalam kesempatan kali ini, Joko juga tidak ingin menyalahkan satu kelopok dalam kasus tersebut. Bagi Joko, jika nantinya aksi pengerusakan bus Persib dilakukan oleh The Jakmania, julukan suporter Persija, jangan langsung disamaratakan jika The Jakmania adalah kelompok yang selalu melakukan tindak anarkis.
“Kami tidak ingin ini diasosiakan kepada The Jakmania secara keseluruhan. Kami punya keyakinan bukan itu profil The Jakmania secara keseluruhan,” tegas Joko, yang juga bertindak sebagai Sekertaris Jendral (Sekjen) PSSI tersebut.
(wbs)